Artikel

Artikel

Mengenakan Manusia Baru Melalui Bertumbuh ke dalam Kristus

Posted 28/07/2013 | 12:07

Pembacaan Alkitab: Ef. 4:12‑16, 22‑24


Hari ini, banyak orang Kristen dapat mengatakan bahwa kitab Efesus adalah kitab tentang gereja, tetapi mungkin banyak dari kita yang mengabaikan kuncinya, yaitu pengalaman yang batini akan Kristus. Jika kita tidak memiliki pengalaman yang batini akan Kristus, kita tidak dapat memiliki realitas gereja.  

Kitab Efesus adalah jantung Alkitab. Menurut surat Efesus, gereja bukan hanya Tubuh Kristus, tetapi juga manusia baru. Sebagai Tubuh, gereja memerlukan Kristus menjadi hayat. Tetapi sebagai manusia ba­ru, gereja perlu Kristus menjadi persona (pribadi). Karena gereja bukan hanya Tubuh Kristus yang me­miliki Kristus sebagai hayat, tetapi juga manusia baru yang memiliki Kristus sebagai persona, maka dalam Efe­sus 3:17 Paulus menekankan pentingnya Kristus berumah dalam hati kita. Karena seluruh fungsi personalitas berpusat pada hati, maka hati adalah tempat Kristus ingin berumah di dalamnya. Kristus sebagai Roh pemberi‑hayat yang sekarang berada dalam roh kita ingin berkembang ke dalam hati kita dan berumah di sana.

Ketika roh kita dikuatkan, Kristus akan semakin membuat rumah-Nya di dalam seluruh bagian hati kita. Kristus sekarang ada di roh kita, tetapi Ia terpenjara di sana karena pikiran kita diletakkan pada hal-hal lain dan hati nurani kita tidak dilatih. Karena Kristus terpenjara dalam roh kita, kita perlu bertobat dengan cara memalingkan pikiran kita kepada-Nya. Kemudian kita perlu mengakui dosa kita dan memberi tahu Tuhan bahwa kita sangat mengasihi-Nya dan memilih untuk menuntut Dia. Melalui melakukan hal ini, seluruh hati kita dibuka untuk diisi Kristus dan roh kita dikuatkan. Kemudian dari roh kita, Ia akan menyebarkan diri-Nya untuk membuat rumah-Nya di hati kita. Ini berarti seluruh diri kita akan menjadi tempat kediaman-Nya dan rumah-Nya.  

Dalam pengalaman kita sehari-hari, apakah kita menerima Kristus sebagai persona kita ketika kita berbelanja? Apakah kita membiarkan Dia berumah dalam hati kita ketika kita menentukan barang mana yang akan dibeli? Bagaimana pula dengan aktivitas sehari-hari kita lainnya? Bagaimana dengan sidang-sidang kita? Kita harus mengakui bahwa sebagian besar, kitalah yang membuat keputusan, bukan Kristus. Memang kita memiliki Kristus sebagai hayat di dalam roh kita, tetapi masalahnya ialah kita seringkali membatasi‑Nya dalam roh kita, kita kurang bertanya atau berkonsultasi dengan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam aktivitas sehari-hari, kita belum menerima Kristus sebagai persona dalam hati kita. Dalam Efesus 3 Paulus secara khusus berdoa agar kita menerima Dia sebagai persona kita melalui membiar­kan Dia berumah di dalam hati kita, sebab inilah keperluan kita hari ini.

Karena kita tidak terbiasa hidup menurut Kristus sebagai persona kita, kita perlu diperlengkapi. Syukur kepada Tuhan bahwa di dalam gereja ada karunia-karunia yang berfungsi untuk memperlengkapi kaum saleh sedemikian rupa (Ef. 4:11-12). Mereka memperlengkapi kaum saleh terutama bukan dengan mengajar mereka dengan doktrin, melainkan menyuplaikan Kristus kepada mereka. Yang diperlukan kaum saleh bukanlah pengetahuan doktrin, melainkan penyuplaian Kristus. Se­tiap kali ada orang menyuplaikan Kristus kepada kita, dengan spontan kita akan merasa bahwa kita diberi ma­kan dan dirawat, yaitu menerima Kristus sebagai suplai makanan kita. Melalui suplai inilah kita diteguhkan dan diterangi.

