Artikel

Artikel

Mengapa Allah Membiarkan Orang Menderita?

Posted 27/11/2012 | 12:11

Inilah pertanyaan yang sering diajukan. Kalau Allah itu pengasih, mengapa orang jahat makmur dan orang yang tidak bersalah mati? Mengapa Allah tidak mengambil tindakan untuk menolong, melepaskan, dan menyelamatkan? Jutaan orang mati dalam perang dunia kedua. Hari ini, di seluruh dunia banyak orang yang tidak bersalah sedang menuju kepada kematian, dalam keadaan perang atau damai. Bayi-bayi dilahirkan tanpa perawatan yang memadai. Anak-anak menjadi cacat. Orang-orang dewasa menjadi lumpuh. Orang tua menjadi jompo. Di antara dan bangsa-bangsa serta kelompok etnis,  dalam “lingkungan yang buruk” dan “lingkungan yang baik”, dan dalam keluarga, sering terjadi pembunuhan, penipuan, kebohongan, pencurian, dan perampokan. Siapakah yang menjadi korban? Kebanyakan orang-orang yang tidak bersalah, yaitu anak-anak, orang-orang tua, dan orang-orang baik. Di manakah Allah? Bukankah Dia Allah sang Pengasih? Bukankah Dia yang menciptakan manusia? Mengapa Dia tidak menolong? Mengapa Dia membiarkan hal-hal itu terjadi? Bukankah Dia yang mengendalikan segalanya? Kita perlu kembali kepada keadaan semula untuk melihat mengapa hal-hal tersebut terjadi seperti itu, dan adakah penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi oleh seluruh umat manusia?

Peperangan Antara Dua Kerajaan

Alkitab memberi tahu kita, bahwa sebelum manusia diciptakan, Lucifer, penghulu malaikat yang semula adalah penguasa atas bumi, telah memberontak melawan Allah dan menjadi musuh Allah, Iblis (Luk. 4:6; Yes. 14:12-15). Bumi telah menjadi kerajaan Iblis. Kemudian terjadi suatu peperangan antara dua kerajaan itu, yaitu Kerajaan Allah dengan kerajaan Iblis (Kol. 1:13).     

Manusia Harus Mengekspresikan Allah dan Berkuasa bagi Allah

Manusia dijadikan menurut gambar Allah untuk mengekspresikan Allah dan berkuasa bagi-Nya (Kej. 1:26). Mengekspresikan Allah adalah mengasihi seperti Allah, bersikap benar seperti Allah, dan seterusnya (Mat. 5:48; 22:39; 2 Kor. 5:21). Allah memiliki banyak atribut ilahi dan manusia diciptakan dengan kebajikan insani yang bersesuaian. Manusia diharapkan menempuh hidup yang mengekspresikan Allah melalui kebajikan insaninya. Berkuasa bagi Allah adalah menjadi wakil otoritas Allah, raja di bumi, untuk menjatuhkan dan menggantikan Iblis, dan untuk mendatangkan kerajaan Allah yang penuh kasih dan kebenaran.

Manusia diciptakan dengan sempurna. Dia tidak bisa sakit atau mati. Allah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk hidup, untuk mengekspresikan Allah, dan untuk berkuasa bagi Allah. Untuk eksistensi fisik manusia, Allah memberi manusia udara, air, makanan, dan sinar matahari. Untuk membuat lingkungan yang menyenangkan bagi manusia, Allah menjadikan pepohonan, bunga-bunga, dan rerumputan. Untuk membuat bumi menjadi tempat yang hidup dan menarik, Allah menjadikan binatang-binatang. Agar manusia bisa menuaikan fungsinya – mengekspresikan Allah dan berkuasa bagi Allah, Allah menjadikan satu roh di dalam diri manusia dan menaruh manusia di depan pohon hayat (Kej. 2:9; Zak. 12:1). Pohon hayat melambangkan Allah menjadi hayat bagi manusia. Jika manusia mau mengambil Allah dan memasukkan-Nya ke dalam rohnya melalui makan pohon hayat, manusia akan memilki Allah sebagai hayat dan mampu mengekspresikan Allah dan berkuasa bagi Allah.

Tragedi Terbesar di Alam Semesta

Meskipun maksud Allah akan tergenap jika manusia makan pohon hayat, Allah masih mengizinkan manusia memilih Dia atau Iblis, yang dilambangkan oleh pohon pengetahuan. Iblis masuk dengan terselubung, dalam tipu muslihat, dan menipu manusia dengan membuat pohon pengetahuan menjadi sangat menarik (Kej. 3:1; 2 Kor. 11:3). Manusia memilih pohon pengetahuan. Manusia menerima hayat setani ke dalam dirinya, dan bukan hayat Allah. Akibatnya adalah dosa, kejahatan, dan kematian (Rm. 5:12; Ef. 4:17-19; Rm. 7:23) . Hayat setani telah bertumbuh di dalam manusia selama enam ribu tahun.

