Artikel

Artikel

Apa yang Terjadi Setelah Kematian?

Posted 04/01/2013 | 12:01

Banyak orang memikirkan apa yang terjadi setelah kematian. Ada orang mengatakan, kematian adalah akhir hayat yang mutlak, sebab itu mereka menempuh hidup tanpa rasa takut akan konsekuensi perbuatan mereka. Yang lain mengatakan, setelah kematian akan ada penghakiman yang akan datang, karena itu orang harus bersiap dengan menempuh hidup yang tepat pada hari ini.

Ada Penghakiman dan Hidup Setelah Kematian

Alkitab memberi tahu kita bahwa Allah itu ada, dan ada pula hayat selain hidup jasmani kita dalam ruang lingkup fisik yang dapat kita lihat sekarang. Yang dapat kita lihat itu sementara, dan diciptakan oleh Allah yang tidak dapat terlihat (2 Kor. 4:18). Allah yang kekal dan tidak terlihat, yang menciptakan benda-benda yang terlihat, termasuk bumi, pohon, binatang dan umat manusia, untuk satu tujuan (Ef. 3:9, 11; Kol. 1:16; 1 Tim. 1:17). Sebagaimana Allah ada di dalam kekekalan, demikian juga ada kehidupan setelah kematian yang ditentukan oleh penghakiman Allah yang akan datang, juga adalah setelah ruang lingkup yang terlihat sekarang ini (Ibr. 9:27).

Dua Tipe Utama dari Hidup setelah Mati

1) Orang-orang yang menggenapi tujuan penciptaan Allah, yaitu orang-orang yang percaya bahwa Kristus telah mati untuk dosa-dosa mereka (Yoh. 3:16-18; Rm. 5:8) dan bangkit untuk pembenaran mereka (Rm. 4:25) dan yang menerima Allah ke dalam mereka sebagai hayat untuk menjadi satu dengan-Nya (1 Yoh. 5:12; 1 Kor. 6:17; Yoh. 14:20), akan berserta dengan Allah, esa dengan Allah, dan memerintah bersama dengan Allah atas seluruh bumi (Why. 22:5, 7). Inilah kemungkinan terbaik yang dapat terjadi pada seseorang sesudah mati.

2) Orang-orang yang tanpa Allah hari ini akan terpisah dari Allah yang pengasih sampai selamanya (Ef. 2:12). Mereka akan menderita penghukuman di lautan api, karena dibakar bersama Iblis (Satan) dan malaikat-malaikatnya yang jatuh. Lautan api bukan disediakan untuk manusia, melainkan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya (Mat. 25:41). Namun, seluruh umat manusia menjadi satu dengan Iblis sebagai akibat kejatuhan Adam (Yoh. 8:44). Karena sebagian orang tidak berpaling kembali kepada Allah, walaupun sering diperingatkan dan diberi kesempatan, Allah akan melepaskan mereka untuk menempuh masa kekekalan bersama Iblis dan mengambil bagian dalam siksaan yang dideritanya (Rm. 1:28). Inilah tipe paling buruk dari hidup setelah mati. Kami harap, banyak orang sebisanya berpaling kepada Allah dan terhindar darinya (1 Tes. 1:9-10), khususnya Anda yang membaca artikel ini.

Faktor Penentu Tipe yang Akan Anda Jalani

Untuk menempuh hidup yang mempersiapkan kita menghadapi penghakiman yang akan datang, pertama-tama kita harus menemukan apa yang akan menerima pahala, dan apa yang akan tidak diperkenan. Banyak orang memiliki konsep yang salah, mengira orang yang berbuat baik selama hidup di bumi akan masuk surga, sedangkan orang yang berbuat jahat akan masuk neraka. Konsep ini tidak sesuai dengan Alkitab. Jika Anda membaca dua tipe dari hidup setelah mati itu dengan cermat, Anda akan melihat suatu perbedaan. Faktor penentu dari kehidupan apa yang akan ditempuh seseorang selama-lamanya bukanlah tingkah laku orang itu selama hidup di bumi, melainkan apakah orang itu percaya atau tidak kepada kematian dan kebangkitan Kristus serta menerima Allah sebagai hayat.

Problem Manusia

Meskipun manusia diciptakan oleh Allah untuk menerima-Nya, manusia masih diberi kebebasan untuk memilih; menerima Allah sebagai hayat atau menerima Iblis (Kej. 2:9; Ul. 30:19). Manusia memilih menerima Iblis, yang kemudian masuk ke dalam manusia dan menjadi sifat dosa di dalam manusia. Manusia menjadi orang dosa dalam susunan dirinya dan penuh dengan dosa-dosa dalam perbuatannya (Rm. 5:19; 7:20; 3:23; 6:23). Kini di dalam manusia ada satu unsur yang menyukai ketidakadilan dan membenci keadilan, menyukai dosa dan kegelapan, dan membenci terang (Yoh. 3:19). Manusia tidak menjadi manusia yang diinginkan oleh Allah. Tanpa Allah, manusia berada di dalam dosa dan mati rohnya, yaitu bagian manusia yang diciptakan untuk mengontak dan menerima Allah (Yoh. 4:24). Jika manusia tidak bertobat, manusia ditetapkan untuk tinggal bersama Iblis selama-lamanya.

