Artikel

Artikel

Ditransformasi bagi Pembangunan Gereja

Posted 31/07/2013 | 12:07

Pembacaan Alkitab: Ef. 3:8b, 17-18; 2 Kor. 3:16-18; 1 Ptr. 2:2-5


Efesus 3:8 membicarakan kekayaan Kristus yang tidak terduga, dan Efesus 3:17 membicarakan Kristus be­rumah di hati kita. Ini menunjukkan bahwa Kristus yang berumah di dalam kita ialah Kristus beserta kekayaan­-Nya yang tidak terduga. Kekayaan Kristus yang tidak terduga ialah untuk kenikmatan kita. Dari hari ke hari, bahkan dari waktu ke waktu, kita perlu menikmati keka­yaan yang ajaib, indah, tidak terukur, tidak terbatas, dan almuhit ini. Sulit sekali membuat daftar segenap butir dari ke­kayaan Kristus. Kekayaan Kristus me­lampaui kemampuan kita untuk membicarakannya atau menghitungnya. Untuk memasuki kekayaan Kristus da­lam Kitab Efesus, kita perlu merenungkan pengalaman‑pengalaman Paulus atas kekayaan ini seperti yang diwahyukan dalam Kitab 2 Korintus.

Salah satu aspek penting dari kekayaan Kristus yang dialami oleh Paulus dan kaum beriman seperti yang diwahyukan dalam Kitab 2 Korintus adalah transformasi. Paulus mengatakan kita di­transformasi menjadi serupa dengan gambar‑Nya ketika kita memandang kemuliaan Tuhan dengan muka yang ti­dak berselubung (2 Kor. 3:18). Walau banyak orang Kristen menaruh perhatian pada karunia‑karunia, yang memperhatikan masalah transformasi tidaklah banyak. Transformasi terjadi secara perlahan‑lahan melalui pertumbuhan hayat. Hal ini terjadi demikian lambat se­hingga seolah tidak terjadi apa‑apa. Sebagai contoh, bagi seorang ibu, anaknya yang masih kecil mungkin tampak sama setiap harinya. Padahal, anak itu berangsur‑angsur bertumbuh.

Gereja ialah keluapan Kristus. Untuk menjadi keluapan Kristus secara nyata, kita perlu ditransformasi. Dua Korintus 3:18 mengatakan bahwa ketika kita memandang dan memantulkan kemu­liaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung, kita akan diubah menjadi serupa dengan gambar‑Nya, dari kemuliaan ke kemuliaan. Ya, kita memang masih memiliki kekurangan‑kekurangan dan kegagalan-kegagalan, tetapi kita sedang dalam proses transformasi. Semakin kita ditransformasi, kita akan semakin menjadi keluapan Kristus.

Memperbaiki orang secara lahiriah melalui menyuruh mereka memelihara peraturan‑peraturan itu mudah, te­tapi membiarkan hayat ilahi bertumbuh di batin itu memerlukan waktu. Sebagai contoh, Anda dapat membuat sekuntum bunga tiruan dalam waktu singkat, tetapi un­tuk menghasilkan sekuntum bunga yang sejati, sekuntum bunga yang hidup dan wangi, diperlukan waktu beberapa bulan. Jika kita mengatur orang secara lahiriah, kita ha­nya akan menunda‑nunda proses pertumbuhan hayat. Sebab itu, kita harus bersabar hati dan membiarkan Tuhan bertumbuh di dalam kaum saleh. Pada akhirnya, pertumbuhan hayat itu akan menghasilkan perubahan­-perubahan yang didambakan. Itulah perbedaan antara gereja dengan kelompok sosial.

Transformasi berbeda dari sekadar perubahan. Sebagai contoh, misalkan seseorang sakit, dan air mukanya terlihat tidak sehat. Dia mungkin mencoba memperbaiki penampilannya dengan berdandan. Hari ini banyak orang, termasuk orang Kristen, terlibat dalam pekerjaan perbaikan secara luaran. Perubahan luaran semacam itu mutlak berbeda dengan transformasi yang hidup, yang batini.  Jika kitasakit, yang kita perlukan adalah makanan yang bergizi. Akhirnya makanan itu membuat kita sehat dan memulihkan warna kulit pada wajah kita. Kita tidak perlu merias wajah kita, karena warna kulit yang sehat berasal dari perawatan yang di dalam. Kita makan, mencerna, dan mengasimilasi makanan yang bergizi. Gizi ditransmisikan ke dalam sel tubuh kita, membuat kita sehat. Ini adalah sebuah ilustrasi dari transformasi.  

