Artikel

Artikel

Misteri Allah Tritunggal

Posted 07/06/2013 | 12:06

Alkitab mewahyukan bahwa Allah itu tritung­gal. Ini adalah wahyu yang teramat penting dan agung. Allah adalah Allah yang maha esa, nama-Nya ialah TUHAN (Ibr. Yehovah). Namun Allah inipun tiga ada­nya: Bapa, Putra dan Roh. Ini sebuah misteri, bah­kan misteri di atas segala misteri. Sebagai manusia yang kecil dan terbatas, kita tidak mampu mengenal-Nya sampai tuntas, perkataan kitapun tak dapat melukis­kan-Nya dengan sempurna. Memang banyak perkara tentang hayat tak dapat dimengerti secara tuntas oleh manusia, paling-paling hanya diketahui secara garis besar. Hayat jasmani manusia sebagai contoh. Tak seorangpun dapat rnenjelaskannya dengan tun­tas. Sebab hayat memang sebuah misteri. Yang lebih misterius lagi ialah dalam batin kita ada satu roh. Apa sebenarnya hayat manusia, dan apa pula roh manusia, tak seorangpun dapat menjelas­kannya. Jangankan misteri agung seperti Bapa, Putra dan Roh dari Allah Tritunggal tak dapat kita pahami dengan tuntas, bahkan misteri kecil dari manusia pun tak mungkin dipahami dengan tuntas. Kalau manusia saja tak dapat kita pahami dengan tuntas, apalagi Allah Tritunggal!

Walaupun demikian, kita dapat menerima dan menikmati Allah yang misterius ini. Kita tak dapat memahami-Nya, tetapi kita dapat menikmati-Nya. Orang-orang jaman dulu sama sekali tidak mengetahui vitamin, tetapi mereka bisa dan sudah banyak yang menikmatinya. Puji syukur pada Tu­han, Allah Tritunggal bukan untuk kita pahami, melainkan untuk kita nikmati. Segala apa adanya dan segala yang dikaruniakan-Nya kepada kita untuk kita nikmati telah diwahyukan di dalam Alkitab. Walaupun kita tak dapat memahami-Nya dengan sempurna, tetapi kita dapat menerima apa yang difirmankan-Nya menurut wahyu Alkitab secara harfiah.

Istilah "Tritunggal" memang tak terdapat dalam Alkitab, namun fakta ke-tritunggal-an Allah dapat kita jumpai. Berikut ini kita akan melihat sekilas ayat-ayat yang lebih jelas berkaitan dengan perkara ini dalam Alkitab.

ALLAH ITU ESA

Alkitab berulang-ulang mewahyukan bahwa Allah itu esa. Hal ini tercantum baik dalam Perjan­jian Lama maupun Perjanjian Baru. 1 Korintus 8:4 menegaskan bahwa tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa. Yesaya 45:5 mencatat, "Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain, kecuali Aku tidak ada Allah". Kata-kata serupa tercatat pula dalam ayat 6, 21-22; 46:9; dan 44:6, 8.

Pada ayat-ayat tersebut Allah berulang-ulang berfirman, "Kecuali Aku tidak ada Allah." Bukan "Kecuali Kita (Kami) tidak ada Allah", melainkan "Kecuali Aku tidak ada Allah". "Aku" tentu berben­tuk tunggal, artinya hanya ada satu. Dengan pernya­taan Allah yang diulang-ulang ini membuktikan dengan kuat bahwa Allah hanya ada satu.

Mazmur 86:10 mencatat : "Engkau sendiri saja Allah." Di sini bukan : "Kamu (bentuk jamak) saja Allah", melainkan "Engkau (bentuk tunggal) sendiri saja Allah". Kata-kata inipun membuktikan Allah itu hanya satu.

Ini adalah wahyu Alkitab yang jelas dan tegas, juga merupakan prinsip yang mendasar dan menyeluruh.

Mungkin ada yang ingin bertanya : "Kalau ada mengatakan Allah hanya ada satu, mengapa pada Kejadian 1:26 Ia menyebut diri-Nya "Kita" dan mengatakan "rupa dan gambar Kita?". Jawab­nya begini : Ia memang Allah Tritunggal. Allah yang maha esa, namun Ia beraspek tiga, yakni Bapa, Putra dan Roh.

