Artikel

Artikel

Dipenuhi Firman untuk Memperhidupkan Kristus

Posted 26/08/2014 | 12:08

Pembacaan Alkitab: Kol. 3:16; Yoh. 6:63; 15:4, 7; 2 Kor. 3:6; Flp. 2:14-16


Firman adalah perwujudan Allah yang hidup, juga adalah satu dengan Kristus yang hidup (1 Yoh. 1:1-2). Setelah mengalami berbagai tahap dalam suatu proses, maka Allah Tritunggal hari ini telah menjadi Roh itu. Roh ini almuhit karena Ia tidak saja mencakup sifat ilahi, juga sifat insani, kehidupan insani, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan. Ia mencakup segala apa adanya, segala milik, dan segala yang telah digenapi dan dicapai oleh Allah Tritunggal. Hari ini, di manakah Roh itu? Perjanjian Baru menunjukkan bahwa Roh itu terwujud di dalam firman. Tuhan Yesus sendiri mengatakan, "Perkataan‑perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup" (Yoh. 6:63).

Untuk membantu pengertian kita, kita boleh memakai ilustrasi menggores atau menyalakan korek api. Kita dapat mengibaratkan Alkitab se­bagai korek api dan Roh sebagai fosfor. Hari ini Allah Tritunggal adalah Roh itu, dan Roh itu terwujud di dalam firman. Walau kita sukar meme­gang Roh itu, tetapi kita dapat membawa Alkitab dengan mudah. Sebagaimana kita memiliki fosfor melalui korek api, demikian pula kita memiliki Roh itu melalui Alkitab.

Namun, sekalipun firman adalah perwujudan Roh itu, banyak orang Kristen yang tidak berkontak dengan firman melalui Roh itu. Walau mereka sangat menyukai Alkitab, ketika mereka "menggores" firman, korek api ini tidak menyala. Jika kita ingin menyalakan sebuah korek api, tidak cukup hanya mengasihi korek api itu. Kita perlu menggores korek api itu dengan tepat. Seprinsip dengan itu, bila kita ingin berkontak dengan Roh yang terwujud dalam firman, kita perlu "menggores" "korek api" firman itu melalui melatih roh kita. Kalau kita ingin "menggores" "korek api" firman, kita harus melatih roh kita. Janganlah menggunakan pikiran atau emosi Anda untuk menggores firman. Firman hanya akan menyala dalam pengalaman kita jika kita menggores­nya di dalam roh kita. Inilah alasan perlunya kita melatih roh kita untuk berdoa ketika kita membaca firman Allah, yakni mendoabacakan firman.

Karena manusia telah jatuh, maka rohnya tertidur, namun pikiran dan emosi jiwanya sangatlah aktif. Pikiran laki‑laki sangat aktif, sedangkan pada perempuan, emosinyalah yang aktif. Dalam manusia yang telah jatuh bagian yang paling malas dan tidak aktif ialah roh. Seka­lipun kita telah beroleh selamat dan dilahirkan kembali, roh kita mungkin masih malas dan tertidur. Bila ada be­berapa saudara-saudari berdoa, mungkin mereka berdoa dengan pikiran atau emosi, bukan dengan roh. Dalam membaca Alkitab pun demikian halnya. Dari pengalaman kita dapat bersaksi setiap kali kita menggores firman dengan roh kita, kita akan beroleh terang. Firman hayat akan menjadi terang dalam pengalaman kita. Tidak hanya demikian, fir­man akan menjadi hayat yang mencakup kasih, kekudusan, kebenaran, kekuatan, tenaga, dan kekuasaan. Inilah kesatuan firman hayat dengan Kristus yang hidup juga de­ngan berbagai macam atribut dari Allah Tritunggal.

