Perjuangan Orang Kristen

Pembacaan Alkitab: Efesus 6:10-20
Dalam Kitab Efesus Paulus membahas berbagai aspek gereja. Kitab ini mewahyukan setidaknya 12 aspek gereja, antara lain: ekklesia, Tubuh Kristus, kepenuhan Kristus, karya agung Allah, manusia baru, kawan sewarga Allah, keluarga Allah, tempat kediaman Allah, rahasia Kristus, kepenuhan Allah, mempelai perempuan, dan pejuang. Dari kedua belas aspek gereja itu, aspek-aspek utamanya ialah: manusia baru, mempelai perempuan, dan pejuang. Manusia baru adalah untuk menggenapkan kehendak kekal Allah, mempelai perempuan adalah untuk kepuasan Kristus, sedangkan pejuang adalah untuk menanggulangi musuh Allah.
Efesus 6:10-20 secara khusus membahas aspek gereja sebagai pejuang. Tahukah Anda bahwa sejak hari keselamatan kita, kehidupan kristiani kita merupakan kehidupan peperangan? Hal itu sama seperti pengalaman orang Israel setelah mereka keluar dari Mesir. Begitu mereka keluar dari Mesir, peperangan pun dimulai. Firaun dan kereta perangnya mengejar orang Israel, tetapi Allah datang berperang bagi mereka. Setelah bani Israel menyeberangi Laut Merah dan setelah tentara Firaun tenggelam, mereka terus berperang sepanjang perjalanan mereka di padang gurun, dan mereka terus berperang di tanah permai. Jadi, sejarah mereka mewahyukan bahwa kehidupan orang yang beroleh selamat adalah satu kehidupan yang berperang.
Efesus 6:10 mengatakan, "Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya." Kita tidak dapat melakukan peperangan rohani di dalam diri sendiri, kita hanya dapat berperang di dalam Tuhan dan di dalam kekuatan kuasa‑Nya. Selanjutnya ayat 11 berkata, "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah." Seluruh perlengkapan senjata Allah adalah untuk seluruh Tubuh Kristus, bukan untuk anggota Tubuh Kristus individu mana pun. Kita perlu mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya "kita dapat bertahan" melawan tipu muslihat Iblis.
Dalam ayat 12Paulus melanjutkan, "Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah‑pemerintah, melawan penguasa‑penguasa melawan kuasa‑kuasa dunia yang gelap ini, melawan roh‑roh jahat di udara." Darah dan daging mengacu kepada manusia. Di belakang manusia yang berdarah dan berdaging ada kuasa jahat Iblis, yang berlawanan dengan tujuan Allah. Pemerintah‑pemerintah, penguasa‑penguasa, dan kuasa‑kuasa dunia yang gelap ini adalah malaikat‑malaikat yang memberontak, yang mengikuti Iblis dalam pemberontakannya melawan Allah, dan yang sekarang berkuasa di udara atas bangsa- bangsa di dunia. Kita perlu berkali‑kali diingatkan bahwa peperangan kita bukanlah melawan manusia, melainkan roh‑roh jahat, kuasa‑kuasa rohani yang di angkasa.
Ayat 13 mengatakan, "Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu."Perlengkapan senjata Allah sudah dipersiapkan dan disediakan oleh Allah bagi kita, namun kita perlu menggunakan tekad kita untuk mengambilnya dan mengenakannya, demikian barulah kita dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat. Dalam Efesus 5:16 dikatakan bahwa hari‑hari ini adalah jahat. Dalam zaman yang jahat ini (Gal. 1:14),setiap hari adalah hari yang jahat, karena Iblis, si jahat, sedang bekerja setiap hari. Sebab itu kita perlu berdiri, mengadakan perlawanan.
Efesus 6:14 mengatakan, "Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran." Mengikat pinggang berarti memperkuat seluruh diri kita. Seluruh diri kita perlu diperkuat dengan kebenaran. Kebenaran di sini berarti Allah sendiri diekspresikan secara riil dalam kehidupan kita. Jika kehidupan Anda sehari‑hari jauh di bawah standar realitas seperti yang nyata dalam Yesus, Anda tidak saja akan tidak dapat berdiri dan bertahan pada hari yang jahat, malah akan melarikan diri. Kalau kita ingin berdiri, kehidupan sehari‑hari kita, haruslah sesuai dengan prinsip realitas dan mencapai standar realitas, yakni Kristus yang kita alami dan perhidupkan itu. Dalam Filipi 1:21 Paulus berkata, "Karena bagiku hidup adalah Kristus." Kristus yang diperhidupkan Paulus adalah ikat pinggang realitasnya. Karena kehidupan sehari‑hari Paulus telah diserupakan dengan model Kristus, maka ia memiliki kekuatan untuk berdiri menghadapi segala penentangan dan keadaan‑keadaan yang bermusuhan.