ALLAH BERASPEK TIGABAPA, PUTRA DAN ROH

Allah menyebut diri-Nya Aku dan Kita

Allah berfirman dalam Yesaya 6:8, "Siapakah yang akan Kuutus dan siapakah yang mau pergi untuk Kita?" Pada satu pihak Allah menyebut diri-Nya "Aku, dan pada pihak lainnya Allah menyebut diri-Nya "Kita". Ini mengindikasikan bahwa "Aku" adalah "Kita", "Kita" adalah "Aku". Kalau demikian Allah itu tunggal atau jamak? Jika anda mengatakan-Nya jamak, Ia berkata "Aku"; Jika anda menga­takan-Nya tunggal, Ia berkata "Kita". Ini sungguh amat misterius, sulit sekali kita pahami. Kita hanya menerima saja wahyu Alkitab yang tertulis.

Lagi pula, Kejadian 1:26 mencatat, "Berfirmanlah Allah : Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita." Dalam firman kudus, Allah yang maha esa ini, Allah telah berulang-ulang menyebut diri-Nya "Kita". Ini benar-benar suatu misteri yang sulit kita pahami. Tetapi kita harus percaya, dalam hal ini Allah pasti mempunyai tiga aspek, yaitu Bapa , Putra dan Roh.

Seluk beluk Bapa, Putra dan Roh

Dalam Mat. 28:19 Tuhan berfirman, "Baptislah mereka ke dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus." Di sini dengan jelas Tuhan menunjukkan adanya tiga Persona : Bapa, Putra dan Roh Kudus. Namun dalam ayat ini kata "nama" yang dipakai Tuhan untuk menyebut nama Bapa, Putra dan Roh Kudus dalam bahasa aslinya berbentuk tunggal. Ini mengindikasi­kan walaupun Bapa, Putra dan Roh Kudus merupa­kan tiga Persona, tetapi nama Mereka hanya satu. Sungguh misterius, tiga Persona dengan satu nama. Ini sudah tentu adalah tritunggal. "Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus" yang dipakai Tuhan di sini ditujukan kepada siapakah? Nama Bapa? Nama Putra? Atau nama Roh Kudus? Pertanyaan-pertanyaan ini benar-benar sulit untuk dijawab. Kita hanya dapat berkata bahwa nama Bapa, Putra dan Roh Kudus adalah "Bapa, Putra dan Roh Kudus". Nama ini mencakup ketiga Persona ini — Bapa, Putra dan Roh Kudus. Ini mengindikasikan bahwa Allah itu tritunggal adanya. Ia mempunyai tiga aspek Persona : Bapa, Putra dan Roh.

BAPA, PUTRA DAN ROH SERENTAK ADA DARI KEKAL HINGGA KEKAL

Bapa, Putra dan Roh semua adalah Allah

Bapa itu Allah

Tidak perlu diragukan bahwa Bapa itulah Allah. Kitab Perjanjian Baru sering menyebut Allah Bapa. Misalnya dalam 1 Petrus 1:2, "Sesuai dengan rencana Allah Bapa kita."; Efesus1:17, "Meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia."

Putra itu Allah

Putra juga Allah. Ibrani 1:8 mencatat, "Tetapi tentang Anak Ia berkata: takhta-Mu ya Allah..." Ayat ini menyebut Anak sebagai Allah. Injil Yohanes 1:1 berkata, "Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah." Firman ini pasti adalah Kristus, sang Putra. Karena Firman itu Allah, maka Putrapun Allah. Bukan itu saja, Roma 9:5 pun mewahyukan, "Mesias.. .. yang ada di atas segala sesuatu Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya." Sang Putra, Kristus tidak saja adalah Allah, la pun adalah Allah yang ada di atas segala sesuatu, yang harus dipuji sampai selama-lamanya.

Roh itu Allah

Dalam Kisah Para Rasul 5:3-4 kita melihat bahwa Roh itupun Allah. Pada ayat 3 Petrus berkata kepada Ananias bahwa betapa ia telah mendustai Roh Kudus, lalu pada ayat berikutnya dikatakan bahwa Ananias telah mendustai Allah. Maka dalam kedua ayat lni Roh Kudus identik dengan Allah.

Jadi dengan jelas Allah mewahyukan kepada kita bahwa Bapa, Putra dan Roh Kudus ketiganya adalah Allah. Namun ini tidak berarti Mereka adalah tiga Allah. Kita telah nampak bahwa Alkitab mengatakan dengan tegas bahwa Allah itu esa adanya. Walau ada tiga Persona: Bapa, Putra dan Roh, namun tidak berarti Mereka merupakan tiga Allah, Mereka hanya satu Allah. Ini benar-benar suatu misteri. Tetapi puji syukur pada Tuhan, kita dapat menerima dan menikmati sang Misteri ini menurut wahyu Alkitab.