Kita tidak boleh menganggap Alkitab hanya sekadar kitab teologi yang mewahyukan apa dan siapa Allah, dan apa yang Allah kehendaki kita lakukan untuk berkontak dengan Dia. Alkitab bukan hanya wahyu yang obyektif ten­tang Allah dan tuntutan‑Nya. Alkitab seharusnya juga men­jadi pohon hayat untuk kita makan. Pohon pengetahuan mendatangkan kematian, tetapi pohon hayat mendatangkan suplai hayat ilahi. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus, "Hukum yang tertulis mematikan" (2 Kor. 3:6). Tetapi jika kita memakai roh kita untuk memakan firman, Alkitab akan menjadi kitab hayat dalam pengalaman kita. Dengan de­mikian kita akan tersuplai dengan hayat melalui setiap ayatnya. Banyak orang Kristen yang telah “terbunuh” oleh Alkitab yang harfiah. Yang kita perlukan sebenarnya bukan doktrin yang bertumpuk‑tumpuk, melainkan hayat dari Roh itu. Kita perlu menerima Alkitab sebagai pohon hayat kita.

Dalam Yohanes 15:4 Tuhan Yesus berkata, "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu." Tetapi dalam ayat 7 Ia berkata, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman‑Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." Perha­tikan, dalam ayat 4 Tuhanlah yang tinggal di dalam kita, sedangkan dalam ayat 7 yang tinggal di dalam kita adalah firman‑Nya. Ini menunjukkan tinggalnya firman Tuhan di dalam kita sama dengan Tuhan sendiri yang tinggal di da­lam kita. Jika kita tidak memiliki firman‑Nya tinggal di dalam kita, sulitlah kita mengalami tinggalnya Dia sendiri di dalam. kita. Tuhan itu abstrak, tetapi firman‑Nya konkret.

Kita tidak saja perlu mengontak firman dengan pikiran kita, tetapi juga dengan roh kita yang dilahirkan kembali. Bila kita memakai roh kita untuk mengontak firman, maka firman akan menjadi satu dengan Tuhan sendiri dalam peng­alaman kita. Dengan demikian firman akan menjadi hidup, memberi energi, dan penuh dengan atribut ilahi seperti te­rang, hayat, kasih, kekudusan, kebenaran, dan kekuatan. Melalui menerima firman sedemikian inilah baru kita dapat memperhidupkan Kristus.

Tuhan Yesus menga­takan manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Tetapi, firman bukan hanya makanan dan suplai hayat kita saja, ia juga "anti­biotik" rohani. Kita tidak saja harus beroleh makanan melalui firman, tetapi juga harus disuntik olehnya untuk me­nangkal segala macam gangguan, kesukaran, kelemahan, dan "penyakit". Bersungut‑sungut dan berbantah‑bantahan adalah penyakit rohani yang perlu kita hadapi melalui sun­tikan firman. Dari hari ke hari kita perlu mendoabacakan firman dan menyanyikan firman agar kita menerima sun­tikan lebih lanjut. Jika kita mendoabacakan Filipi 2:14, kita akan menerima suntikan untuk menangkal sungut-­sungut dan perbantahan.

Kita perlu menerima Alkitab sebagai kitab hayat. Se­luruh isi Alkitab adalah firman hayat. Sebagai firman ha­yat, Alkitab adalah makanan kita. Bukankah bodoh sekali kalau kita hanya mempelajari makanan dan tidak mema­kannya? Jika kita ingin menyelidiki makanan kita, tetapi tidak memakannya, akhirnya kita akan mati kelaparan. Demikian pula, jika kita tidak memakan firman, kita akan mati secara rohani. Karenanya penting sekali kita mema­kan firman melalui mendoabacakan dan menyanyikannya.

Yang diperlukan Tuhan dalam pemulihan‑Nya hari ini adalah sekelompok orang yang memperhidupkan Kristus, yang bercahaya se­perti bintang‑bintang, dan yang menyatakan firman hayat, bukan sekelompok manusia yang agamis. Bila kita setiap hari dipenuhi dengan kekayaan firman hidup, dengan spontan kita akan menyatakan firman hayat itu. Kita akan menyatakan firman hayat itu kepada orang lain dan melayankannya kepada mereka. Ini berarti memperbesar Kristus dan memperhidupkan Kristus. Kristus sendiri adalah firman hidup, firman hayat. Karena itu, bila kita dipenuhi dengan firman hayat, kita akan menyatakan dan memperbesar Kristus. Inilah cara memperhidupkan Kristus.