Artikel

Artikel

Mengalami Kristus dalam Ekonomi Allah

Posted 09/05/2013 | 12:05

Pembacaan Alkitab: Efesus 5:26-30; Rm. 8:28-29

 

Kristus menguduskan, menyucikan, merawat, dan memelihara kita agar kita dapat dipersembahkan kepada diri‑Nya sendiri sebagai gereja yang mulia, yakni mempelai perempuan yang sepadan dengan-Nya (Ef. 5:26-27, 29). Persembahan Kristus atas gereja yang mulia itu mencakup suatu proses yang di­mulai dari zaman para rasul dan yang berlangsung dari abad ke abad. Hari ini kita pun sedang berbagian dalam proses yang melaluinya Kristus mempersembahkan gere­ja yang mulia kepada diri‑Nya sendiri. Persembahan itu adalah sasaran pengudusan, pembersihan, perawatan, dan pemeliharaan‑Nya terhadap gereja.

Sejak kali pertama kita menyeru Tuhan Yesus dan menerima Dia ke dalam kita, Ia telah mencari kesem­patan untuk menggarapkan diri‑Nya ke dalam diri kita. Semakin unsur‑Nya digarapkan ke dalam kita, kita sema­kin diresapi oleh diri‑Nya, dan makin dikuduskan, dibersihkan, dirawat, dan dipelihara. Perampungan akhir dari proses ini adalah persembahan gereja kepada diri‑Nya dalam kemuliaan. Pada saat itu, gereja telah diresapi sepenuhnya oleh Allah dan rampung sempurna menjadi kota kudus, Yerusalem Baru, mempelai perempuan Kristus.

Hari ini mungkin ada orang yang mengeluh karena kondisi gereja di tempat mereka yang tidak sesuai dengan harapan mereka. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak tahan lagi terhadap situasi yang sedemikian. Ketahuilah, hari ini kita sedang “diproses” di dalam kehidupan gereja. Jangan putus asa terhadap situasi yang demikian, dan jangan memandang gereja hanya dari sudut kesulitannya saja. Setiap orang dalam gereja mempunyai satu bagian Kristus, sebab Kristus telah digarapkan ke dalam kita. Entah Anda merasa senang atau tidak, sejak Anda datang ke dalam kehidupan gereja, pastilah beberapa unsur Kristus telah tergarap ke dalam Anda. Hari ini Anda memiliki Kristus lebih banyak daripada beberapa tahun yang lalu. Walaupun kita mungkin tidak selalu merasa senang dengan kehidupan gereja, tetapi Kristus telah tergarap ke dalam kita.

Baiklah kita mengambil contoh memanggang kue. Ketika seorang saudari memanggang kue, pertama-tama ia menyediakan adonan dengan mencampurkan berbagai bahan dengan tepung terigu. Setelah bahan-bahan ini tercampur dengan adonan, kita boleh mengatakan adonan ini sebagai satu lukisan pengudusan melalui peresapan dan penjenuhan Roh itu. Mula-mula adonan dipisahkan, lalu dikuduskan melalui dimasukkannya berbagai bahan ke dalamnya. Setelah saudari ini mengaduk adonan itu, ia lalu membentuknya menjadi bentuk-bentuk tertentu. Demikian pula, pertama-tama Allah memisahkan kita, Ialu menaruhkan diri-Nya - Bapa, Putra, dan Roh Kudus ke dalam kita. Berikutnya ialah proses pengadukan. Mengatakan Allah mengaduk kita berarti Allah mengganggu kita. Kita mungkin menyukai kehidupan gereja yang tenang, tetapi sering kali Allah mengaduk-aduk, menjungkir-balikkan urusan-urusan kita. Namun justru inilah kehidupan gereja yang normal. 

Perkara Allah menggarapkan diri-Nya ke dalam kita tidak seharusnya hanya menjadi pengetahuan doktrinal saja. Kita harus memohon Tuhan membawa kita masuk ke dalam pengalaman yang riil. Belakangan ini ada seorang saudari yang mengalami beberapa kesulitan sekaligus. Saudari ini, karena pekerjaan yang ia lakukan mendatangkan pengaruh yang tidak baik terhadap kesehatannya, ia terpaksa mengundurkan diri. Setelah keluar dari pekerjaan, ia mengira bahwa dirinya harus memakai uang tabungannya untuk berinvestasi. Ia membaca sebuah iklan dalam surat kabar yang mencari para penanam modal untuk berinvestasi. Saudari ini dan suaminya terbujuk oleh orang sehingga menanamkan semua uang mereka dalam usaha tersebut. Mereka menyerahkan semua tabungan mereka kepada orang tersebut. Akhirnya, orang tersebut menipu mereka sehingga mereka kehilangan semua uang mereka. Hal ini membuat saudari itu sangat gundah. Mula-mula ia meragukan kesetiaan Tuhan. Ia berkata bahwa tahun-tahun belakangan ini setiap hari ia berdoa, dalam segala hal dengan tulus bersandar kepada Tuhan. Heran sekali, meskipun ia sudah banyak berdoa dan bersandar Tuhan, tetapi Tuhan seolah tidak membantunya. Ia berkata bahwa selama ini ia memakai banyak waktu untuk membaca Alkitab dan mendapatkan bantuan dari Pelajaran-Hayat dan buku-buku rohani yang kita terbitkan. Karena ia dengan demikian berserah kepada Tuhan, maka ia merasa heran mengapa Tuhan tidak melakukan sesuatu untuk dirinya, mengapa Tuhan tidak melindunginya. Meskipun ia berdoa dan bersandar kepada Tuhan, ia tidak mengerti mengapa ia mengalami sakit, kehilangan pekerjaannya, dan kini kehilangan seluruh tabungannya.

