Artikel

Artikel

Hari Raya Roti Tidak Beragi

Posted 23/04/2014 | 12:04

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 5:6-8; Kel. 12:15-20; 13:7


Kristus adalah Paskah kita. Kita adalah umat pilihan Allah, yang telah dilewati Allah, sebagaimana yang dilambangkan oleh Paskah dalam Keluaran 12. Dalam Paskah ini, Kristus tidak hanya Domba Paskah, lebih-lebih adalah seluruh Paskah. Untuk menjadi Paskah kita, Dia disembelih dan dipersembahkan di atas salib, menebus kita, agar kita didamaikan dengan Allah. Itulah sebabnya, kita dapat menikmati Dia sebagai perayaan di hadapan Allah. Dalam perayaan ini tidak boleh ada ragi, karena dosa dan Kristus Sang Penebus tidak dapat tinggal berdampingan (1 Kor. 5:6-7).

Dalam Surat 1 Korintus Paulus membandingkan kaum beriman dengan bani Israel. Sejarah bani Israel merupakan suatu lambang yang lengkap dari hidup kristiani kita dalam gereja. Ketika membaca sejarah bani Israel, kita harus menyadari bahwa kita sedang membaca sejarah kita sendiri. Apa yang menimpa mereka merupakan lambang dari pengalaman kita hari ini. Mereka makan manna di padang gurun; kita juga makan manna. Mereka minum air hidup; kita juga minum air hidup. Mereka mempunyai batu karang yang mengikuti mereka; kita juga mempunyai batu karang. Mereka mengalami Paskah; kita juga mempunyai Paskah, Paskah yang adalah Kristus itu sendiri. Selain itu, setelah Paskah, mereka mengadakan hari raya roti tidak beragi. Ini menunjukkan bahwa kita juga harus merayakan hari raya ini. Kehidupan gereja adalah hari raya roti tidak beragi.

Hari raya Paskah terjadi pada hari pertama pesta perayaan roti tak beragi, yang seluruhnya berlangsung selama tujuh hari. Ini berarti, ketika hari raya Paskah dimulai, hari raya roti tak beragi pun dimulai. Akan tetapi, hari raya Paskah berlangsung satu hari saja, sedangkan hari raya roti tak beragi berlangsung terus selama enam hari lagi. Inilah sebabnya hari raya Paskah dapat juga disebut hari raya roti tak beragi. Lukas 22:7 mengatakan, "Maka tibalah hari raya roti tidak beragi, yaitu di mana orang harus menyembelih Paskah." Tuhan Yesus sebagai penggenapan Paskah ditangkap pada malam menjelang hari raya Paskah.

Mengenai Paskah, yang Alkitab pentingkan adalah perihal makan Paskah. Misalnya, Lukas 22 mengatakan Tuhan makan Paskah bersama murid-murid-Nya (ayat 11, 15). Jadi Paskah adalah suatu jamuan untuk kita makan. Keluaran 12 mengatakan makan daging, roti tak beragi dan sayur pahit. Makna makan terletak pada fakta bahwa kita hidup dari apa yang kita makan. Dalam penghidupan kita tidak ada yang lebih baik daripada makan. Bani Israel tidak boleh makan roti yang beragi selama tujuh hari. Keluaran 12:15 mengatakan, "Kamu makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya; pada hari pertama pun kamu buanglah segala ragi dari rumahmu." Menurut 12:19, tidak boleh didapati ragi dalam rumah-rumah dan menurut 13:7, tidak boleh ada ragi yang terlihat pada bani Israel. Selama masa hari raya roti tidak beragi, bani Israel tidak boleh makan roti yang beragi, ragi harus dibuang dari rumah mereka dan roti yang beragi tidak boleh kelihatan pada mereka.  

