Artikel

Artikel

Kristus Hidup dan Berumah dalam Hati Kita

Posted 16/07/2013 | 12:07

Pembacaan Alkitab: Ef. 1:19‑20; 2:10; 3:17; Gal. 2:20; Yoh. 14:23


Kehendak Allah ialah menyalurkan diri‑Nya sen­diri ke dalam umat pilihan‑Nya. Diselamatkan tidak ha­nya berarti dosa‑dosa kita, beroleh pengampunan, kita dibenarkan dan dipersiapkan untuk naik ke surga. Dise­lamatkan berarti membiarkan Allah untuk mulai menya­lurkan diri‑Nya sendiri ke dalam kita. Menurut konsepsi alamiah, kita mengira bahwa setelah beroleh selamat kita perlu memperbaiki perilaku kita, mencari kekuatan, atau melakukan usaha yang berhasil bagi Tuhan. Ada sementara orang Kristen percaya bahwa mereka perlu menuntut karunia‑karunia seperti bahasa lidah, nubuat, dan penyembuhan. Lainnya merasa yang paling penting bagi orang yang telah diselamatkan ialah meraih pengetahuan Alkitab yang tepat. Akan tetapi, bila kita memandang keselamatan dari perspektif ekonomi Allah, kita akan melihat kehidupan orang Kristen dengan pandangan lain.

Perjanjian Baru memang membicarakan masalah pe­rilaku yang tepat, kuasa, karunia‑karunia, dan pengeta­huan. Namun, yang penting dan menentukan ialah be­rapa banyak Kristus yang telah tergarap ke dalam diri kita. Allah selalu ingin menggarapkan Kristus ke dalam diri kita. Dalam Efesus 1:19‑20 Paulus mengatakan, "Betapa hebat kuasa‑Nya bagi kita yang percaya." Kuasa ini telah digarapkan ke dalam Kristus ketika Allah membangkit­kan Dia dari antara orang mati, dan mendudukkan Dia di sebelah kanan‑Nya di surga. Hari ini aktivitas utama Allah ialah menggarapkan Kristus ini ke dalam kita.

Galatia 2:20 mengatakan bahwa kita telah disalibkan bersama Kristus dan sekarang Kristus hidup di dalam kita. Kita mungkin tahu sedikit tentang ayat ini dan me­nyatakan, "Bukan aku lagi, melainkan Kristus." Akan te­tapi, dalam kehidupan sehari‑hari kita, ternyata bukan lagi Kristus melainkan aku. Mengutip Galatia 2:20 itu satu perkara, tetapi memperhidupkan Kristus secara riil itu perkara lain. Sulit menemukan sekelompok orang Kristen yang benar‑benar hidup oleh Kristus. Allah tidak bermaksud memperbaiki kita, melainkan menggarapkan Kristus yang hidup ke dalam kita, yakni ke dalam pikir­an, emosi, dan tekad kita. Allah damba mengganti kita dengan Kristus. Se­moga Bapa yang mulia mengaruniakan satu roh hikmat dan wahyu agar kita diterangi untuk mengetahui apa yang sedang Allah cari untuk digenapkan pada hari ini.

Dalam Efesus 2:10 Paulus berkata, "Karena kita ini buatan (karya) Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalam­nya." Kita adalah karya Allah. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak mengharap ki­ta bekerja bagi‑Nya. Sebaliknya, Ia mencari kesempatan untuk bekerja di atas diri kita. Kalau kita renungkan si­tuasi kita, kita akan memahami berapa banyaknya peker­jaan yang harus dilakukan di atas diri kita. Allah tidak memerlukan kita bekerja bagi‑Nya. Sebaliknya, Ia akan bekerja di atas diri kita sampai kita menjadi karya agung‑Nya.

Sampai ke taraf apa Kristus harus tergarap ke dalam kita? Kristus harus tergarap ke dalam hati kita sedemi­kian rupa sehingga Ia berumah dalam hati kita (Ef. 3:17). Sungguh sangat memprihatinkan, bagi kebanyakan di antara kita, masalah Kristus berumah di hati kita ini masih merupa­kan suatu doktrin belaka. Apakah Kristus benar‑benar telah berumah di hati Anda? Siapakah yang sekarang berumah di hati Anda, Anda atau Kristus? Jika Anda ju­jur, Anda akan berkata bahwa sebagian besar hati Anda adalah rumah Anda, bukan rumah Kristus. Andalah yang tinggal di situ, bukan Kristus.