Bapa, Putra dan Roh semua kekal

Bapa itu kekal

Dalam Yesaya 9:5 terdapat istilah "Bapa yang kekal". Istilah tersebut jika diterjemahkan secara harfiah berdasarkan bahasa aslinya (Ibrani) ialah : "Bapa yang abadi" atau "Bapa yang - langgeng". Maka Bapa itu kekal adanya.

Putra itu kekal

Putrapun kekal. Ibrani 1:12 mengatakan tentang Putra : "Tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tak berkesudahan." Ibrani 7:3 juga mengatakan bahwa Ia, Putra "harinya tidak berawal dan hidup­nya tidak berkesudahan", ini berarti Ia kekal.

Roh itu kekal

Roh itupun kekal. Ibrani 9:14 membicarakan tentang "Roh yang kekal". Karenanya kita menghen­daki agar setiap orang mengetahui bahwa menurut Alkitab, kita mengumumkan bahwa Bapa, Putra dan Roh, ketiga Persona ini semua kekal adanya.

Bapa, Putra dan Roh serentak ada dalam waktu yang sama

Injil Yohanes 14:16-17 mencatat, "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia selamanya menyertai kamu, yaitu Roh kebenaran." Dalam kedua ayat ini kita nampak Putra berdoa kepada Bapa, mohon Bapa mengutus Roh. Ini terbuk­ti bahwa Bapa, Putra dan Roh, serentak ada dalam waktu yang sama.

Paulus berkata dalam Efesus 3:14-17 bahwa dia akan berdoa kepada Bapa supaya Ia... menguatkan dan meneguhkan kita oleh Roh-Nya di dalam insan batiniah kita, supaya Kristus diam di dalam hati kita. Dalam kedua ayat ini terdapat Bapa, Putra dan Roh, ketiganya ada dalam waktu yang sama. Alkitab tidak mengatakan setelah Bapa ada sejang­ka waktu, kemudian baru Putra datang, dan setelah berselang beberapa waktu Pura tidak ada lagi, tetapi di gantikan oleh Roh, tidak ada satu ayatpun yang mengatakan demikian. Ayat-ayat ini menyata­kan betapa Bapa mendengarkan doa, Roh meneguh­kan kaum saleh, dan Putra Kristus akan diam atau berumah dengan nyaman di dalam hati kita. Dari ayat-ayat inipun terbukti dengan jelas bahwa ketiga Persona ini serentak ada dalam waktu yang sama.

2 Korintus 13:13 berkata, "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian." Di sini dising­gung tentang kasih karunia Putra, Kristus, kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus. Ketiga Persona ini ada dalam waktu yang sama.

Karena itu kita tidak percaya Bapa pernah berhenti dari keberadaan-Nya dan digantikan oleh Putra. Lalu sesudah lewat beberapa waktu Putra menarik diri dan digantikan oleh Roh. Kita percaya bahwa ketiga Persona ini — Bapa, Putra dan Roh semua kekal adanya, lagipula serentak ada dalam waktu yang sama.

BAPA, PUTRA DAN ROH SALING MENGHUNI, TAK TERPISAH SATU DENGAN YANG LAIN

Hubungan antara Bapa, Putra dan Roh, sang Allah Tritunggal tidak hanya serentak ada dalam waktu yang sama, bahkan saling menghuni. Serentak ada dalam waktu yang sama berarti hidup berdampingan dalam waktu yang sama. Saling menghuni pada diri Allah Tritunggal itu berarti Bapa, Putra dan Roh saling berada di dalam satu dengan yang lain dan hidup bersama-sama.

Dengan jelas Alkitab menunjukkan bahwa ketika Putra datang, Bapa datang bersama Putra, demikian pula, ketika Roh datang, Putra dan Bapa datang bersama. Dan ketika Putra datang, Bapa bukan datang bersama-Nya di luar tubuh-Nya, melain­kan datang bersama di dalam Putra secara sub­yektif.

Injil Yohanes 6:46 mengatakan, "Hanya Dia yang da­tang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa." Di sini kata "dari" menurut bahasa aslinya mengan­dung arti "bersama dengan." Jadi Putra tidak saja datang dari Bapa bahkan datang bersama dengan Bapa.

Injil Yohanes 5:43 mengatakan, "Dalam nama Bapa-Ku Aku datang". Putra datang dalam nama Bapa, ini sama dengan Bapa datang. Ini mengindikasikan kedatangan Putra adalah kedatangan Bapa.

Injil Yohanes 14:10 berkata, "Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku." Ini menunjukkan bahwa Bapa bukan datang bersama di luar Putra, melainkan datang bersama di dalam Putra.

Karenanya Putra dapat bersaksi, "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yoh. 14:9).