Dari 1 Korintus 5:7-8, kita mengetahui bahwa di sini kita memiliki dua pesta. Ketika beroleh selamat, kita menikmati hari raya Paskah. Tetapi kini, sepanjang hidup kristiani kita, kita harus menikmati hari raya roti tidak beragi. Hari Raya Roti Tidak Beragi merupakan kelanjutan dari Paskah (Kel. 12:15-20). Dalam perlambangan, tujuh hari dari hari raya roti tidak beragi menandakan seluruh hidup kristiani kita. Jadi, kehidupan kristiani adalah suatu hari raya roti tidak beragi, yaitu suatu pesta untuk menikmati Kristus sebagai suplai hayat tanpa ragi. Hari Raya ini berlangsung selama tujuh hari, jangka waktu yang lengkap, menandakan seluruh waktu hidup kristiani kita, dari hari pertobatan kita sampai pada hari keterangkatan kita. Ini adalah masa perayaan yang panjang. Kita tidak boleh merayakannya dengan ragi yang lama, yaitu dosa dari sifat kita yang usang, tetapi dengan roti tidak beragi, yaitu Kristus. Hanya Dialah suplai hayat yang sejati dan riil, murni, tanpa campuran, bahkan penuh realitas. Perayaan adalah waktu untuk menikmati pesta. Seluruh kehidupan orang Kristen seharusnya merupakan pesta yang demikian, menikmati Kristus sebagai pesta kita, sebagai suplai hayat yang limpah bagi kita.

Makan roti tidak beragi menunjukkan bahwa umat Allah tidak seharusnya hidup di dalam dosa, yakni tidak seharusnya memperhidupkan penghidupan kedosaan. Dalam Alkitab ragi melambangkan kedosaan, kejahatan, yang bobrok dan najis dalam pandangan Allah. Dalam I Korintus 5:8 Paulus mengatakan, "ragi keburukan dan kejahatan." Di dalam diri sendiri, kita tidak dapat memiliki kehidupan semacam ini. Akan tetapi, dalam Kristus, kita dapat menempuh satu kehidupan yang tanpa dosa. Kita telah diletakkan ke dalam Kristus, dan kini kita harus belajar hidup di dalam Kristus dan oleh Kristus. Kemudian Dia akan menjadi suplai hayat yang tidak beragi bagi kita. Dia akan menjadi sumber, pancaran dari hayat dan kehidupan yang tanpa dosa. Karena kita memiliki sumber dan suplai yang sedemikian ini, tidaklah mustahil bagi kita untuk menempuh satu kehidupan tanpa dosa.  

Jika kita mau menempuh satu kehidupan tanpa dosa, maka setiap hari kita harus makan Kristus sebagai roti yang tidak beragi. Para ahli gizi mengatakan bahwa kita akan menjadi seperti apa yang kita makan. Jika kita makan roti tidak beragi, akhirnya kita akan tersusun dari roti yang tidak beragi. Kemudian kita akan menempuh satu kehidupan yang tanpa ragi. Meskipun di dalam diri sendiri kita tidak mungkin tidak berdosa, namun di dalam Kristus kita dapat menjadi tanpa dosa melalui makan Dia sebagai sumber dan suplai dari hayat yang tanpa dosa. Karena Kristus, sumber kita, tidak beragi, maka jika kita berpesta dengan Dia setiap hari, kita dapat memiliki satu kehidupan gereja yang tanpa ragi.

Daging anak domba Paskah melambangkan hayat Kristus yang tidak berdosa. Kita tidak hanya menerima Kristus dalam kematianNya dan kebangkitan-Nya, bahkan dalam ketidak berdosaannya, karena hayat-Nya bukan hayat yang tersalib dan bangkit saja tetapi juga hayat yang tak berdosa. Sebab itu kita harus makan daging anak domba dan roti tidak beragi. Artinya mulai pada saat kita menerima Kristus dan beroleh selamat serta mempunyai suatu permulaan baru dalam hayat, kita mulai menempuh hayat tanpa ragi, penghidupan yang tanpa dosa.  

Keluaran 13:7 mengatakan tidak boleh ada ragi yang terlihat pada bani Israel. Dalam kehidupan kristiani kita tidak boleh ada ragi yang terlihat. Walaupun tidak mungkin kita tidak berdosa, kita harus menanggulangi setiap dosa yang terungkap dan yang terlihat. Artinya kita berkewajiban menanggulangi dosa yang kita sadari. Tiap kali kita menemukan suatu dosa dalam kehidupan kita, kita harus menanggulanginya. Namun demikian tidaklah berarti kita tidak akan berdosa lagi. Mungkin banyak sekali dosa dalam kehidupan dan lingkungan kita di luar kesadaran kita. Namun begitu kita menyadarinya kita harus menanggulanginya. Kita harus menanggulangi dosa yang kita sadari. Kita tidak seharusnya membiarkan dosa apa pun.

