Artikel

Artikel

Menjadi Anak Allah dalam Keluarga Allah

Posted 14/08/2013 | 12:08

"Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah" (Efesus 2:19)

Kita harus nampak, ketika seseorang diselamatkan, ia mengha­dapi dua aspek: aspek individu (perorangan) dan as­pek korporat (banyak orang). Pada aspek individu memang Anda dapat menerima hayat (kehidupan) Tuhan ke dalam Anda, Anda dapat bersekutu. dengan Tuhan seorang diri, Anda juga dapat berdoa seorang diri. Anda dapat percaya Tuhan seorang diri dalam kamar yang tertutup. Tetapi, kalau Anda hanya tahu diri Anda sendiri, Anda tidak mungkin menjadi orang Kristen yang wajar, Anda tidak akan bertahan lama dan tidak akan bertumbuh dengan normal. Orang Kristen macam ini sangatlah dangkal kerohaniannya, dan pasti tidak kuat menahan pencobaan apa pun. Ke­tika kondisi sekitar baik, mungkin masih bisa memaksa diri untuk bertahan, tetapi bila kondisi sekitar tidak baik, pasti tidak berdaya mempertahankan diri.

Anda percaya Tuhan, Anda bukan anak tunggal Allah. Anda hanyalah salah satu dari berjuta-juta anak Allah. Anda tidak dapat mengisolir diri, menjadi anak Bapa yang sebatang kara. Sifat hayat itulah yang tidak mengizinkan Anda berbuat demikian. Boleh jadi secara jas­mani hari ini Anda adalah anak tunggal, tanpa saudara saudari yang bergaul dengan Anda, tetapi setelah Anda percaya Tuhan, Anda tidak dapat tidak berkomunikasi dengan saudara saudari, hal ini tidak dapat Anda hindari. Anda telah dilahirkan dalam keluarga terbesar di dunia. Keluarga ini ialah gereja, besarnya tidak ada yang bisa menandingi. Anda mempunyai jutaan sau­dara saudari, Anda tidak boleh meremehkan mereka karena melihat mereka terlalu banyak. Tetapi karena Anda sebagai salah satu dari sekian banyak saudara saudari itu, Anda wajib menuntut diri Anda untuk berkenalan, bersekutu, dan bergaul dengan saudara saudari Anda itu. Konsepsi atau kemauan Anda yang ingin baik sendirian saja bukanlah konsepsi orang Kristen, dan tidak seharusnya dimiliki oleh orang Kristen. Kalau dalam keluarga jasmani, Anda harus menjadi saudara dari saudara kandung sendiri, atau harus menjadi sau­dari dari saudara kandung sendiri, terlebih pula dalam keluarga Allah! Hubungan ini berasal dari hayat Allah, yang di dalamnya penuh dengan kasih. Jika ada se­orang saudara tidak ingin melihat saudara saudarinya sendiri, dan tidak sudi bersekutu dengan saudara sau­darinya sendiri, ini amatlah ganjil! Karena itu kita harus ingat, meskipun aku menerima hayat Allah dan menjadi anak Allah secara perorangan, tetapi hayat yang kuperoleh hanyalah salah satu di antara jutaan anak Allah, dan aku hanya menjadi seorang saudara di antara mereka. Hayatku memiliki satu sifat, yaitu ti­dak senang hidup menyendiri, melainkan senang ber­gaul dengan saudara saudari lainnya.  

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, Masuk Gereja, Watchman Nee.


Fitur komentar ditutup.