Ketika kita beroleh selamat, Kristus masuk ke dalam roh kita. Sekarang kita wajib memberi-Nya kesempatan untuk menyebarkan diri-Nya ke seluruh bagian manusia batiniah kita. Ketika kita diteguhkan ke dalam manusia batinah kita, maka pintu akan terbuka bagi Kristus untuk berkembang di dalam kita, yakni berkembang dari roh kita meluas ke setiap bagian pikiran, emosi, dan tekad. Semakin Kristus berkembang di dalam kita, Ia akan makin menetap dan berumah di dalam kita. Ini berarti Ia menduduki setiap bagian insan batiniah kita, menguasai, dan meresapi semuanya itu dengan diri-Nya sendiri. Akibatnya, kita tidak saja menerima wahyu, bahkan dipenuhi Kristus.

Agar Kristus dapat berumah dalam hati kita, kita perlu menerima‑Nya sebagai persona dan hayat kita. Dalam keadaan demikianlah baru kita dapat bersaksi bahwa persona yang hidup dalam hati kita bukan diri kita lagi, melainkan Kristus. Persoalan yang penting dan menentukan bukan apakah kita rendah hati atau sombong, lemah atau perkasa, berkarunia atau tidak berkarunia. Persoalannya terletak pada siapa yang hidup dalam hati kita. Siapa persona yang tinggal dalam hati Anda? Anda boleh jadi memiliki karunia yang luar biasa, tetapi hati Anda mungkin belum menjadi rumah Kristus. Sebaliknya, selama Anda tetap sebagai persona yang hidup dalam hati Anda, hati Anda tetap sebagai rumah Anda sendiri.

Pertama-tama, Kristus tinggal di dalam kita, kemudian Dia hidup di dalam kita, dan selanjutnya Dia menetap, berumah di dalam seluruh manusia batiniah kita. Di satu aspek, Kristus hidup di dalam. roh kita, tetapi di aspek lain, mungkin kita tidak memberi-Nya banyak ruang untuk hidup dalam pikiran, tekad, atau emosi kita. Dari pengalaman kita tahu, kadangkala kita mengekang atau membatasi Kristus di dalam roh kita. Ketika Dia mencoba menyebar dari roh kita ke dalam emosi kita, mungkin kita tidak mengizinkan Dia berbuat demikian.

Menurut pengalaman kita, jika kita mau membiarkan Kristus menduduki kita dan berumah di dalam kita, wajiblah kita dipenuhi dengan perkataan Kristus. Dalam Yohanes 14:23 Tuhan Yesus berkata, "Jika seseorang, mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan tinggal bersama sama dengan dia." Di sini kita lihat kaitan antara, perkataan Tuhan dengan Bapa dan Anak yang datang kepada kita dan tinggal bersama-sama dengan kita. Kita perlu menerima firman hari demi hari. Jangan mempunyai sikap yang keliru, yaitu karena kita telah bertahun-tahun menjadi orang Kristen, kita telah memiliki banyak pengetahuan, maka kita tidak perlu membaca firman setiap hari. Meskipun kita telah bertahun-tahun makan, jika kita ingin tetap hidup, kita harus makan setiap hari. Demikian pula, kita harus membaca firman dari hari ke hari, bahkan membacanya beberapa kali dalam sehari. Kita harus memulai tiap hari kita dengan sarapan pagi yang baik secara jasmani maupun secara rohani. Setiap hari kita perlu menerima firman hidup ke dalam kita, dan dipenuhi olehnya. Inilah jalan untuk membiarkan Kristus hidup dan berumah di dalam hati kita.

Saudara saudari yang terkasih, akhir kata, apa yang kita perlukan, yang melebihi segala hal, ialah Kristus berumah dalam hati kita. Pemulihan Tuhan bukan masalah doktrin, penafsiran Alkitab, atau perila­ku. Tidak hanya demikian, pemulihan Tuhan juga bukan ma­salah pengetahuan, karunia‑karunia, kekuatan, atau pe­kerjaan. Berlawanan dengan semua itu, pemulihan Tuhan sepenuhnya merupakan masalah Kristus tergarap ke da­lam kita dan berumah dalam hati kita. Hanya dengan jalan demikian Allah akan mendapatkan gereja yang mulia, satu Tubuh yang adalah kepenuhan Dia, yang mengekspresikan Dia dan mewakili Dia di bumi.