Dalam Keluaran 12:19, kepada bani Israel diberikan peringatan tegas, "Setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, orang itu harus dilenyapkan dari antara jemaah Israel baik ia orang asing, baik ia orang asli." Dilenyapkan dari jemaah Israel berarti dilenyapkan dari persekutuan umat pilihan Allah. Perkataan yang serius ini berhubungan dengan perkataan Paulus dalam I Korintus 5:13, "Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu." Mengusir seseorang berarti memutuskan dia dari persekutuan gereja. Jika kita membiarkan dosa pada saat itu diungkapkan, persekutuan kita akan terputus. Ini menunjukkan bahwa selaku orang-orang Kristen kita seharusnya menempuh kehidupan tanpa dosa, tidak membiarkan dosa apa pun yang sudah disingkapkan. Menanggulangi dosayang terungkap berarti mengadakan hari raya roti tidak beragi. 

Sewaktu kita beroleh selamat, kita menikmati hari raya Paskah. Namun pesta ini seharusnya diikuti langsung oleh pesta roti tidak beragi. Ini menerangkan bahwa kenikmatan orang Kristen tidak seharusnya berhenti. Namun demikian, dalam pengalaman banyak orang Kristen, pesta Paskah tidak diikuti oleh pesta roti tidak beragi. Pada saat mereka diselamatkan, mereka sangat gembira. Tapi kenikmatan ini tidak lama, karena mereka tidak mengadakan hari raya roti tidak beragi. Artinya, mereka tidak menanggulangi kehidupan kedosaan. Setelah kita menerima Tuhan dan beroleh selamat seharusnya kita memperpanjang kenikmatan kita dengan menanggulangi dosa. Bukan hanya sehari, melainkan tujuh hari. Artinya berlangsung selama masa hidup kita. Seluruh hidup kita setelah beroleh selamat seharusnya merupakan pesta roti tidak beragi.

Kristus Paskah kita telah dikorbankan sehingga kita harus membersihkan ragi yang lama agar kita merayakan hari raya roti tidak beragi. Kita merayakan hari raya ini dengan menanggulangi dosa dan menempuh penghidupan tanpa dosa. Tiap saat begitu hal-hal kedosaan tersingkap, kita langsung menanggulanginya. Dengan demikian, tidak akan ada ragi yang terlihat dalam rumah kita. Kristuslah roti yang tidak beragi. Semakin makan Dia, kita akan makin tidak beragi. Satu-satunya jalan untuk menghentikan dan menanggulangi dosa adalah makan hayat Kristus yang tersalib, yang bangkit dan yang tidak berdosa.

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 5:6-8; Kel. 12:15-20; 13:7


Kristus adalah Paskah kita. Kita adalah umat pilihan Allah, yang telah dilewati Allah, sebagaimana yang dilambangkan oleh Paskah dalam Keluaran 12. Dalam Paskah ini, Kristus tidak hanya Domba Paskah, lebih-lebih adalah seluruh Paskah. Untuk menjadi Paskah kita, Dia disembelih dan dipersembahkan di atas salib, menebus kita, agar kita didamaikan dengan Allah. Itulah sebabnya, kita dapat menikmati Dia sebagai perayaan di hadapan Allah. Dalam perayaan ini tidak boleh ada ragi, karena dosa dan Kristus Sang Penebus tidak dapat tinggal berdampingan (1 Kor. 5:6-7).

Dalam Surat 1 Korintus Paulus membandingkan kaum beriman dengan bani Israel. Sejarah bani Israel merupakan suatu lambang yang lengkap dari hidup kristiani kita dalam gereja. Ketika membaca sejarah bani Israel, kita harus menyadari bahwa kita sedang membaca sejarah kita sendiri. Apa yang menimpa mereka merupakan lambang dari pengalaman kita hari ini. Mereka makan manna di padang gurun; kita juga makan manna. Mereka minum air hidup; kita juga minum air hidup. Mereka mempunyai batu karang yang mengikuti mereka; kita juga mempunyai batu karang. Mereka mengalami Paskah; kita juga mempunyai Paskah, Paskah yang adalah Kristus itu sendiri. Selain itu, setelah Paskah, mereka mengadakan hari raya roti tidak beragi. Ini menunjukkan bahwa kita juga harus merayakan hari raya ini. Kehidupan gereja adalah hari raya roti tidak beragi.

Hari raya Paskah terjadi pada hari pertama pesta perayaan roti tak beragi, yang seluruhnya berlangsung selama tujuh hari. Ini berarti, ketika hari raya Paskah dimulai, hari raya roti tak beragi pun dimulai. Akan tetapi, hari raya Paskah berlangsung satu hari saja, sedangkan hari raya roti tak beragi berlangsung terus selama enam hari lagi. Inilah sebabnya hari raya Paskah dapat juga disebut hari raya roti tak beragi. Lukas 22:7 mengatakan, "Maka tibalah hari raya roti tidak beragi, yaitu di mana orang harus menyembelih Paskah." Tuhan Yesus sebagai penggenapan Paskah ditangkap pada malam menjelang hari raya Paskah.

