Artikel

Artikel

Perlunya Doa Syafaat dan Kristus Sebagai Pendoa Syafaat

Posted 23/04/2014 | 12:04

Pembacaan Alkitab:

Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, (Efesus 6:18)


Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. (Wahyu 5:6)


          Dalam pengalaman kita, kita perlu datang ke mezbah, bejana pembasuhan, meja roti sajian, kaki dian, dan tabut. Menurut studi Alkitab saya, setelah kita datang ke tabut di tempat maha kudus, kita perlu datang kembali ke mezbah ukupan. Mezbah ukupan bukanlah satu item pada perjalanan melalui tabernakel. Sebaliknya, mezbah ukupan dapat dibandingkan dengan sebuah motor yang menyebabkan segala sesuatu beroperasi. Jadi, mezbah ukupan sendiri berdiri sebagai titik balik. Berulang kali kita harus kembali pada titik balik ini. Ini berarti bahwa untuk mengalami aspek manapun pada pelataran luar atau tabernakel, kita perlu berdoa. Ketika kita berdoa, segala sesuatu bekerja. Ketika kita berdoa, dalam pengalaman kita mezbah, bejana pembasuhan, meja roti sajian, kaki dian dan tabut semuanya menjadi efektif. Namun, ketika motornya berhenti, segala sesuatu juga berhenti. Ketika motor beroperasi, segala sesuatu beroperasi. Inilah sebabnya kita perlu memiliki motor–Kristus yang bersyafaat–beroperasi di dalam kita. Kita perlu memiliki kehidupan doa, hayat berdoa. (Pelajaran-Hayat Keluaran, hal.1604)


Perlunya Doa Syafaat dan Kristus Sebagai Pendoa Syafaat


Perlunya Doa Syafaat

Jika bukan karena doa syafaat Kristus, tak seorang pun menerima kematian-Nya, mengalami kebangkitan-Nya atau bersatu dengan-Nya dalam keterangkatan-Nya. Supaya orang dapat termotivasi untuk mengalami kematian, kebangkitan, dan keterangkatan Kristus, doa syafaat-Nya sangat diperlukan. Tanpa doa syafaat Kristus dan gereja, orang dosa tidak akan menerima kematian Kristus. Bahkan mereka yang telah menerima kematian Kristus tidak akan terus mengalami kebangkitan-Nya, apalagi mengenal makna bersama dengan Kristus dalam keterangkatan, duduk bersama-Nya di surga. Semua pengalaman ini tergantung pada motivasi yang berasal dari Kristus yang bersyafaat dan gereja yang bersyafaat. Inilah makna mezbah ukupan.

Sebagai orang-orang yang mencari Tuhan, kita dalam pemulihan baik secara pribadi dan korporat harus belajar satu perkara—berdoa. Kita perlu kehidupan yang berdoa. Kehidupan doa yang sejati selalu adalah kehidupan yang berdoa syafaat. Doa yang sejati terutama bukan berdoa untuk diri sendiri, tetapi terus menerus berdoa untuk orang lain. Berdoa untuk diri sendiri bukanlah doa syafaat. Tetapi berdoa untuk orang lain adalah berdoa syafaat bagi mereka. Jadi, doa untuk orang lain adalah doa syafaat.

Kehidupan doa yang tepat adalah kehidupan yang mendoakan orang lain, yang berdoa syafaat bagi mereka. Kita perlu berdoa bagi gereja-gereja di seluruh bumi dan untuk semua orang kudus. Kita perlu berdoa untuk orang yang tua, orang yang muda, dan para penentang. Hari demi hari kita perlu berdoa terutama bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk orang lain. Kita perlu kehidupan doa syafaat yang demikian. Doa syafaat yang dipersembahkan pada mezbah ukupan seharusnya meningkat setiap hari.

Jika kita mempertimbangkan diagram tabernakel dan pelataran luar, kita akan melihat bahwa mezbah ukupan adalah pusatnya. Jika tidak ada mezbah ukupan di tabernakel, tabernakel tidak akan memiliki pusat. Pusat pelaksanaan administrasi Allah bukanlah tabut, pusat pelaksanaan adalah mezbah ukupan. Sangatlah penting kita semua melihat hal ini.


Kristus Sebagai Pendoa Syafaat


Mezbah ukupan menandakan Kristus sebagai pendoa syafaat untuk mempertahankan hubungan antara Allah dan umat-Nya (Rm. 8:34; Ibr. 7:25). Tanpa Kristus yang berdoa syafaat demikian, hubungan yang tepat antara Allah dengan kita tidak dapat terjadi. Hubungan ini tidak dapat dipelihara. Karena itu, untuk memelihara hubungan kita dengan Allah, kita memerlukan doa bukan hanya dari Kristus secara individu, tetapi juga dari Tubuh-Nya secara korporat.

Roh pemberi-hayat mencakup keinsanian dan keilahian Kristus. Sekarang Roh ini sedang bergerak di atas bumi untuk membawa keefektifan Kristus yang berdoa kepada banyak orang di mana-mana. Di mana kepentingan Allah berada, doa ini akan diikuti oleh Roh pemberi-hayat. Ini berarti bahwa ketika gereja-gereja dan orang-orang kudus berdoa dengan Kristus, Roh pemberi-hayat akan melaksanakan apapun yang kita doakan, membawa doa syafaat Kristus ke semua tempat di atas bumi yang berhubungan dengan kepentingan Allah.

Semoga kita semua digerakkan untuk menuntut kehidupan doa syafaat demikian sehingga kita dapat menikmati Kristus bukan hanya sebagai meja roti sajian, kaki dian dan tabut, tetapi juga sebagai mezbah ukupan. Mezbah ukupan ini adalah titik balik kehidupan kristiani kita. Ini memotivasi setiap aspek kehidupan orang Kristen pada tindakan positif. Doa syafaat juga memotivasi orang lain untuk datang pada Kristus pada mezbah kurban bakaran, pada bejana pembasuhan, pada meja roti sajian, pada kaki dian, dan pada tabut dalam tempat maha kudus. Ini akan memotivasi banyak orang kudus untuk menuntut kekayaan Kristus sampai mereka mencapai kematangan. Karena itu, sangatlah penting bagi kita berdoa syafaat dengan Kristus pada mezbah ukupan. (Pelajaran-Hayat Keluaran, hal. 1601-1607)

Pembacaan Lebih Lanjut: Pelajaran-Hayat Keluaran, Berita. 148 (Yayasan Perpustakaan Injil)     


Fitur komentar ditutup.