Artikel

Artikel

Roh Perbauran bagi Hidup Gereja

Posted 25/05/2013 | 12:05

Pembacaan Alkitab: Ef. 2:22; 3:16; 4:23; 5:18; 6:18.


Kehendak Allah ialah mendapatkan gereja melalui menyalurkan diri‑Nya sendiri ke dalam manusia dan membuat diri‑Nya sendiri menjadi satu dengan manusia. Untuk menyalurkan diri‑Nya sendiri ke dalam manusia, pada suatu hari, Putra Allah menjadi seorang manusia, menempuh kehidupan ma­nusia, mengalami penyaliban, mati dan dibangkitkan. Dalam kebangkitan, Ia menjadi Roh pemberi‑hayat dan masuk ke dalam kita yang percaya dan berbaur dengan roh kita. Melalui proses ini muncullah suatu roh perbauran, yakni perbauran antara Roh itu dengan roh insani kita. Proses perbauran ini kemudian menghasilkan gereja.

Dalam Surat Efesus ada Roh Kudus, roh manusia, dan dua roh berbaur menjadi satu roh. Kita dapat segera memutuskan ada beberapa ayat yang mengacu kepada Roh Kudus, ada beberapa ayat yang mengacu kepada roh manusia; tetapi ada beberapa ayat Alkitab yang sulit dikatakan mengacu kepada Roh Kudus atau roh manusia, karena di beberapa tempat ini mengacu kepada roh perbauran, yaitu Roh Kudus berbaur dengan roh manusia. Kehidupan Kristen yang tertinggi ialah kehidupan dua roh menjadi satu roh. Ini melampaui etika dan moralitas. Keselamatan kitabukan hanya perkara dosa-dosa kita diampuni, kita dibersihkan dengan darah, atau kita ditebus dan dilahirkan kembali. Lebih dari pada itu, Tuhan sebagai Roh itu telah masuk ke dalam roh kelahiran kembali kita dan berbaur menjadi satu roh. Ini adalah butir yang paling  mustika. 

Hari ini semua apa adanya Kristus berada di dalam Roh Kudus, dan Roh Kudus adalah suatu transmisi. Kristus sudah terangkat ke tempat yang tinggi, namun Dia bisa masuk ke dalam kita sebagai Roh Kudus yang ditransmisikan ke dalam kita. Roh Kudus di dalam roh kita adalah transmisi, hari demi hari, terus mentransmisi dan mengalir. Dalam setiap orang Kristen ada satu aliran batiniah, aliran batiniah ini adalah transmisi Roh Kudus, mentransmisi segala kelimpahan Kristus, yaitu Kristus sendiri, ke dalam kita. Dia sudah masuk ke dalam kita, sudah memeteraikan kita (1:13), sebab itu kita harus hati-hati, jangan sampai mendukakan Dia (4:30). Artinya, kita harus menaati Dia, bekerja sama dengan Dia, berperilaku mengikuti Dia.  

Mengenai roh manusia kita, kita harus dipenuhi di dalam roh (5:18), berdoa di dalam roh (6:18), melihat visi di dalam roh (1:17). Kita harus belajar melihat perkara Allah tidak hanya di dalam pengertian kita, pikiran kita, lebih-lebih perlu dengan roh kita memahami perkara Allah, dengan roh kita melihat perkara dalam visi dan wahyu. Dengan demikian, roh kita akan berbaur dengan Roh Kudus, berada di dalam roh yang terus berbaur dan sudah berbaur. Demikian kita bisa memahami segala kekayaan Kristus yang ajaib. Segala sesuatu yang ditransmisikan Roh Kudus kepada kita ada di dalam roh perbauran; kita harus mengenal dan mengalami Dia, apa saja yang kita lakukan harus di dalam roh perbauran ini.  

Untuk menikmati dan mengalami setiap butir wahyu ilahi dalam Surat Efesus, semuanya tergantung pada roh perbauran. Apa adanya Kristus terhadap kita, ministri yang menyuplaikan Kristus, dan pengalaman terhadap Kristus, semuanya tergantung pada roh perbauran. Hari demi hari Kristus sebagai Roh itu tinggal di dalam kita, juga mentransmisikan diri-Nya ke dalam kita. Ini sama seperti aliran listrik mentransmisikan listrik ke dalam suatu gedung; kalau aliran listrik berhenti, suplai listrik juga berhenti. Demikian juga, melalui Roh yang mentransmisi, Kristus terus mentransmisikan diri-Nya ke dalam kita. Organ kita yang menerima transmisi Roh Kudus adalah roh manusia kita. Roh Kudus mentransmisikan Kristus ke dalam roh kita. Sebab itu kita harus belajar bagaimana melatih roh kita untuk menyentuh Roh Kudus.  

