Artikel

Artikel

Kemustikaan Pengenalan akan Kristus

Posted 13/05/2014 | 12:05

Pembacaan Alkitab: Flp. 3:5‑9


Dalam Filipi 3:8 Paulus berkata, "Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia (mustika) daripada semuanya." Ketika Paulus menulis 3:5‑8, tidak diragukan ia memikirkan perbandingan antara hukum Taurat dengan Kristus. Hukum Taurat dan Kristus merupakan dua faktor uta­ma dalam susunan Alkitab. Di satu aspek, Perjanjian Lama terutama tersusun dari hukum Taurat sebagai faktor dasar, sehingga ia boleh dianggap sejilid kitab hukum Tau­rat. Sebaliknya, Perjanjian Baru tersusun dari Kristus se­bagai faktor dasar dan faktor pengendali. Jadi Perjanjian Lama berdasar pada hukum Taurat, dan Perjanjian Baru berdasar pada Kristus.

Berdasarkan ayat 8, Paulus tidak saja menganggap segala sesuatu rugi karena kemustikaan pengenalan akan Kristus, dan menderita kehilangan segala sesuatu, tetapi ia benar‑benar telah menganggapnya sampah. Istilah "sam­pah" dalam bahasa aslinya mengacu kepada ampas, sam­pah, kotoran, yang dilemparkan kepada anjing; karena itu hal tersebut adalah makanan anjing, kotoran binatang. Hal‑hal itu tidak dapat dibandingkan dengan Kristus. Pengenalan Paulus akan Kristus sangat mustika. Karena kemustikaan pengenalannya itu, ia rela menderita kehilangan segala sesuatu.

Sebelum pengalamannya di perjalanan menuju Damsyik, Paulus tidak memiliki pengenalan apa pun terhadap Kristus. Dia menghargai hukum Taurat dan menganggapnya paling mustika. Gairah Paulus terhadap hukum Taurat merupa­kan satu tanda dari apresiasinya terhadap hukum Taurat. Kegairahannya berasal dari apresiasinya. Tetapi pada waktu ia percaya Tuhan, persona yang mustika ini telah diwahyukan kepadanya. Dengan wahyu Kristus inilah Paulus mulai memiliki pengenalan akan Kristus. Paulus menyadari perban­dingan ini ketika ia menulis 3:5‑8, karena itu ia dapat berkata bahwa segala sesuatu dianggap rugi karena penge­nalan akan Kristus Yesus lebih mustika daripada semua­nya, dan oleh karena Dia, ia telah melepaskan semuanya.

Kristus itu almuhit (meliputi segala sesuatu) dan alwasi (meluas ke segala sesuatu), Dia realitas dari segala hal positif dalam alam semesta. Dia adalah realitas Allah, manusia, kekekalan, terang, dan ha­yat. Kita sama sekali tidak memiliki kata‑kata yang mema­dai untuk menyatakan siapa dan apa adanya Kristus. Kolose 2:16 dan 17 menunjukkan bahwa Kristus adalah makanan, minuman, hari raya, bulan baru, dan hari Sabat. Dialah wujud, realitas, substansi dari segala hal positif dalam alam semesta. Dia adalah realitas udara yang kita hirup, makanan yang kita makan, sinar matahari yang kita nikmati. Lagi pula, Dia adalah realitas Allah Tritunggal, juga adalah realitas manusia.

Dalam Filipi 3:9 Paulus berkata, “dan berada (ditemukan di) dalam Dia, bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kehenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan."Menurut ayat ini, Paulus melepaskan semuanya dan menganggapnya sampah, supaya memperoleh Kristus dan ditemukan di dalam Dia. Dalam ayat 9 kita melihat kedambaan Paulus yang sesungguhnya ialah agar ia ditemukan di da­lam Kristus. Hal ini menun­jukkan bahwa ia bercita‑cita agar seluruh dirinya tercelup dan dijenuhi oleh Kristus, sehingga semua yang mengamati­nya akan menemukan dirinya sepenuhnya di dalam Kristus.

Kita juga harus damba ditemukan orang lain di dalam Kristus. Ditemukan di dalam Kristus sebenarnya berarti diamati, dilihat, atau didapatkan oleh orang lain di dalam Kristus. Paulus tidak berada di dalam budaya, filsafat, atau agama. Ia adalah seorang yang hidup dalam Kristus, dan kedambaan dan harapannya ialah supaya ia ditemukan orang di dalam Kristus. Paulus melepaskan segala sesuatu dan menganggapnya sampah untuk memperoleh Kristus di satu aspek, dan di aspek lainnya supaya ditemukan orang di da­lam Kristus. Kedambaan Paulus ini seharusnya juga menjadi kedambaan kita.

