Artikel

Artikel

Orang Kristen - Umat yang Berbicara

Posted 14/08/2013 | 12:08

Pembacaan Alkitab : Ef. 5:18b‑19; I Kor. 14:1, 5, 23‑24, 31­-32


Sebagai anggota Tubuh Kristus, kita perlu dipenuhi di dalam roh kita ke dalam kepenuhan Allah. Dalam Efesus 5:18 Paulus memberi pesan kepada kita untuk "dipenuhi di dalam roh". Jika kita dipenuhi di dalam roh, maka apa yang memenuhi kita itu akan meluap dari dalam kita. Ayat 19 menunjukkan keluapan ini: "Berkata‑katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji­-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati." Beberapa anak-anak Allah suka merenung atau melamun, bahkan tertidur da­lam persidangan gereja. Ini menunjukkan tidak adanya keluapan. Sebaliknya, jika kita meluap, dipenuhi di dalam roh ke dalam segala kepenuhan Allah, kita akan melatih roh kita, dengan spontan berbicara seorang kepada yang lain tentang Kristus.

Orang Kristen seharusnya menjadi umat yang ber­bicara. Kita tidak boleh menjadi orang bisu, atau bung­kam, karena Allah yang kita sembah ialah Allah yang ber­bicara (Ibr. 1:1-2). Sebaliknya, berhala tidak dapat berbicara, bisu. Dalam 1 Korintus 12:2 Paulus menyebut "berhala yang bisu" Karena berhala tidak dapat berbicara, maka orang yang menyembah berhala pun bisu. Berhala yang bisu memerlukan penyembah yang bisu. Namun Allah kita tidak bisu, Ia adalah Allah yang berbicara. Karena itu, orang‑orang yang menyembah‑Nya juga ha­rus berbicara. Tetapi sayang, banyak orang Kristen yang tidak berdaya untuk berbi­cara.

Bagai­manakah keadaan kita dalam sidang‑sidang gereja? Apa­kah kita membungkam, atau kita meluap‑luap dengan kata‑kata tentang Kristus yang kita alami dalam kehi­dupan kita sehari‑hari? Dalam sidang, kita harus memuji Tuhan dan berbicara tentang apa adanya Tuhan dalam pengalaman kita. Adaka­lanya kita bahkan harus bersorak‑sorai dengan sukacita kepada Tuhan, seperti yang dipesankan dalam Mazmur 100:1. Ketika kita berkumpul bersama, kita harus sering bersorak dengan sukacita kepada Tuhan (Mzm. 66:1; 81:2; 95:2; 98:4, 6). Sidang‑sidang kita perlu dipenuhi de­ngan pembicaraan tentang kekayaan Kristus. Efesus 5:19juga menyinggung "bernyanyi dan berso­rak" kepada Tuhan. Bernyanyi dan bersorak yang sede­mikian tidak saja merupakan luapan karena dipenuhi di dalam roh, juga merupakan cara untuk dipenuhi di dalam roh. Bila kita dipenuhi dalam roh kita ke dalam segala kepenuhan Allah, maka hal pertama yang kita lakukan ialah berbicara. Setelah itu kita akan bernyanyi dan ber­sorak dari dalam hati kepada Tuhan.

Dalam 1 Korintus 14:1 Paulus berkata, "Kejarlah ka­sih itu dan berusahalah memperoleh karunia‑karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat (bertutur sabda." Kebanyakan orang menganggap nubuat di sini hanyalah ramalan peristiwa‑peristiwa yang akan datang. Tetapi, makna utama dari nu­buat (tutur sabda) yang terdapat dalam Alkitab, lebih­-lebih dalam Perjanjian Baru, bukanlah ramalan. Dalam Alkitab, nubuat (tutur sabda) mengandung tiga arti: pertama, berarti berbicara bagi seseorang, ber­bicara atas nama orang lain. Ketika seseorang bernubuat (bertutur sabda) sedemikian, berarti ia tidak berbicara bagi dirinya sendiri, melainkan bagi orang lain. Karena itu, mungkin ada orang yang terpanggil untuk bernubuat (bertutur sabda) bagi Tuhan, yaitu berbicara sebagai wa­kil Tuhan. Kedua, berarti mengutarakan, mengumumkan. Dalam Alkitab seseorang bukan hanya dapat berbicara bagi Allah, juga dapat mengutarakan sesuatu tentang Allah. Ketiga, berarti meramalkan. Karena itu, ketiga arti dari nubuat ialah berbicara untuk, mengutarakan, dan meramalkan. Akan tetapi, bernubuat di sini bukan dititik-beratkan pada meramal, melainkan pada berbicara bagi Tuhan dan membicarakan Tuhan ke dalam orang lain.