Penyelamatan Allah

Tetapi Allah, yang kaya dalam rahmat, karena kasih-Nya yang besar terhadap manusia (Ef. 2:1-5), tidak rela melihat manusia ciptaan-Nya menjadi kurban Iblis dan berakhir di lautan api bersama Iblis. Kasih inilah yang menggerakkan Allah untuk menjadi manusia, untuk bersatu dengan umat manusia yang telah menjadi kurban, mati sebagai pengganti yang sempurna untuk menyelamatkan manusia dari kebinasaan (Yoh. 12:46; 1 Pet. 3:18; Rm. 5:18). Kemudian Dia bangkit menjadi Roh pemberi-hayat, untuk memberikan hayat kepada semua orang yang percaya dan menerima-Nya (1 Kor. 15:45; Yoh. 7:39; 1 Yoh. 5:12).

Ketika Anda menerima-Nya ke dalam Anda, Dia akan membawa hayat Allah ke dalam diri Anda. Allah akan menjadi hayat Anda dan bersatu dengan Anda. Kemudian Anda harus membiarkan-Nya bertumbuh di dalam Anda untuk memenuhi seluruh diri Anda (1 Pet. 2:2; Ef. 4:15). Hal ini akan melepaskan Anda dari sifat Iblis yang sudah ada di dalam Anda sejak kelahiran Anda. Semakin besar Dia bertumbuh di dalam Anda, Anda akan semakin bebas dari penjajahan Iblis. Anda akan mengasihi seperti Allah mengasihi. Anda akan bersikap adil seperti Allah adalah adil. Anda akan menyatakan semua pekerti ilahi Allah, seperti kasih, terang, kekudusan, keadilan, kebaikan, dan sebagainya (1 Yoh. 3:14; Mrk. 10:18). Setelah hidup bersama Allah, di dalam Allah, dan bersatu dengan Allah di bumi, Anda tentu akan tahan menghadapi penghakiman. Anda akan memiliki hidup bersama Allah secara tegas, karena Anda sudah menikmati hayat kekal-Nya selama hidup di dunia ini.

Jika Anda belum berpaling kepada Allah dan menerima hayat-Nya melalui Yesus Kristus, hidup Anda masih penuh dengan Iblis, dan Anda sudah berada di bawah hukuman. Tidak peduli berapa banyak kebaikan yang Anda coba lakukan, Anda tidak mungkin menjadi sebaik itu (Rm. 3:10). Mungkin kadang-kadang Anda bersikap adil, tetapi tidak selalu. Mungkin Anda menunjukkan kasih kepada semua orang, tetapi sebenarnya Anda membenci beberapa di antara mereka di dalam hati Anda. Bukan karena Anda tidak ingin menjadi orang yang tepat, melainkan karena Anda kekurangan kuasa dari hayat ilahi. Allah itu Allah dan Iblis itu Iblis. Jika Anda memiliki Iblis dan tidak memiliki Allah, Anda tidak mungkin sempurna dalam hidup ini, dan Anda pasti akan berada dalam lautan api bersama Iblis setelah penghakiman. Jika Anda memiliki Allah yang hidup di dalam Anda, Anda bisa sempurna sama seperti Allah dalam hidup ini, dan Anda pasti akan berada bersama Allah dan bersatu dengan Allah sampai kekal (Flp. 4:13; Mat. 5:48). Yang Anda perlukan adalah menerima Yesus dengan menyeru nama-Nya dan mengaku kepada-Nya bahwa Anda adalah orang dosa dan Anda memerlukan Dia sebagai keselamatan Anda (Rm. 10:13; Kis. 2:48).

Berdoalah demikian: “O Tuhan Yesus, aku tahu bahwa Engkau telah menciptakan aku. Aku tahu bahwa aku berdosa dan tidak memiliki hayat-Mu. Aku percaya bahwa Engkau telah mati bagiku. Tuhan Yesus, masuklah ke dalamku menjadi hayatku. Aku ingin bersama-Mu sekarang dan selamanya.” Kemudian Anda perlu membaca Alkitab dan berdoa setiap hari, dan bersidang bersama kaum beriman dalam keesaan sehingga Anda dapat bertumbuh ke dalam-Nya dan terbangun dengan umat Allah. Dengan demikian, nasib Anda akan terjamin.

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, Traktat no. 11 dalam seri Pertanyaan-pertanyaan yang Paling Sering Diajukan Tentang Allah, "Apa Yang Terjadi Setelah Kita Mati?"


Fitur komentar ditutup.