Kebenaran yang di dalamnya Paulus ingin ditemukan ialah kebenaran "karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan." Ungkapan "kepercayaan kepada Kristus" menyiratkan iman kita di dalam Kristus. Iman semacam ini dihasilkan dari pengenalan dan apresiasi kita terhadap Kristus. Kristus sendirilah yang diinfuskan ke dalam kita melalui apresiasi kita terhadap‑Nya, yang menjadi iman kita ‑ iman di dalam Dia. Karena itu, iman Kristuslah yang membawa kita ke dalam kesatuan organik dengan‑Nya. Kebenaran yang dari Allah yang berdasarkan iman yaitu kebenaran yang adalah Allah itu sendiri diperhidup­kan oleh kita sebagai kebenaran kita melalui iman kita da­lam Kristus. Kebenaran yang demikian adalah ekspresi Allah yang hidup di dalam kita. Kebenaran ini berdasarkan iman, sebab berada di atas dasar dan syarat iman. Iman adalah dasar, syarat agar kita dapat menerima dan memi­liki kebenaran yang berasal dari Allah, kebenaran yang tertinggi, yang adalah Kristus sendiri (1 Kor. 1:30).

Kita perlu memiliki satu visi tentang kemustikaan Kristus. Kemudian kita perlu memperoleh Kristus yang telah kita nampak itu. Sebagai contoh, misalkan seseorang mengunjungi sebuah toko permata dan melihat banyak ben­da berharga yang dipamerkan. Mengetahui benda‑benda tersebut adalah satu hal, tetapi memperolehnya adalah hal lainnya. Mengetahui Kristus bukan hanya memiliki penge­nalan tentang Dia, tetapi juga memperoleh persona‑Nya. Kristus adalah perwujudan kepenuhan ke‑Allahan (Kol. 2:9) dan realitas semua bayangan dari semua hal yang positif (Kol. 2:16‑17). Beroleh Dia berarti mengalami, menikmati, dan memiliki segala kekayaan‑Nya yang tak terduga (Ef. 8:8). Kalau kita memperoleh Kristus, kita juga harus hidup di dalam Dia, dan menjadi orang yang berada di dalam Dia dalam pengalaman. Demikian, ketika orang lain melihat atau mengamati kita, mereka akan menemukan kita di dalam Kristus. Semoga kita semua memperoleh Dia dan ditemukan di dalam Dia! Semoga kita mau melepaskan segala sesuatu dan menganggapnya sam­pah, supaya kita ditemukan di dalam Kristus.

Jika kita ingin ditemukan orang di dalam Kristus, kita harus berjaga‑jaga dari saat ke saat, senantiasa dengan waspada hidup di dalam Kristus. Jika kita tidak waspada, kita akan segera diselewengkan dari Kristus, dan hidup di dalam sesuatu yang bukan Kristus. Kehidupan kita boleh jadi sangat baik, tetapi dalam pengalaman kita, kita tidak berada di dalam Kristus. Kita harus mempertimbangkan dengan serius di ha­dapan Tuhan, di manakah kita sebenarnya berada sekarang ini. Apakah kita berada di dalam Kristus? Bila para malai­kat dan setan mengamati kita, apakah mereka menemukan kita di dalam Kristus? Ketika orang lain menjumpai kita, di manakah mereka menemukan kita ‑ di dalam Kristus­kah atau di dalam hal‑hal baik yang bukan Kristus sendiri?

Semoga kita semua ingin ditemukan di dalam Kristus. Kita harus berdoa, "Tuhan, aku damba ditemukan orang di dalam Engkau. Jadikanlah kedam­baan Paulus kedambaanku. Ya Tuhan, ciptakanlah rasa la­par dan rasa haus dalam batinku untuk menuntut Engkau, agar aku bisa ditemukan di dalam Engkau. Aku tidak mau orang lain menemukan aku di dalam hal apa pun di luar Engkau. Aku ingin menjadi orang yang sepenuhnya di dalam Engkau, dan aku ingin orang lain menemukan aku di dalam Engkau semata. Atas setiap hal yang kulakukan setiap hari, aku ingin ditemukan orang di dalam‑Mu." Kiranya Tuhan membelaskasihani kita, agar kita ditemukan orang di dalam Dia!