Karena manusia menerima hayat Iblis, manusia berada di bawah kendali sifat setani yang di dalam dan otoritas Iblis yang di luar. Alkitab menyebut Iblis “ilah zaman ini”. Manusia dibutakan olehnya (2 Kor. 4:4). Manusia terletak di dalam tangan si jahat dan tidak mengerti apa yang akan dilakukan si jahat terhadapnya dan di dalam dirinya (1 Yoh. 5:19). Keinginan Iblis adalah merusak dan membunuh manusia. Allah yang sejati dan hidup menciptakan manusia, tetapi ilah zaman ini masuk ke dalam manusia. Tragedi yang paling menyedihkan di alam semesta ialah manusia yang seharusnya menjadi raja dan hidup di dalam kerajaan Allah, telah menjadi budak yang sekarat dalam kerajaan Iblis (Ibr. 2:14-15). Iblis sedang menghancurkan manusia yang diciptakan Allah; jadi keadaan hari ini bukanlah maksud semula Allah.

Cara Allah Menyelamatkan Manusia dari Penderitaan

Allah mengasihi manusia dan masih ingin menyelamatkan manusia dari penderitaan agar kembali kepada diri-Nya (Rm. 5:8). Namun, Ia pun harus mengakui otoritas yang telah didirikan-Nya. Allah akan tidak adil bila menyingkirkan wakil otoritas-Nya tanpa prosedur yang benar. Kemudian tanpa mempersiapkan pengganti yang tepat tentu akan timbul kekacauan. Karena itu Dia mengambil langkah-langkah tegas untuk mendatangkan kekalahan Iblis dan mendatangkan kerajaan-Nya sendiri. Pertama, Dia datang ke bumi sebagai manusia yang bernama Yesus Kristus sekitar dua ribu tahun yang lalu (Yoh. 1:1, 14; Mat. 1:21). Sebagai seorang manusia, Dia menunjukkan satu teladan bagi kita, yang memperlihatkan bagaimana manusia bisa mengasihi satu sama lain dan bersikap adil berdasarkan hayat Allah (1 Yoh. 4:7; Yoh. 6:57). Walaupun Dia mengakui otoritas Iblis atas bumi dan tunduk kepada pengaturannya secara luaran, Dia tidak menyerah kepada godaan Iblis (Mat. 4:9-10). Dia adalah seorang manusia, yang adalah kerajaan Allah. Iblis tidak memiliki apapun atas diri-Nya (Yoh. 14:30). Yesus tidak memiliki sifat setani, karena itu secara batini Dia bebas dari tirani Iblis. Namun Dia tidak sendirian merebut kembali bumi. Pekerjaan ini memerlukan banyak orang di antara kita untuk bekerja sama dengan-Nya.

Karena itu Dia mati untuk membayar tebusan bagi seluruh umat manusia untuk menebus mereka dari penghakiman adil Allah atas dosa dan bangkit untuk menjadi hayat manusia (1 Pet. 3:18; 1:3; 1 Kor. 15:45). Kini jalan telah dibuka kembali agar manusia dapat menerima Allah sebagai hayat dan mengekspresikan serta berkuasa bagi Allah, untuk menjadi serupa dengan-Nya dan bersama-sama mengalahkan musuh-Nya dan mendatangkan kerajaan-Nya (Ibr. 10:20).

Semua ini terjadi sekitar dua ribu tahun yang lalu, tetapi kebanyakan orang tidak pernah mendengar atau menerima kabar baik ini. Dunia masih dalam kekacauan karena begitu banyak orang yang berada di bawah penyesatan Iblis dan kendali Iblis, yang menentang Allah dan hidup berdasarkan sifat dosa.

Cara Menghentikan Semua Penderitaan

Jika Anda ingin keluar dari kekacauan ini dan menyelamatkan dunia dari kerajaan Iblis, Anda perlu menyelamatkan diri Anda dulu dengan menerima Allah ke dalam Anda melalui menyeru nama-Nya (1 Yoh. 5:11; Gal. 2:20). Kemudian Dia akan memulai proses penyelamatan di dalam diri Anda. Pada saat yang sama, Anda perlu memberitakan kabar baik kepada kerabat dan kenalan Anda. Bila jumlah orang di bumi yang dipenuhi dengan Allah sang Pengasih dan adil itu sudah cukup banyak, kerajaan Allah akan datang (Why. 20:6; 11:15). Orang-orang akan hidup dalam damai sejahtera, saling mengasihi. Tidak akan lagi perampokan atau pembunuhan berdarah dingin. Segala bentuk segala kejahatan akan tersingkir dari bumi. Maukah Anda melihat hal ini sewaktu Anda masih hidup? Apa yang seharusnya Anda lakukan?

Anda bisa berpaling dari kerajaan kegelapan Iblis kepada kerajaan terang Allah, dari otoritas maut Iblis kepada otoritas hayat Allah (Kis. 2:40, 21; Mrk. 5:19). Katakanlah kepada Allah, “Tuhan Yesus, masuklah ke dalamku. Lepaskanlah aku dari kerajaan Iblis, untuk masuk ke dalam kerajaan-Mu. Ampunilah aku atas segala yang telah kulakukan di bawah tirani Iblis. Selamatkanlah aku sekarang.” Anda akan menjadi satu bagian dari apa yang sedang Allah lakukan di dalam manusia untuk mengakhiri segala penderitaan di dunia dan untuk mendatangkan kerajaan-Nya ke bumi (2 Pet. 3:13; Why. 21:3-4; Kis. 26:18). 

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, Traktat no. 9 dalam seri Pertanyaan-pertanyaan yang Paling Sering Diajukan Tentang Allah, "Mengapa Allah Membiarkan Orang-Orang yang Tidak Bersalah Menderita?"


Fitur komentar ditutup.