Dalam ayat 14 Paulus meneruskan, "Berbajuzirahkan kebenaran" (Tl.). Baju zirah kebenaran adalah untuk menutupi hati nurani kita, yang dilambangkan dengan dada. Iblis adalah pendakwa kita. Dalam berperang melawan dia kita perlu hati nurani yang tidak bercela. Menjadi benar berarti benar terhadap Allah dan manusia. Jika kita bersalah sedikit saja terhadap Allah atau manusia, Iblis akan mendakwa kita, dan hati nurani kita akan berlubang yang melaluinya segala iman dan keberanian kita akan bocor. Karena itu, kita perlu penudungan kebenaran untuk melindungi kita dari tuduhan si musuh (1 Kor. 1:30).
Ayat 15 mengatakan, "Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera." Menurut Efesus 2:15‑16, di atas salib Kristus telah menggenapkan damai sejahtera sehingga orang kafir dapat berkontak dengan kaum beriman Yahudi, dan kita semua dapat berkontak dengan Allah. Lazimnya, damai sejahtera berlawanan dengan peperangan. Akan tetapi di sini kita berperang dengan damai sejahtera dan di dalam damai sejahtera. Jika di antara kita dengan Allah atau di antara kita dengan kaum beriman lainnya tidak ada damai sejahtera, kita akan kehilangan tumpuan itu. Kristus adalah damai sejahtera bagi kita, karena‑Nya kita bersatu dengan Allah dan bersatu dengan kaum saleh. Damai sejahtera ini adalah dasar yang teguh yang memungkinkan kita berdiri teguh melawan musuh.
Ayat 16 mengatakan, "Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat." Perisai iman di sini adalah untuk melawan panah api si jahat. Kristus ialah Pemulai dan Penyempurna iman yang demikian (Ibr. 12:2). Iman kita seharusnya berada dalam Allah (Mrk. 11:22). Allah itu riil, hidup, hadir, dan tersedia. Kita perlu memiliki iman di dalam‑Nya. Kita perlu beriman terhadap hati Allah, kesetiaan Allah, kemampuan Allah, firman Allah, kehendak Allah, dan kedaulatan Allah.
Panah api si jahat adalah cobaan‑cobaan, usulan-usulan, keragu-raguan, pertanyaan-pertanyaan, dusta-dusta, dan serangan-serangan Ibhs. Panah api digunakan oleh pejuang-pejuang dalam zaman rasul. Rasul menggunakan istilah ini untuk mengilustrasikan serangan Iblis terhadap kita. Ketika kita bangun di pagi hari, Iblis sering mengajukan usulan-usulannya. Sebab itu, perkara yang pertama harus kita lakukan setiap pagi, ialah masuk ke dalam firman. Bila kita tidak berada dalam firman, kita tidak akan memiliki penudung untuk melawan usulan-usulan Iblis itu.
Pada bagian pertama ayat 17, Paulus selanjutnya berkata, "Dan terimalah ketopong keselamatan..." Ini adalah untuk menudungi pikiran kita terhadap pikiran-pikiran negatif yang ditambahkan ke dalam kita oleh si jahat. Ketopong, penudungan yang demikian, adalah keselamatan Allah. Iblis menyuntikkan ancaman-ancaman, kecemasan-kecemasan, kekhawatiran‑kekhawatiran, dan pikiran‑pikiran lain yang melemahkan ke dalam pikiran kita. Keselamatan Allah adalah penudung yang kita ambil untuk melawan semua hal ini. Keselamatan yang sedemikian adalah Kristus penyelamat, yang kita alami dalam hidup kita sehari‑hari (Yoh. 16:33).
Dalam ayat 17 Paulus juga mengatakan tentang "pedang Roh, yaitu firman Allah". Di antara keenam butir perlengkapan senjata Allah, hanya inilah yang kita gunakan untuk menyerang musuh. Kita terlebih dulu mengenakan ikat pinggang, baju zirah, kasut, memegang perisai iman, dan ketopong keselamatan. Kemudian, setelah kita terlindungi seluruhnya, barulah kita bisa menerima pedang Roh itu. Roh itu adalah firman Allah. Baik Roh maupun firman adalah Kristus (2 Kor. 3:17; Why. 19:13). Kristus sebagai Roh itu dan firman memperlengkapi kita dengan pedang sebagai senjata penyerang untuk mengalahkan dan membunuh si musuh.
Istilah firman dalam ayat 17 bahasa Yunaninya ialah rhema, yakni firman seketika yang diucapkan pada saat itu oleh Roh dalam situasi apa pun. Ketika logos, firman konstan dalam Alkitab menjadi rhema yang seketika, maka rhema ini adalah Roh itu. Rhema yang menjadi Roh itu, ialah pedang yang menyerang dan meremukkan musuh. Oleh sebab itu, gereja harus menjadi gereja yang diperlengkapi, yang berperang, dan yang menang sedemikian, agar musuh Allah dikalahkan dan dihancurkan.