Mengenai Paskah, yang Alkitab pentingkan adalah perihal makan Paskah. Misalnya, Lukas 22 mengatakan Tuhan makan Paskah bersama murid-murid-Nya (ayat 11, 15). Jadi Paskah adalah suatu jamuan untuk kita makan. Keluaran 12 mengatakan makan daging, roti tak beragi dan sayur pahit. Makna makan terletak pada fakta bahwa kita hidup dari apa yang kita makan. Dalam penghidupan kita tidak ada yang lebih baik daripada makan. Bani Israel tidak boleh makan roti yang beragi selama tujuh hari. Keluaran 12:15 mengatakan, "Kamu makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya; pada hari pertama pun kamu buanglah segala ragi dari rumahmu." Menurut 12:19, tidak boleh didapati ragi dalam rumah-rumah dan menurut 13:7, tidak boleh ada ragi yang terlihat pada bani Israel. Selama masa hari raya roti tidak beragi, bani Israel tidak boleh makan roti yang beragi, ragi harus dibuang dari rumah mereka dan roti yang beragi tidak boleh kelihatan pada mereka.  

Dari 1 Korintus 5:7-8, kita mengetahui bahwa di sini kita memiliki dua pesta. Ketika beroleh selamat, kita menikmati hari raya Paskah. Tetapi kini, sepanjang hidup kristiani kita, kita harus menikmati hari raya roti tidak beragi. Hari Raya Roti Tidak Beragi merupakan kelanjutan dari Paskah (Kel. 12:15-20). Dalam perlambangan, tujuh hari dari hari raya roti tidak beragi menandakan seluruh hidup kristiani kita. Jadi, kehidupan kristiani adalah suatu hari raya roti tidak beragi, yaitu suatu pesta untuk menikmati Kristus sebagai suplai hayat tanpa ragi. Hari Raya ini berlangsung selama tujuh hari, jangka waktu yang lengkap, menandakan seluruh waktu hidup kristiani kita, dari hari pertobatan kita sampai pada hari keterangkatan kita. Ini adalah masa perayaan yang panjang. Kita tidak boleh merayakannya dengan ragi yang lama, yaitu dosa dari sifat kita yang usang, tetapi dengan roti tidak beragi, yaitu Kristus. Hanya Dialah suplai hayat yang sejati dan riil, murni, tanpa campuran, bahkan penuh realitas. Perayaan adalah waktu untuk menikmati pesta. Seluruh kehidupan orang Kristen seharusnya merupakan pesta yang demikian, menikmati Kristus sebagai pesta kita, sebagai suplai hayat yang limpah bagi kita.

Makan roti tidak beragi menunjukkan bahwa umat Allah tidak seharusnya hidup di dalam dosa, yakni tidak seharusnya memperhidupkan penghidupan kedosaan. Dalam Alkitab ragi melambangkan kedosaan, kejahatan, yang bobrok dan najis dalam pandangan Allah. Dalam I Korintus 5:8 Paulus mengatakan, "ragi keburukan dan kejahatan." Di dalam diri sendiri, kita tidak dapat memiliki kehidupan semacam ini. Akan tetapi, dalam Kristus, kita dapat menempuh satu kehidupan yang tanpa dosa. Kita telah diletakkan ke dalam Kristus, dan kini kita harus belajar hidup di dalam Kristus dan oleh Kristus. Kemudian Dia akan menjadi suplai hayat yang tidak beragi bagi kita. Dia akan menjadi sumber, pancaran dari hayat dan kehidupan yang tanpa dosa. Karena kita memiliki sumber dan suplai yang sedemikian ini, tidaklah mustahil bagi kita untuk menempuh satu kehidupan tanpa dosa.  

Jika kita mau menempuh satu kehidupan tanpa dosa, maka setiap hari kita harus makan Kristus sebagai roti yang tidak beragi. Para ahli gizi mengatakan bahwa kita akan menjadi seperti apa yang kita makan. Jika kita makan roti tidak beragi, akhirnya kita akan tersusun dari roti yang tidak beragi. Kemudian kita akan menempuh satu kehidupan yang tanpa ragi. Meskipun di dalam diri sendiri kita tidak mungkin tidak berdosa, namun di dalam Kristus kita dapat menjadi tanpa dosa melalui makan Dia sebagai sumber dan suplai dari hayat yang tanpa dosa. Karena Kristus, sumber kita, tidak beragi, maka jika kita berpesta dengan Dia setiap hari, kita dapat memiliki satu kehidupan gereja yang tanpa ragi.

