Artikel

Artikel

Roh Perbauran dan Firman Hayat

Posted 12/06/2013 | 12:06

Pembacaan Alkitab: Ef. 2:25, 22; 4:14; 6:17-18.


Perbauran Roh Allah dengan roh manusia telah menghasilkan satu "wujud”, yaitu hidup gereja (church life)sebagai satu manusia baru (Ef. 2:15). Karena hidup gereja merupakan satu manusia baru, maka hidup gereja itu bersifat rohani dan kudus dengan Kristus sebagai hayat dan pribadinya. Melalui hidup gereja yang demikian akan dihasilkan pembangunan gereja dan perampungan kehendak kekal Allah. Namun Iblis, musuh Allah, tidak senang dengan hidup gereja yang demikian. Ia terus berusaha dengan berbagai cara untuk menghambat hidup gereja.

Dalam Surat Efesus, kita bisa melihat setidaknya ada dua perkara negatif yang sering dipakai oleh musuh untuk merusak dan menghambat hidup gereja. Pertama, ketentuan-ketentuan. Mengenai hal ini, Paulus berkata, “Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya,…”(Ef. 2:15a). Ketentuan‑ketentuan berkaitan sekaligus dengan agama dan kebudayaan, juga berkaitan dengan sifat ma­nusia. Menurut sifat kita, kita mempunyai satu kecende­rungan yang kuat terhadap ketentuan‑ketentuan. Keten­tuan‑ketentuan kita sepadan dengan kebudayaan kita. Semakin berbudaya, kita akan semakin memiliki banyak ketentuan. Tetapi Kristus justru membatalkan ketentuan‑ketentuan itu demi men­ciptakan satu manusia baru di dalam diri‑Nya. Ia membatalkan segala ketentuan agar gereja dapat dihasilkan.

Hal kedua yang sering dipakai musuh untuk memecah-belah hidup gereja adalah doktrin-doktrin. Dalam Efesus 4:14 Paulus membicarakan tentang perkara negatif yang kedua yang menyebabkan kerusak­an hidup gereja: "Sehingga kita bukan lagi anak‑anak, yang diombang‑ambingkan oleh berbagai angin pengajar­an, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka (dengan suatu sistem) yang menyesatkan" (Tl.). Dalam ayat 14, Paulus tidak mengatakan bidah, tetapi doktrin atau peng­ajaran. Walau doktrin kelihatannya baik, tetapi ia dapat menyimpangkan kita dari Kristus dan gereja. Tidak peduli betapa positifnya suatu doktrin, kalau doktrin itu menyimpangkan Anda dari Kristus dan gereja, Anda harus berhati‑hati terhadapnya, dan jangan menerima­nya. Jangan menerima doktrin yang terbaik sekalipun, jika doktrin itu menyimpangkan Anda dari Kristus dan gereja. Yang menghasilkan gereja adalah Roh itu, bukan doktrin. Doktrin tanpa Roh dan hayat, akan merusak hidup gereja.

Bagaimana agar kita dapat memiliki hidup gereja yang wajar sebagai satu manusia baru dan bertumbuh dewasa bagi pembangunan Allah? Jika kita mempunyai hidup gereja yang tepat, pertama-tama kita harus meletakkan semua ketentuan dan berkonsentrasi pada perbauran Roh ilahi dengan roh insani. Gereja bukan suatu organisasi, juga bukan suatu agama, melainkan Tubuh Kristus yang dihasilkan oleh perbauran Roh ilahi dengan roh insani. Dalam sidang, kita tidak seharusnya memiliki ketentuan atau ketetapan; kita hanya perlu memperhatikan berada di dalam Roh. Efesus 2:22 mengatakan bahwa tempat kediaman Allah ialah di dalam roh kita. Tetapi jika kita masih saja ber­pegang pada ketentuan‑ketentuan tertentu, tidak mung­kin kita dibangun bersama kaum beriman lainnya. Kita memuji Tuhan, karena tidak peduli bagaimana berbedanya latar belakang kita, kita memiliki satu hayat dan satu Roh! Sebab itu, dalam hidup gereja hari ini kita tidak memperhatikan ketentuan, melainkan berfokus pa­da roh yang telah berbaur itu. Hanya da­lam roh perbauran ini barulah kita dapat menikmati hidup gereja dan pembangunan yang sejati.

