Artikel

Artikel

Operasi Allah dan Kerja Sama Kita

Posted 05/07/2014 | 12:07

Pembacaan Alkitab: Flp. 1:19‑21a; 2:12-13; Yoh. 6:63; Ef. 6:17b‑18a


Dalam Filipi 1:19 Paulus berkata bahwa situasi, lingkungan, dan keadaan sekitarnya akan menghasilkan keselamatan baginya. Tetapi dalam 2:12 ia menyuruh kita mengerjakan keselamatan kita sendiri. Menurut perkataan Paulus dalam 1:19, situasi sulit yang kita hadapi akan menghasilkan ke­selamatan kita. Dapat tidaknya lingkungan kita menghasil­kan keselamatan bagi kita tergantung pada ada tidaknya kita menikmati suplai yang limpah lengkap dari Roh Yesus Kristus.

Dalam Filipi 2:12 Paulus sekali lagi membicarakan kesela­matan. Tetapi kali ini ia tidak mengatakan keselamatan­nya, melainkan menyuruh kaum saleh mengerjakan kesela­matan mereka sendiri. Mengenai dirinya sendiri, Paulus berkata bahwa lingkungannya akan menghasilkan kesela­matan. Tetapi mengenai kaum saleh, ia menyuruh mereka mengerjakan keselamatan mereka sendiri. Keselamatan Allah yang diwahyukan dalam Alkitab terdiri atas berbagai kategori. Hari demi hari, bahkan saat demi saat kita boleh mengalami berbagai aspek keselamat­an Allah. Kita perlu mengalami keselamatan dari tahun ke tahun, dari bulan ke bulan, dari minggu ke minggu, dari hari ke hari, bahkan dari saat ke saat.

Kita perlu keselamatan Allah untuk masalah‑masalah yang kita hadapi dari hari ke hari, terutama dalam kehidup­an keluarga dan hidup gereja kita. Kita perlu keselamatan yang berbeda‑beda untuk masalah yang berbeda‑beda. Se­orang saudara perlu sejenis keselamatan dalam menghadapi kaum saleh yang berbeda‑beda. Tetapi ia perlu keselamatan jenis lain dalam hubungannya dengan istrinya. Menurut ketetapan Allah, tidak baiklah seorang laki‑laki hidup sen­dirian. Tiap saudara harus mempunyai seorang istri. Na­mun, adanya masalah dalam kehidupan pernikahan tidak dapat dihindari. Untuk semua masalah itu kita perlu kese­lamatan Allah. Allah telah menetapkan pernikahan agar kita mendapatkan kesempatan untuk menikmati Dia. Jika kita menikmati Tuhan, kita akan mengalami keselamatan­-Nya dalam kehidupan pernikahan kita.

Di satu pihak, kita mengerjakan keselamatan kita sendiri; di pihak lain, Allah beroperasi di dalam kita. Dalam 2:13 Paulus menegaskan, "Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu." Allah mengerjakan (beroperasi) di dalam kita, dan kita bekerja sama dengan Dia. Ini berarti kita mengerjakan keselamatan kita menurut operasi Allah. Ketika seorang saudari bersungut‑sungut atau seorang sau­dara berbantah‑bantah, Allah beroperasi untuk memung­kinkan mereka mengerjakan keselamatan mereka dari sungut‑sungut dan perbantahan. Bila kita berpaling kepada Tuhan dan berkata, "O Tuhan Yesus, aku cinta kepada‑Mu," kita akan diselamatkan dari bersungut‑sungut dan berbantah-bantah.

Istilah "mengerjakan" atau beroperasi di sini dalam ba­hasa aslinya dapat juga diterjemahkan "menguatkan" atau "memberi energi". Allah sedang memberi energi kepada kita dari batin kita. Karena kita tidak mudah mengalami kese­lamatan Allah dalam berbagai situasi, maka Ia memberi energi kepada kita. Sebagai contoh, boleh jadi seorang sau­dara sangat perkasa dalam berbantah‑bantah. Jika saudara ini ingin mengerjakan keselamatannya sendiri dari perban­tahan, ia perlu Allah memberi energi kepadanya.

Ketika menciptakan langit dan bumi Allah cukup ber­firman saja. Tetapi untuk menolong kita dari sungut‑sungut dan perbantahan, Ia perlu memberi kita energi. Ini menunjukkan bahwa menyelamatkan kita dari sungut‑sungut dan perbantahan jauh lebih sulit daripada menciptakan bumi. Ketika Allah menciptakan sesuatu, Ia cukup berfirman, dan benda itu jadi. Namun, jika Ia menyuruh kita tidak ber­sungut‑sungut atau berbantah‑bantah, mungkin kita tidak memperhatikan. Maka, terjadilah suatu pergumulan dalam batin antara kita dengan Allah. Bukankah Anda sering bergumul dengan Allah? Pergumulan itu merupakan suatu bukti bahwa Allah sukar menolong kita. Untuk menolong kita tanpa merusak kita, maka Dia memberi energi di batin kita. Kehidupan kristiani adalah kehidupan pergumulan, yakni suatu kehidupan bergumul dengan Allah yang ber­operasi di dalam kita.

