Artikel

Artikel

Makna Kelahiran Yesus

Posted 16/12/2012 | 12:12


Pembacaan Alkitab

Mat. 1:20-23; Luk. 1:32, 35; 2:21-24; Mat. 1:1; 9:6; Rm. 8:3; 2 Kor. 5:21; Ibr. 4:15; Kol. 2:9; Yoh. 1:1, 14.


Inkarnasi adalah langkah utama yang pertama yang diambil Kristus untuk menggenapkan tujuan Allah. Ketika kita mengatakan bahwa Allah berinkarnasi kita mengartikannya bahwa Allah menjadi manusia; Dia mengambil bagian dalam daging dan darah. Ini adalah kejadian yang sangat besar, yang paling besar di dalam seluruh sejarah manusia. Allah yang perkasa yang ada di dalam kekekalan menjadi manusia yang rendah di dalam waktu. Kristus melakukan ini bukan hanya untuk menjadi Juruselamat kita, tapi yang lebih penting untuk membawa Allah ke dalam manusia, keilahian ke dalam keinsanian. Semakin kita memperhatikan inkarnasi Kristus, kita akan semakin takjub. Bayi kecil yang lahir di Betlehem itu adalah Allah seluruh alam semesta!

Uraian tentang keterkandungan dan kelahiran Kristus di dalam Matius dan Lukas dengan jelas menyatakan bahwa Dia adalah Allah itu sendiri. Matius 1:20-23 berkata, "Sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Immanuel, yang berarti: Allah menyertai kita." Hal ini sesuai dengan yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yes. 9:5).

Dalam kutipan ayat di atas ada tiga butir utama yang dengan kuat membuktikan bahwa Tuhan Yesus kita adalah Allah itu sendiri: (1) Dia lahir melalui pengandungan dari Roh Kudus. Itu berarti bahwa Dia adalah Allah berinkarnasi. Pernyataan ini sesuai dengan Yohanes 1:1 dan 14, yang mengatakan bahwa Dia adalah Allah yang menjadi daging. (2) Allah memberi-Nya nama Yesus. "Yesus" dalam bahasa Yunani adalah sama dengan "Yosua" dalam Ibrani (Bil. 13:16; Ibr. 4:8), yang artinya "Yehova Penyelamat." Ini memberitahu kita bahwa Yesus ini adalah Allah Yehova yang menjadi Juruselamat kita. Di dalam Perjanjian Lama Dia hanyalah Yehova saja. Tapi melalui inkarnasi, Dia menjadi Yesus, Yehova Juruselamat kita! (3) Manusia memanggil Dia dengan nama Imanuel. Imanuel artinya "Allah menyertai kita." Dia yang menjadi daging dan tinggal di antara manusia adalah Allah menyertai manusia.

Sisi lain dari inkarnasi Tuhan adalah bahwa inkarnasi itu terjadi melalui Maria, seorang dara. Kejadian ini memberikan Yesus esensi insani. Yesus memang seratus persen adalah Allah, tetapi Dia juga seratus persen adalah manusia. Dia adalah Allah yang telah menjadi manusia. Tetapi Dia menjadi manusia bukan dengan tiba-tiba. Dia tinggal di dalam rahim seorang wanita seperti bayi-bayi pada umumnya. Renungkan ini! Allah dibatasi dalam rahim seorang dara selama sembilan bulan! Kemudian Dia dilahirkan dan dibesarkan seperti anak-anak Yahudi lainnya (Luk. 2:21-24). Sebab itu, walaupun Dia adalah Putra Allah, seringkali Yesus menyebut Diri-Nya sendiri "Anak Manusia" (Mat. 8:20; 9:6; 26:64; Yoh. 1:51; 3:13; 6:27). Matius 1 memberikan silsilah Yesus Kristus. Dia adalah Anak Abraham dan Anak Daud (Mat. 1:1). Oleh karena itu, Yesus adalah seorang manusia sejati.

Walaupun Yesus adalah Allah yang menjadi daging, Dia itu tanpa dosa. Kristus dibuat "serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa" (Rm. 8:3), tetapi Dia tidak berbagian dalam dosa dari daging. Semua keturunan Adam telah mewarisi sifat dosa Adam (Rm. 5:12, 19); setiap orang dilahirkan dalam dosa dalam Adam, tetapi Yesus tidak mewarisi sifat dosa Adam, sebab Dia tidak dilahirkan dalam Adam. Yesus dikandung dari Roh Kudus di dalam dara Maria. Sebab itu Dia tidak mengenal dosa (2 Kor. 5:21) dan tanpa dosa (Ibr. 4:15) supaya Dia bersyarat menggenapkan penebusan bagi umat manusia.