Kalau kita kembali membaca Surat Efesus dan memperhatikan semua ayat yang membicarakan tentang Roh Kudus, kita akan melihat tiga aspek: Roh Kudus mentransmisikan Kristus ke dalam kita, roh kita menerima transmisi dari Roh itu, dan dua roh ini berbaur menjadi satu roh. Di dalam roh perbauran inilah kita bersatu dengan Kristus, dan bersatu dengan kaum saleh yang lainnya. Kalau kita tidak bisa bersatu dengan orang lain, berarti kita telah meninggalkan roh perbauran. Kalau kita di dalam roh perbauran, kita adalah esa, akan ada Tubuh Kristus. Tubuh berada dalam roh perbauran, juga terbangun dalam roh perbauran. Inilah rahasia untuk memiliki kehidupan gereja yang wajar.  

Tidak hanya demikian, kalau kita tinggal dalam roh perbauran, kita akan mendapatkan pengudusan dan pembasuhan, semua cacat dan kerut kita akan tersingkir (5:26-27). Kalau kita memakai sabun, tidak bisa membasuh bersih cacat dan kerut wajah kita. Demikian juga, darah Yesus bisa mencuci bersih dosa dan kenajisan kita karena kontak kita dengan hal-hal duniawi, tetapi darah ini tidak bisa membasuh cacat dan kerut kita. Kesemuanya ini hanya bisa dibasuh oleh hayat batiniah kita. Kerut adalah tanda keusangan. Namun, gereja tidak bisa usang. Gereja semakin tumbuh besar, semakin menjadi muda. Hayat batini membasuh segala kerut.

Ada orang berkata, “Gereja yang sudah lama di atas bumi, akan semakin usang.” Dipandang dari sudut tertentu, benar adanya. Jika tidak hati-hati, lima belas tahun lagi, gereja di sini bisa saja menjadi usang sehingga banyak kerut. Di mana terdapat kekurangan hayat batiniah, di sana ada kerut. Sedangkan cacat adalah tanda dari luka. Ketika gereja terluka, timbullah cacat. Kalau gereja berada di satu tempat lebih lama lagi, kesempatan terlukanya lebih banyak, bisa ada banyak cacat. Namun kalau kita mempunyai hayat batini yang limpah, hayat ini akan mendatangkan kekuatan membasuh dan memandikan. Hayat membasuh bersih semua cacat dan kerut.  

Pengudusan dan pembasuhan ini adalah pembasuhan dengan air dalam firman (5:26). Dalam firman ada hayat batini, dalam hayat batini ini adalah air pembasuhan. Air ada di dalam firman, semakin mempunyai hayat batiniah, kekuatan firman yang hidup semakin membasuh semua luka, semakin menghapus semua kerut, memulihkan kita pada keadaan hayat yang semula. Dengan demikian, gereja tidak hanya bertumbuh, tetapi juga lebih dimurnikan — tidak ada cacat, noda, atau kerut, tetapi mulia, segar, sepenuhnya baru, dan indah. Kesemuanya ini berasal dari pengalaman terhadap Kristus sebagai Roh itu yang berbaur dengan roh kita. Kita tidak perlu khawatir, kita mempunyai janji yang terbaik: Tuhan Yesus telah menyerahkan diri bagi gereja, karena Dia mengasihi gereja, dia akan menguduskan dan membasuh bersih gereja, untuk mempersembahkan gereja kepada diri-Nya sebagai gereja yang mulia dan sempurna. Cepat atau lambat Tuhan pasti merampungkan hal ini.

Terakhir, menurut pengalaman kita, kita harus mengakui bahwa betapa mudahnya kita dialihkan dari roh perbauran di dalam kita! Pikiran kita mudah sekali tertarik pada hal-hal lain. Bagaimana agar kita bisa secara konstan tinggal dalam roh perbauran? Untuk terus tinggal dalam roh perbauran, kita perlu berdoa (6:18). Kita perlu berdoa, terutama bukan meminta Tuhan melakukan hal-hal bagi kita, tetapi supaya Dia menjaga pikiran kita senantiasa diletakkan di atas roh (Rm. 8:6). Semakin kita terus berkontak dengan-Nya, semakin kita akan menikmati Dia. Kita seharusnya memuji Tuhan bahwa Dia itu adalah kasih kita, kesabaran kita, dan segala sesuatu kita. Bila kita memuji Dia dengan cara ini, mengumumkan betapa baiknya Tuhan itu, maka dengan spontan kasih dan kesabaran akan mengalir keluar dari kita. Semakin kita meletakkan pikiran di atas roh perbauran ini, semakin Dia akan memperhidupkan diri-Nya dari dalam kita. Inilah kehidupan orang Kristen yang normal, juga jalan untuk memiliki kehidupan gereja yang kudus dan menang.