Dalam 1 Korintus 14:31 Paulus berkata, "Sebab ka­mu semua boleh bernubuat (bertutur sabda) seorang demi seorang, sehingga kamu semua dqpat belajar dan ber­oleh kekuatan." Kalau bernubuat di sini terutama berarti meramalkan perkara‑perkara yang akan datang, bagai­mana mungkin semua orang beriman bernubuat? Tetapi kita semua dapat berbicara bagi Tuhan dan menguta­rakan sesuatu yang berasal dari Tuhan. Bahkan orang-­orang yang baru beriman dan para muda‑mudi dapat bertutur sabda seperti ini. Semakin banyak kita berbi­cara, kita akan semakin dipenuhi dalam roh. Tetapi, jika kita membungkam terus, kita tidak mungkin dipenuhi di dalam roh. Dalam kehidupan kita sehari‑hari kita perlu menjadi orang yang berbicara. Jika Anda berbicara demikian dari hari ke hari, Anda akan dipenuhi di dalam roh Anda.

Kita pun perlu berbicara dalam persidangan gereja. Dalam 1 Korintus 14:23‑24 Paulus berkata bahwa jika kita semua bernubuat pada waktu seluruh gereja berhimpun, maka orang yang tidak beriman itu akan di­yakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua. Dalam ayat 25 dilanjutkan, "segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: 'Sungguh, Allah ada di tengah‑tengah kamu.'" Dalam ayat 3 Paulus mengatakan bahwa bertu­tur sabda adalah untuk membangun, menasihati, dan menghibur kaum saleh. Lagi pula, orang yang bertutur sabda membangun gereja (ayat 4). Semakin kita berbicara bagi Tuhan, manusia batiniah kita akan semakin dipenuhi oleh‑Nya. Sering kali kita tersandung orang lain karena jiwa kita kosong. Tetapi bila kita dipenuhi melalui mengutarakan Tuhan, diri kita akan dipenuhi dengan te­pat, dan tidak ada tempat bagi segala hal yang negatif untuk masuk menduduki kita.

Ada se­mentara orang percaya bahwa mereka harus menunggu Roh Kudus datang menggerakkan mereka. Ini adalah praktek dalam Perjanjian Lama. Cara yang diwahyukan dalam Perjanjian Baru tidaklah demikian. Dalam Perjan­jian Lama Roh Allah turun ke atas manusia, tetapi Roh itu tidak berhuni di dalam manusia. Namun, dalam Per­janjian Baru, sebagai kaum beriman dalam Kristus, kita memiliki Roh Kudus di dalam kita. Karena itu, kita tidak perlu menunggu Roh Kudus turun ke atas kita. Dalam I Korintus 14:32 Paulus berkata, "Roh nabi takluk kepada nabi‑nabi." Karena roh kita takluk kepada kita, maka tidak perlu kita menunggu datangnya ilham. Kita harus mengambil inisiatif untuk menggunakan roh kita, memberi perintah kepada roh kita untuk bertindak. Kemudian kita harus berbicara, bukan menurut pikiran kita, melainkan menurut perasaan yang ada di lubuk batin kita. Setiap orang beriman dalam Kristus dapat berbi­cara dengan demikian. Inilah sebabnya Paulus memberi tahu kita bahwa kita semua dapat bertutur sabda.

Jika kita ingin menyuplai gereja melalui berbicara, kita harus menggarap Kristus dari hari ke hari, sa­ma seperti umat Israel menggarap tanah permai. Lihatlah umat Israel, melalui berjerih lelah, mereka memperoleh hasil bumi untuk dipersembahkan kepada Tuhan pada hari raya. Ketika mereka datang ke hadirat Tuhan, mereka membawa se­suatu dalam tangan mereka untuk dipersembahkan ke­pada Tuhan. Sama prinsipnya dengan kita mengalami Kristus. Karena banyak orang Kristen tidak menggarap Kristus, mereka tidak mengalami‑Nya dalam hidup mere­ka sehari‑hari. Jadi, ketika mereka bersidang mereka tidak mempunyai apa‑apa yang berasal dari Kristus un­tuk dipersembahkan kepada Allah atau dibagi‑bagikan kepada kaum saleh. Mereka tidak mempunyai sesuatu untuk dibicarakan mengenai Tuhan.

Semoga Tuhan membelaskasihani kita dalam hidup gereja, agar kita dapat berkontak dengan Dia dari hari ke hari dan hidup menurut petunjuk insan batiniah‑Nya. Jika kita hidup oleh Kristus, kita akan dipenuhi dalam roh kita ke dalam segala kepenuhan Allah. Lalu, dengan spontan kita akan meluap‑luap oleh pembicaraan bagi Tuhan. Melalui pembicaraan sedemikian, kita akan mem­persembahkan Kristus kepada Allah dan membagi‑ba­gikan Dia kepada satu sama lain. Sidang‑sidang yang dipenuhi dengan pembicaraan bagi Kristus yang sedemi­kian akan menjadi ekspresi dari Kristus yang hidup. Inilah cara yang tepat untuk mempertinggi sidang‑sidang gereja.