Inkarnasi Kristus memiliki makna yang lebih dalam dari sekedar kelahiran seorang Juruselamat. Selama empat ribu tahun setelah Adam diciptakan, Allah tetap Allah, dan manusia tetap manusia, keduanya terpisah. Namun, ketika Kristus lahir sebagai manusia, terjadilah suatu kejadian yang ajaib dan menakjubkan – Allah dibawa masuk ke dalam manusia dan dengan demikian terbentuklah perbauran antara keilahian dengan keinsanian. Yesus adalah Allah dan Dia adalah manusia; Dia adalah seorang manusia-Allah. Bagi pikiran alamiah kita, hal ini kedengarannya mustahil bahwa pada suatu satu hari Allah yang Mahakuasa membaurkan Diri-Nya sendiri dengan manusia. Tapi kita harus ingat tujuan kekal Allah, bahwa Ia ingin masuk ke dalam manusia sehingga manusia bisa mengekspresikan Allah dengan penuh. Puji Tuhan! Tuhan Yesus adalah Allah Tritunggal diwujudkan dalam manusia. Seluruh kepenuhan Keallahan secara jasmani berdiam dalam Dia (Kol. 2:9).

Karena inkarnasi Kristus ini begitu agung dan mulia, itulah sebabnya sejumlah besar bala tentara malaikat bersukacita menyambut kelahiran Yesus dan memuji Allah (Luk. 2:8-14). Empat ribu tahun setelah kejatuhan manusia, Allah menjadi Yesus (Yehova Penyelamat kita) dan Imanuel (Allah menyertai kita). Haleluya! Allah menyertai kita! Allah bukan lagi hanya Allah, terlebih adalah Allah di dalam manusia. Allah telah dibawa masuk ke dalam manusia; keilahian dibaurkan dengan keinsanian. Inkarnasi yang menakjubkan!

Mungkin Anda bertanya, Untuk apa Dia datang ke dunia? Kehadiran Yesus di dunia menjadi berkat yang besar bagi umat manusia yang terbelenggu dosa. Firman Tuhan mencatat, “Oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera" (Luk. 1:78-79). Sebagai Surya pagi yang bersinar, Yesus bercahaya terang sehingga, “bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang" (Mat. 4:16; Yes. 9:1). Kehadiran Yesus telah menerangi berjuta-juta orang yang berada dalam kegelapan dosa, terang-Nya menyembuhkan, memulihkan, dan menyelamatkan (Yoh. 8:12; 9:5; Mal. 4:2). Tidak hanya demikian, Yesus sendiri berkata, “… Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh. 10:10b). Puji Tuhan, Yesus datang bukan hanya supaya kita diampuni dan dibenarkan secara obyektif, terlebih agar kita menerima Allah sebagai hayat kita secara subyektif, sehingga Allah dan manusia dibaurkan dan saling huni, hidup bersama hingga kekal!

Saudara saudari terkasih, inkarnasi Kristus yang terjadi dua ribu tahun yang lalu memang luar biasa ajaib, tetapi itu hanyalah Allah terlahir ke bumi. Tahukah Anda bahwa pada saat kita percaya dan menerima Tuhan, Allah terlahir di dalam kita? Sebelum kita percaya dan menerima Tuhan, Allah masih berada di luar kita, Allah dan kita terpisah, dan kita hidup tanpa Allah, tanpa pengharapan di dunia ini. Namun pada detik kita percaya ke dalam nama-Nya, Allah terlahir di dalam kita, Allah Tritunggal diam di dalam kita (Ef. 4:6; Gal. 2:20; Yoh. 14:17). Sekali Dia masuk ke dalam kita, Dia tidak akan pernah meninggalkan kita, bahkan berbaur dengan kita sampai selama-lamanya (Yoh. 14:16-20). Hari ini, Kristus Juruselamat ini masih terus mengerjakan keselamatan-Nya di dalam kita, sampai roh, jiwa, dan tubuh kita dikuduskan seluruhnya dan terpelihara sempurna tanpa cacat di hadapan-Nya (Rm. 5:10; 1 Tes. 5:23; Ef. 1:4). Inilah makna intrinsik dari kelahiran Yesus Kristus bagi kita!


(Disarikan dari buku Lessons Book: Triune God and the Person and the Work of Christ, Lesson 14, Living Stream Ministry)