Untuk memperbesar Kristus dan memperhidupkan Kristus, kita perlu suplai yang limpah lengkap dari Roh itu. Sekarang kita harus maju melihat bahwa suplai yang limpah lengkap ini tersimpan di dalam firman. Menurut Alkitab, Roh dan firman adalah satu. Da­lam Yohanes 6:63, Tuhan Yesus berkata, "Perkataan‑perka­taan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup." Ini menunjukkan bahwa firman adalah Roh. Efesus 6:17‑18 me­nunjukkan bahwa Roh itu adalah firman. Dua Timotius 3:16 mengatakan bahwa seluruh Kitab Suci adalah hembusan (nafas) Allah. Setiap kata dalam Alkitab adalah nafas Allah. Nafas ini adalah pneuma, Roh itu. Jadi, di satu pihak, firman Allah adalah Roh itu; di pihak lain, Roh Allah itulah firman.

Pada permulaan Injil Yohanes, Kristus adalah Firman, tetapi pada akhir Injil Yohanes Ia menghembuskan Roh itu. Dalam Yohanes 6:63 Ia berkata bahwa firman itulah Roh. Melalui firman dan Roh itu Allah mencapai kita. Roh itu misterius, abstrak, dan sukar dipahami. Tetapi bersama dengan Roh itu, kita mempunyai firman. Kita dapat memakai contoh listrik, kita boleh mengibaratkan seperti jaringan kawat listrik dan kabel bawah tanah. Roh itu dapat diibaratkan dengan jaringan kawat listrik dan firman itu ibarat kabel bawah tanah. Melalui jaringan ka­wat listrik, dan kabel bawah tanah, kita mengalami trans­misi listrik. Jika kita mempunyai Roh tanpa firman atau mempunyai firman tanpa Roh, kita tidak mungkin mene­rima transmisi ilahi ini. Roh itu dan firman itu, jaringan kawat listrik itu dan kabel bawah tanah itu, kedua‑duanya kita perlukan.

Mungkin ada orang yang hanya memperhatikan firman, namun mengabaikan Roh itu, ini adalah satu ekstrem. Pada aspek lain, mungkin ada orang yang hanya memperhatikan Roh, namun mengabaikan firman, ini adalah ekstrem lain. Kita tidak seharusnya berada pada ke­dua ekstrem tersebut, tetapi kita harus seimbang: memper­hatikan Roh juga firman. Kita memiliki Roh itu dalam batin, dan kita memiliki firman, Alkitab, di tangan kita. Dalam Efesus 6:17‑18 Paulus menyuruh kita menerima pedang Roh itu, yaitu firman Allah, dengan segala doa dan permohonan, berdoa setiap saat di dalam roh. Setiap kali kita datang kepada firman Allah, janganlah kita semata‑mata melatih mata kita untuk mem­baca atau pikiran kita untuk memahaminya, tetapi harus juga melatih roh kita. Jika kita menyentuh Alkitab tanpa berdoa, hanya me­makai mata dan pikiran kita, Alkitab akan menjadi huruf-­huruf yang mati bagi kita.

Pembacaan Alkitab kita harus dibaurkan dengan doa, inilah yang disebut "doa‑baca". Seba­gai contoh, ketika kita mendoabacakan Kejadian 1:1 kita boleh berkata, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Ya Allah, aku bersyukur kepada‑Mu, Engkaulah permulaan, Engkaulah asal usul dari segala sesuatu." Anda mungkin membaca Yohanes 3:16, "Karena Allah begitu mengasihi dunia ini", kemudian berdoa, "Ya Allah, terima kasih kepada‑Mu karena Engkau mengasihi dunia. Bapa, aku bersyukur kepada‑Mu bahwa Engkau mengasihi aku. Bahkan Engkau mengasihi aku sedemikian rupa, sehingga Engkau memberi­kan Putra‑Mu kepadaku." Inilah doa‑baca. Ketika kita mendoabacakan firman dengan cara demikian, firman bagi kita akan menjadi nafas hidup Allah, yaitu Roh itu. Hasilnya, kita akan didiris, dirawat, disegarkan, dan dite­rangi. Alkitab sekali‑kali tidak menjadi buku yang tertulis dengan huruf‑huruf mati, melainkan menjadi Roh yang me­rawat kita dalam pengalaman kita.

Hanya memahami Alkitab saja tidak cukup, kita juga harus makan perkataan- perkataan Alkitab. Yeremia 15:16 mengatakan, "Apabila aku bertemu dengan perkataan‑per­kataan‑Mu maka aku memakannya (menikmatinya, LAI)." Selain itu, Matius 4:4 mengatakan, "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah." Alkitab tidak saja berguna untuk dibaca dan dipelajari, tetapi lebih daripada itu, Alkitab teristimewa berguna untuk dimakan. Oh, kita perlu makan firman Allah! Cara terbaik untuk makan firman ialah doa‑baca. Jika kita ingin menikmati suplai yang limpah lengkap dari Roh itu, kita harus makan firman melalui mendoabacakan firman.

Di satu pihak, makanan yang kita makan tiap hari merawat kita; di pihak lain, makanan juga mengandung unsur‑unsur yang dapat membunuh kuman‑kuman dalam tubuh kita. Kita hanya perlu makan dengan tepat dan mem­biarkan unsur‑unsur dalam makanan yang kita makan itu merampungkan pekerjaan tersebut. Demikian pula, melalui doa‑baca firman, kita akan mengalami perawatan dan pem­hunuhan hal‑hal negatif dalam batin kita. Di satu pihak, unsur kematian Kristus yang almuhit membunuh hal­-hal negatif dalam diri kita, di pihak lain, kebangkitan‑Nya menguatkan kita dan membangun kita. Hari demi hari kita harus datang kepada sumber yang benar, yakni kepada firman sebagai perwujudan kekayaan Kristus, agar kekayaan­-kekayaan Kristus menjadi suplai yang limpah lengkap dan yang almuhit bagi kita.