Daging anak domba Paskah melambangkan hayat Kristus yang tidak berdosa. Kita tidak hanya menerima Kristus dalam kematianNya dan kebangkitan-Nya, bahkan dalam ketidak berdosaannya, karena hayat-Nya bukan hayat yang tersalib dan bangkit saja tetapi juga hayat yang tak berdosa. Sebab itu kita harus makan daging anak domba dan roti tidak beragi. Artinya mulai pada saat kita menerima Kristus dan beroleh selamat serta mempunyai suatu permulaan baru dalam hayat, kita mulai menempuh hayat tanpa ragi, penghidupan yang tanpa dosa.  

Keluaran 13:7 mengatakan tidak boleh ada ragi yang terlihat pada bani Israel. Dalam kehidupan kristiani kita tidak boleh ada ragi yang terlihat. Walaupun tidak mungkin kita tidak berdosa, kita harus menanggulangi setiap dosa yang terungkap dan yang terlihat. Artinya kita berkewajiban menanggulangi dosa yang kita sadari. Tiap kali kita menemukan suatu dosa dalam kehidupan kita, kita harus menanggulanginya. Namun demikian tidaklah berarti kita tidak akan berdosa lagi. Mungkin banyak sekali dosa dalam kehidupan dan lingkungan kita di luar kesadaran kita. Namun begitu kita menyadarinya kita harus menanggulanginya. Kita harus menanggulangi dosa yang kita sadari. Kita tidak seharusnya membiarkan dosa apa pun.

Dalam Keluaran 12:19, kepada bani Israel diberikan peringatan tegas, "Setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, orang itu harus dilenyapkan dari antara jemaah Israel baik ia orang asing, baik ia orang asli." Dilenyapkan dari jemaah Israel berarti dilenyapkan dari persekutuan umat pilihan Allah. Perkataan yang serius ini berhubungan dengan perkataan Paulus dalam I Korintus 5:13, "Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu." Mengusir seseorang berarti memutuskan dia dari persekutuan gereja. Jika kita membiarkan dosa pada saat itu diungkapkan, persekutuan kita akan terputus. Ini menunjukkan bahwa selaku orang-orang Kristen kita seharusnya menempuh kehidupan tanpa dosa, tidak membiarkan dosa apa pun yang sudah disingkapkan. Menanggulangi dosayang terungkap berarti mengadakan hari raya roti tidak beragi. 

Sewaktu kita beroleh selamat, kita menikmati hari raya Paskah. Namun pesta ini seharusnya diikuti langsung oleh pesta roti tidak beragi. Ini menerangkan bahwa kenikmatan orang Kristen tidak seharusnya berhenti. Namun demikian, dalam pengalaman banyak orang Kristen, pesta Paskah tidak diikuti oleh pesta roti tidak beragi. Pada saat mereka diselamatkan, mereka sangat gembira. Tapi kenikmatan ini tidak lama, karena mereka tidak mengadakan hari raya roti tidak beragi. Artinya, mereka tidak menanggulangi kehidupan kedosaan. Setelah kita menerima Tuhan dan beroleh selamat seharusnya kita memperpanjang kenikmatan kita dengan menanggulangi dosa. Bukan hanya sehari, melainkan tujuh hari. Artinya berlangsung selama masa hidup kita. Seluruh hidup kita setelah beroleh selamat seharusnya merupakan pesta roti tidak beragi.

Kristus Paskah kita telah dikorbankan sehingga kita harus membersihkan ragi yang lama agar kita merayakan hari raya roti tidak beragi. Kita merayakan hari raya ini dengan menanggulangi dosa dan menempuh penghidupan tanpa dosa. Tiap saat begitu hal-hal kedosaan tersingkap, kita langsung menanggulanginya. Dengan demikian, tidak akan ada ragi yang terlihat dalam rumah kita. Kristuslah roti yang tidak beragi. Semakin makan Dia, kita akan makin tidak beragi. Satu-satunya jalan untuk menghentikan dan menanggulangi dosa adalah makan hayat Kristus yang tersalib, yang bangkit dan yang tidak berdosa.