Kristus sebagai Kepala tidak pernah membangun Tubuh-Nya secara langsung, tetapi melalui orang-orang berkarunia seperti rasul, nabi, penginjil, gembala dan pengajar. Dan bahkan mereka sendiri pun tidak membangun gereja secara langsung, tetapi mereka menggenapkan kaum saleh dengan cara meministrikan Kristus, supaya kaum saleh bertumbuh untuk menyadari pengalaman batiniah dari Kristus yang berhuni dan bertumbuh ke arah Dia dalam segala sesuatu. Di satu pihak, Kristus akan membuat rumah-Nya dalam hati kita dengan cara menduduki seluruh diri kita; dan di pihak lain, kita akan bertumbuh ke dalam Kristus dalam segala hal. Kemudian kita akan menerima sesuatu dari Kristus dan membagikan Dia satu dengan yang lain, karenanya membuat pertambahan Tubuh sampai pembangunan dirinya sendiri dalam kasih. Melalui pengalaman akan Kristus inilah kita akan dibangun sebagai Tubuh.  

Ketika kita diperlengkapi melalui penyuplai­an Kristus, kita akan bertumbuh ke dalam Kristus. Kita memiliki Kristus di batin kita, namun atas banyak hal kita masih berada dalam diri sendiri. Karena itu, kita perlu pertumbuhan yang membawa kita keluar dari diri sendiri dan masuk ke dalam Kristus. Pengajaran‑peng­ajaran doktrin tidak mampu melakukan hal ini. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui menyuplaikan Kristus sebagai makanan dan pemeliharaan. Pertumbuhan ke dalam Kristus adalah jalan satu‑satunya untuk mengenakan manusia baru. Semakin kita bertumbuh ke dalam Kristus, kita akan semakin menge­nakan manusia baru, yakni berada di dalam hidup gereja yang wajar.

Di satu pihak, orang-orang yang berkarunia memperlengkapi kita, dan di pihak lain, mereka menyalurkan kekayaan ilahi kepada kita. Penyaluran dan penerimaan ini membuat anggota-anggota Kristus dalam segala hal bertumbuh ke dalam Kristus, Sang Kepala (Ef. 4:15) — bukan hanya dalam perkara-perkara besar, tetapi juga dalam perkara-perkara kecil seperti cara kita berpakaian atau cara kita bertutur kata. Dalam penyaluran ilahi ini, unsur ilahi masuk ke dalam kita dan membuat kita bertumbuh dalam hayat. Ketika kita bertumbuh, kita pun diubah. Pengubahan diri kita berasal dari penyaluran unsur ilahi secara batiniah dari jam ke jam. Semakin bertumbuh, kita semakin meninggalkan hal-hal duniawi dan hal-hal daging, dan bersatu dengan Kristus dan Tubuh-Nya.  

Begitu kita bertumbuh ke dalam Kepala, dari Kepala kita akan menerima penyaluran suplai yang kaya. Di satu pihak, melalui setiap sendi suplai yang kaya, yaitu melalui semua orang yang berkarunia, Tubuh akan diikat erat menjadi satu. Di pihak lain, melalui fungsi tiap-tiap anggota, yaitu melalui setiap orang kudus, Tubuh akan sepenuhnya rapi tersusun (Ef. 4:16). Di samping sendi-sendi sebagai rangka, banyak bagian lain di dalam Tubuh. Setiap bagian berfungsi menurut kadarnya masing-masing, dan hal itu menyebabkan Tubuh terjalin bersama secara korporat. Kepala memberikan karunia-karunia kepada Tubuh, dan karunia-karunia memperlengkapi orang-orang kudus sehingga orang-orang kudus dapat melakukan apa yang dilakukan karunia-karunia itu, yaitu pekerjaan ministri Perjanjian Baru. Dengan demikian, setiap bagian Tubuh berfungsi di dalam ukurannya atau menurut kadarnya masing-masing untuk menyuplai Tubuh, dan Tubuh akan bertumbuh dan akan membangun dirinya di dalam kasih. Melalui pertumbuhan yang demikian, kita mengenakan manusia baru.