Petrus mendorong kita untuk mendambakan susu firman yang sejati yang dengannya kita dapat bertumbuh dan beroleh transformasi. Kita tidak bertumbuh dan beroleh koreksi luaran atau pembenahan luaran atau perbaikan luaran. Sebaliknya, kita bertumbuh dan beroleh transformasi batiniah oleh hayat dan di dalam hayat. Petrus memulai 1 Petrus 2:2 dengan perkataan "Seperti bayi yang baru lahir". Kata "bayi yang baru lahir" menunjukkan suatu organisme yang hidup. Seorang bayi yang baru lahir itu hidup dan organik. Sebagai bayi yang baru lahir yang sedemikian, kita perlu minum susu yang murni dari firman. Kemudian susu itu akan memberikan perawatan yang hidup, yang organik. Dengan spontan hayat di dalam kita akan bekerja sama dengan perawatan susu itu sehingga kita dapat bertumbuh. Karena itu, sebagai bayi yang baru lahir, kita seharusnya mendambakan susu firman yang murni sehingga melaluinya kita dapat bertumbuh dan beroleh transformasi.

Kita bisa menggunakan ilustrasi kayu yang membatu sebagai ilustrasi tentang transformasi. Di Arizona ada suatu tempat yang dikenal dengan hutan yang membatu, suatu daerah yang berisi banyak kayu yang membatu. Kayu yang membatu adalah kayu yang telah ditransformasi menjadi batu. Selama sejangka waktu, air telah mengaliri kayu dan meresapi kayu. Melalui aliran air ini, substansi kayu ini telah ditransformasi menjadi batu. Di satu pihak, unsur kayu disingkirkan; di pihak lain, unsur batu dimasukkan untuk menggantikan unsur kayu. Dengan jalan ini kayu menjadi batu.  

Prinsip ini sama dengan pengalaman kita akan transformasi. Jika kita mendambakan susu firman, susu ini akan menjadi seperti arus air hidup yang mengalir di dalam kita. Ketika kita tinggal di dalam aliran ini, aliran ini akan menyingkirkan semua substansi alamiah kita dan menggantikannya dengan mineral-mineral yang surgawi dan ilahi. Mineral-mineral ini sesungguhnya adalah Kristus. Berangsur-angsur, setelah sejangka waktu, kita akan ditransformasi atau "dibatukan"; maksudnya, kita akan menjadi batu hidup yang berharga.

Jika kita ingin ditransformasi, setiap hari kita perlu datang kepada Tuhan sebagai susu. Kita telah menunjukkan bahwa jalan untuk datang kepada Kristus sebagai batu yang hidup adalah minum susu yang murni dari firman. Ini berarti kita datang kepada Kristus melalui meminum Dia. Jika kita setiap hari minum susu firman, kita akan ditransformasi. Transformasi tidak dapat terjadi dalam semalaman. Kayu di Arizona memerlukan waktu yang sangat panjang untuk diubah menjadi kayu yang membatu. Transformasi memerlukan waktu yang panjang. Anda tidak dapat ditransformasi hanya dalam beberapa bulan atau dalam beberapa tahun. Mungkin Anda merasa tidak betah sebab proses ini terlalu panjang, tetapi kita tidak boleh melarikan diri dari proses ini, sebab nasib kita adalah ditransformasi. Allah telah memilih kita. Juga, dalam pengalaman kita, kita telah "ditangkap" oleh Dia, dan kita tidak dapat melarikan diri, tidak peduli bagaimana kerasnya kita berusaha. Karena itu, daripada mencoba melarikan diri, kita seharusnya dengan beristirahat saja di dalam aliran air hidup dan membiarkan air ini melewati kita sehingga kita dapat ditransformasi.

Menurut 1 Petrus 2:5, sebagai batu-batu hidup kita dibangun bersama menjadi rumah rohani. Meskipun susu firman yang penuh gizi adalah untuk merawat jiwa melalui pikiran, namun akhirnya merawat roh kita, agar kita tidak bersifat jiwani, melainkan rohani, cocok untuk dibangun sebagai rumah rohani Allah. Sasaran Allah atas kaum beriman adalah memiliki rumah yang terbangun dengan batu hidup. Batu-batu itu bukannya tersebar dan terserak, juga bukan batu-batu yang hanya dikumpulkan dan ditumpuk, melainkan batu-batu yang dibangun satu dengan yang lainnya.  

Rumah rohani yang ke dalamnya kita terbangun adalah bangunan Allah. Akhirnya, bangunan ini akan rampung di dalam Yerusalem Baru. Di Yerusalem Baru tidak akan ada lagi tanah liat, karena semua tanah liat telah ditransformasi menjadi batu permata. Ini berarti Yerusalem Baru dibangun dengan batu-batu permata. Kita sedang menjadi batu-batu permata yang terbangun menjadi Yerusalem Baru. Haleluya, pekerjaan pembangunan sekarang sedang berlangsung melalui proses pembatuan, transformasi. Hal ini terjadi ketika kita setiap hari, setiap jam, datang kepada Kristus sebagai susu dan meminum Dia. Kemudian kita akan memiliki aliran, arus, yang mentransformasi kita dari tanah liat menjadi batu berharga bagi pembangunan Allah.