Dikatakan dalam Injil Yohanes 15:26, "...Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh kebenaran (realitas) yang keluar dari Bapa." Dalam ayat ini kata "dari" dalam bahasa aslinya juga me­ngandung arti "bersama dengan". Tatkala Roh itu datang, Ia datang bersama Bapa.

Yohanes 14:26 mencatat, "Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku". Penghibur itu adalah Roh Kudus, yang akan diutus Bapa di dalam nama Putra. Datang di dalam nama Putra sama dengan Putra itu yang datang. Ini membuktikan kedatangan Roh Kudus adalah kedatangan Putra.

Ada lagi yaitu Yohanes 8:29 berkata, "Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri..." Juga dikatakan dalam Lukas 4:1, "Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus". Ayat-ayat semua membuktikan saat Putra hidup di atas bumi, Bapa dan Roh juga menyertai dia, Mereka bertiga tidak berpisah satu dengan yang lain.

Ini mengindikasikan Allah Tritunggal ini se­lamanya tak pernah berpisah. Ketika satu Persona bertindak, kedua Persona lainnya juga bertindak bersama Persona yang satu itu. Jika satu Persona diutus, maka kedua Persona lainnya juga datang bersama. Ketika Putra datang, Ia datang di dalam nama Bapa, kedatangan-Nya adalah kedatangan Bapa. Ketika Roh Kudus diutus, Ia diutus di dalam nama Putra; ini berarti Putra yang diutus. Karenanya, kedatangan Putra adalah kedatangan Bapa, Roh diutus berarti Putra diutus. Ringkasnya, tiga adalah satu, Bapa, Putra dan Roh ketiga Persona itu ada­lah satu. Kita tak dapat memisah-misahkan Mereka.

BAPA, PUTRA, ROH KETIGA PERSONA ADALAH ESA

Putra adalah Bapa

Yesaya 9:5 mewahyukan, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita... namanya disebut...Allah yang perkasa, Bapa yang kekal..." Dalam ayat ini "Allah yang perkasa" berpadanan dengan "anak", dan "Bapa yang kekal" berpadanan dengan "Putra". Memang benar Dia adalah seorang Anak, namun Dia juga Allah yang perkasa. Anak bayi yang dilahirkan di palungan di Betlehem adalah Allah yang perkasa. Sebagai­mana anak dengan Allah yang perkasa adalah satu, begitu pula Putra dan Bapa yang kekal adalah satu. Putra adalah Bapa yang kekal. itu. Memang hal ini sangat sulit untuk dijelaskan, tetapi Alkitab mewahyukan demikian : "Seorang Putra telah di berikan untuk kita... nama-Nya disebut orang... Bapa yang kekal" Bukankah ini jelas sekali dikatakan bahwa Putra bukan Bapa, bagaimana "Putra" disebut "Bapa"? Jika kita mengakui bahwa "Anak" dalam ayat ini adalah "Allah yang perkasa", kitapun harus menga­kui bahwa "Putra" yang dikatakan dalam ayat ini adalah "Bapa yang kekal". Kalau tidak itu ber­arti kita tidak percaya wahyu dari ayat Alkitab yang jelas ini. Akan tetapi menurut kata-kata yang jelas ini kita percaya sesungguhnya Tuhan Yesus yang telah menjadi Anak itu adalah Allah yang perkasa; itulah Tuhan Yesus yang adalah Putra, juga Bapa yang kekal. Tuhan kita adalah Putra juga Bapa.

Dikatakan dalam Yohanes 14:7-11, "Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia. Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami". Kata Yesus kepadanya, "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaima­na engkau dapat berkata: "Tunjukkanlah Bapa kepa­da kami", tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percaya­lah kepadaKu, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku..." Dalam perkataan Tuhan ini, misteri Dia esa dengan Bapa telah diwahyukan dengan jelas. Ia di dalam Bapa, Bapa di dalam Dia; Ia berbicara berarti Bapa melakukan pekerjaan-Nya; barangsiapa yang melihat Dia, ia telah meli­hat Bapa; mengenal Dia, berarti mengenal Bapa, sebab Dia adalah Bapa, Dia dan Bapa adalah satu (Yoh.10:30).

