Artikel

Artikel

Augustus Montague Toplady

Posted 20/02/2013 | 12:02

“Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!”(Mazmur 18:3)

Augustus Montague Toplady (1740-1778), adalah anak yang tak biasa. Ayahnya wafat ketika ia masih sangat muda, dan ia dibesarkan oleh ibunya yang selalu memanjakan dia. Dia tidak begitu disukai oleh teman-temannya dan sanak saudaranya, antara lain karena mereka tidak bisa memahami intelegensianya yang ekstrim, dan juga karena dia sering sakit-sakitan.

Kesulitan demi kesulitan terus mengikuti Toplady hingga mendekati 38 tahun usianya, namun ia tidak pernah menyerah. Sejak masih sangat muda, ia telah menunjukkan ketertarikannya dalam membina hubungan dengan Allah. Pada usia 12 tahun, dia telah menyampaikan khotbah, dan di usia 14 tahun ia mulai menulis kidung-kidung. Dia ditahbiskan menjadi imam Anglikan di usia 22 tahun. Walau beberapa orang mengira ia agak angkuh dan keras kepala, namun dari karya tulisannya menunjukkan bahwa ia adalah seorang saleh dan pengikut Kristus yang rendah hati.

Sebuah cuplikan dari jurnal pribadinya, di usia 27 tahun:

“Ya Tuhanku, jangan biarkan pelayananku hanya untuk diakui orang; tetapi untuk melakukan pekerjaan anugerah-Mu ke atas hati orang-orang yang telah Kau panggil dari kaum terpilih, yang telah Kau meteraikan dan bina dari mereka yang telah dilahirkan kembali; dan untuk memerintahkan berkat kekal-Mu ke atas jiwa mereka! Selamatkan aku dari opini pribadi, dan dari pencarian diri; dan kiranya opini dan diri berhenti, dan hanya tertuju kepada-Mu.”

 

BATU KEKAL TERBELAH (K. # 731)

1. Batu kekal terbelah, pada-Mu-lah 'lindungku.

Darah, air-Mu cucuran, 'tuk dwi ganda dosaku.

Ganjaranku lunas s'mua, lenyap patah kua-sa maut.

 

2. Walau rajin tanganku, tak penuhi tuntut-Mu.

Sia-sia tekun gai-rah-ku, tia-da guna tangisku.

'Nebus dosa tak cukup, Dikau saja Penebus.

 

3. Du-a tanganku hampa, na-ung salib-Mu b'laka.

T'lanjang, b'rilah ku jubah; picik, b'rilah ku kur-nia.

Nista, b'riku ampunan; tanpa ini ku c'laka.

 

4. Bila tiba ajalku, tutup pejam mataku.

Mu-lai alam bakaku, tampil depan takhta-Mu.

Terbelah-Mu bagiku, jamin penuh amanku.


Fitur komentar ditutup.