Agar kita dapat memiliki hidup gereja yang wajar, di satu sisi kita harus meletakkan segala bentuk ketentuan dan hanya memperhatikan roh perbauran, di sisi yang lain, kita harus menerima firman Tuhan sebagai makanan, bukan sebagai pengetahuan atau doktrin. Kita membaca Alkitab bukan untuk memperoleh pengetahuan, sebaliknya, kita menerimanya sebagai makanan untuk perawatan rohani. Menurut Efesus 6:17 dan 18, kita harus menerima firman Allah melalui segala doa. Dalam Matius 4:4 Tuhan Yesus ber­kata kepada Iblis yang mencobai‑Nya, "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang ke­luar dari mulut Allah." Ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus menerima firman Allah dalam Alkitab sebagai roti-­Nya dan hidup, olehnya. Firman yang keluar dari mulut Allah adalah untuk makanan atau perawatan, bukan untuk pengetahuan. Karena itu, ketika kita ber­kontak dengan firman, kita harus menggunakan tidak saja pikiran, tetapi khususnya roh kita, untuk menerima firman sebagai makanan atau perawatan kita. Cara terbaik untuk menerima firman sebagai makanan ialah melalui doa‑baca.

Perkara pertama yang harus dilakukan oleh anak Allah setiap pagi hari ialah mendapatkan makanan bagi manusia batiniahnya. Manusia lahiriah kita tidak bisa bekerja tanpa makan, demikian pula, setiap pagi hari, manusia batiniah kita juga harus mendapatkan makanan. Setiap orang di antara kita harus mengakui, bahwa manusia batiniah kita memerlukan makanan. Lalu, apakah makanan manusia batiniah kita, bukan berdoa, melainkan firman Allah. Ini juga bukan berarti hanya membaca firman Allah, membiarkannya melewati pikiran kita seperti air yang melewati satu saluran, melainkan harus menikmati firman yang kita baca, dan juga menerapkannya ke dalam hati kita.

Di satu pihak, makanan yang kita makan tiap hari merawat kita; di pihak lain, makanan juga mengandung unsur-unsur yang dapat membunuh kuman-kuman dalam tubuh kita. Kita hanya perlu makan dengan tepat dan membiarkan unsur-unsur dalam makanan yang kita makan itu merampungkan pekerjaan tersebut. Demikian pula, melalui doa-baca firman, kita akan mengalami perawatan dan pembunuhan hal-hal negatif dalam batin kita. Ketika kita melakukan doa-baca, tanpa disadari dan secara otomatis kita akan mengambil bagian dalam unsur-unsur dasar dari kekayaan Kristus: sifat ilahi, sifat insani, kehidupan insani, kematian, kebangkitan, kenaikan, dan pemuliaan. Di satu pihak, unsur kematian Kristus yang almuhit membunuh hal-hal negatif dalam diri kita. Di pihak lain, kebangkitan-Nya menguatkan kita dan membangun kita. Hal ini bukan berasal dan ajaran yang di luar, melainkan dan perawatan yang di dalam. Inilah jalan untuk bertumbuh dan terbangun; juga jalan untuk memiliki kehidupan gereja yang wajar.

Terkadang kita sudah merasa cukup kalau kita dikenyangkan oleh firman Tuhan tiap hari, ada Tuhan sendiri menyuplai dan menunjang kita. Tetapi kita harus ingat bahwa kita masih perlu mendispensikan Kristus kepada orang lain. Kita masing-masing mempunyai kenalan, termasuk keluarga, tetangga, teman kerja, teman sekolah, dan lain-lain. Di antara mereka sedikitnya ada dua puluh orang yang belum beroleh selamat. Kita perlu menulis daftar nama mereka, yang satu untuk kita sendiri, yang satu lagi diserahkan kepada gereja. Kita perlu sering berdoa untuk mereka, berkontak dengan mereka, mentransmisikan Kristus kepada mereka.

Kita semua perlu mulai memberitakan dari "Yerusalem" kita (Lihat Kis. 1:8), tidak perlu mengetuk pintu "orang yang tidak kita kenal"; mengetuk pintu "orang yang kita kenal" sudah cukup. Bersamaan dengan itu, kita juga boleh bersekutu, berkoordinasi, untuk memberitakan Injil kepada orang yang dikenal oleh saudara saudari atau orang yang kita kenal, mengundang dan membawa mereka mengikuti sidang Injil atau sidang kelompok.  Kalau kita mau demikian, kita pasti mendapatkan berkat; dengan tidak terasa seantero diri kita terpengaruh; pikiran, konsepsi serta pengenalan terhadap manusia dan Allah akan berbeda. Ini tidak saja menjadi berkat bagi pribadi kita, juga berkat bagi keluarga kita, menjadi kebaikan bagi masyarakat; juga menjadi satu bantuan yang besar terhadap gereja.