Saudara saudari kekasih, Allah tidak begitu mempedulikan kesuksesan atau kegagalan kita. Allah hanya mempedulikan satu hal, yaitu menggarapkan diri-Nya ke dalam diri kita. Tujuan Allah ialah ingin membangun Kerajaan-Nya. Orang-orang yang berada dalam Kerajaan-Nya haruslah orang-orang yang sepenuhnya memberi Allah kedudukan dan kesempatan untuk menggarapkan diri-Nya ke dalam diri mereka. Inilah sebabnya Roma 8:28 mengatakan, "Segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia" (Tl.). "Kebaikan" apa yang Paulus katakan di sini? Apakah "kebaikan" ini adalah karir yang sukses atau kemakmuran? Belum tentu.

Kalau kita mengasihi Allah, Dia akan mengatur segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita; tetapi kebaikan ini bukan kebaikan yang kita harapkan, yang kita angan-angankan. Kebaikan ini adalah apa yang akan Allah kerjakan seturut Roma 8, yaitu supaya kita diserupakan dengan gambar Anak sulung-Nya (ayat 29). Maksud hati Allah tidak berhubungan dengan apakah kita mendapatkan pekerjaan yang baik atau tidak, naik pangkat atau tidak. Dia tidak terlalu memperhatikan apakah kita telah untung banyak atau rugi. Faktanya, Allah mungkin memakai segala sesuatu sehingga seseorang menderita rugi. Kalau orang ini untung banyak, Allah tidak ada kesempatan menggarapkan diri-Nya ke dalam orang ini. Ketika orang ini rugi, mungkin dia menggerutu kepada Allah, tetapi Allah bisa memakai kesempatan ini untuk menggarapkan diri-Nya ke dalam orang tersebut.

Dalam kasus lain, Allah seringkali memakai anak-anak untuk menanggulangi orang tua. Tetapi Allah mengetahui bahwa kita perlu anak-anak. Dia memakai segala sesuatu untuk menggarap kita supaya serupa dengan gambar Kristus. Allah harus menaruh kita ke dalam suatu situasi, suatu posisi yang tepat, untuk meremukkan kita. Sering kali Allah tidak menurut konsepsi kita melakukan sesuatu untuk kita. Sepertinya Allah tidak setia. Tetapi, tidak peduli bagaimana situasi lingkungan kita, nyatanya kita tetap hidup. Sebab itu kita harus menyembah kepada Tuhan dan berkata, "Tuhan, asal aku masih hidup di bumi, aku sangat bahagia sekali, karena ketika aku hidup, Engkau mempunyai kesempatan menambahkan diri-Mu ke dalamku, dengan unsur-Mu menyusun seluruh diriku." Melalui berbagai kesulitan, kita mempunyai banyak kesempatan mendapatkan lebih banyak Allah. Akhirnya, setelah melewati banyak penderitaan, Allah semakin banyak di dalam kita. Semua kerugian akan menjadi pertambahan Allah di dalam kita. Untuk hal ini kita harus memuji Dia.

Rahasia alam semesta ialah bahwa hari ini Allah sedang menggarapkan diri-Nya ke dalam kita. Segala sesuatu bekerja bersama untuk tujuan ini (Rm. 8:28). Semua perkara melayani sasaran ini. Setiap perkara adalah bagi penggarapan diri Allah ke dalam diri kita. Rahasia kehendak Allah bukan sekedar membuat kita menjadi orang yang gembira. Hari ini bukanlah saatnya untuk kita bergembira sepenuhnya, sebab saatnya belum tiba. Hari ini Allah melalui kehidupan gereja ingin menyalurkan diri-Nya ke dalam kita, untuk menghasilkan gereja yang mulia bagi diri-Nya sendiri. Inilah satu rahasia yang tersembunyi dari zaman ke zaman, namun telah dinyatakan kepada kita di dalam pemulihan-Nya. Haleluya!