Putra (Adam yang akhir) telah menjadi Roh

Diwahyukan dalam 1 Korintus 15:45 (Tl., "Adam yang akhir telah menjadi Roh Pemberi Hayat." Adam yang akhir sudah tentu adalah Tuhan Yesus yang berada di dalam daging, dan Roh pemberi hayat juga sudah tentu adalah Roh Kudus. Tak mungkin masih ada satu Roh pemberi hayat lain selain Roh Kudus. Sebab itu ayat ini juga dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan Yesus adalah Roh Kudus. Tuhan menjadi daging, menjadi Adam yang akhir, kemudian, melalui kematian dan kebang­kitan. Ia telah menjadi Roh pemberi hayat. Perkata­an Tuhan dalam Yohanes 14:16-20 juga membukti­kan hal ini. Di sini Tuhan menunjukkan bahwa Ia akan mengalami kematian dan kebangkitan, lalu menjadi Penghibur yang lain, yaitu Roh reali­tas itu, untuk menyertai kita dan diam di dalam kita. Tuhan terlebih dulu mengatakan pada ayat 17, bahwa Roh realitas itu akan datang, dan "menyertai kamu". Kemudian dalam ayat 18 Tuhan berkata, "Aku tidak akan meninggalkan kamu seba­gai yatim piatu, Aku akan datang kembali kepa­damu". Tigapuluh tahun yang lampau saudara Watchman Nee ketika menafsirkan ayat ini di Shang­hai pernah menekankan bahwa "Dia" pada ayat 17 (Roh Kudus) adalah "Aku" (Tuhan) dalam ayat 18. Dia telah datang berarti Aku telah datang. Dia adalah Aku, Aku adalah Dia. Roh Kudus adalah Tuhan Yesus, Tuhan Yesus adalah Roh Kudus. Dan Tuhan berkata dalam ayat 17, "Roh realitas... akan diam di dalam kamu". Hingga dalam ayat 20 Tuhan melanjutkan, "Aku di dalam kamu." Ini pun mengindikasikan bahwa Roh Kudus yang ada di dalam kita adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit itu.

Tuhan (Putra) adalah Roh

2 Korintus 3:17 mewahyukan; "Tuhan adalah Roh itu". Dalam ayat ini "Tuhan" sudah tentu adalah Tuhan Yesus; dan "Roh itu" sudah tentu adalah Roh Kudus. Bukankah ini sekali lagi dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan Yesus adalah Roh Kudus? Tuhan Yesus kita adalah Roh Kudus. Jadi, Dia adalah Bapa juga Roh. Dia adalah segala-galanya.

ALASAN KETRITUNGGALAN ALLAH

2 Korintus 13:13 mengatakan, "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan perseku­tuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian." Dalam ayat ini tercantum tiga perkara, yaitu kasih karunia, kasih dan persekutuan. Ini mengungkapkan alasan ketritunggalan Allah, yaitu Ia ingin membagikan diri-Nya sendiri, atau menempatkan diri-Nya sendiri ke dalam kita, menjadi kenikmatan dan segala sesuatu kita. Kasih Allah, yaitu kasih Bapa, itulah sumber. Kasih karunia Kristus, yakni kasih karunia Putra, itulah pengaliran kasih Bapa. Dan persekutuan Roh Kudus itulah masuknya kasih karunia Putra yang membawakan kasih Bapa ke dalam batin kita menjadi kenikmatan kita. Ini dapat kita buktikan dalam pengalaman kita. Persekutuan Roh Kudus di dalam kita itulah penyaluran kasih karunia Putra ke dalam kita, untuk kita peroleh. Sedangkan kasih karunia Putra di dalam kita itulah pencicipan atau kenikmatan sejati dari kasih Bapa. Kasih Bapa adalah sumbernya, kasih karunia Putra adalah pernyataannya, dan persekutuan Roh Kudus adalah penyalurannya, yaitu disalurkannya kasih karunia Putra yang membawakan kasih Bapa ke dalam batin kita. Akibatnya, segala sesuatu dari Bapa, Putra dan Roh itu menjadi kenikmatan kita dalam batin kita. Dalam batin anda ada persekutuan Roh Kudus, maka semakin anda hidup dalam persekutuan ini, anda akan semakin memiliki kasih karunia Kristus; semakin memiliki kasih karunia Kristus, anda akan semakin menikmati kasih Allah. Perseku­tuan Roh Kudus membawakan kasih karunia Kristus; dan di dalam kasih karunia Kristus ada kasih Allah. Jadi, kasih Bapa, kasih karunia Putra, dan perseku­tuan Roh bukanlah tiga benda yang berbeda, melainkan tiga aspek dari satu benda yang sama, untuk kita nikmati. Demikian pula, Bapa, Putra dan Roh bukanlah tiga Allah, melainkan tiga aspek dari satu Allah untuk kita peroleh dan nikmati.

Sumber: Living Stream Ministry, Truth Lesson Level 1, Volume 1, Lesson 2, Witness Lee.


Fitur komentar ditutup.