Artikel

Artikel

Tubuh Kristus itu Kristus dalam Semua Orang Beriman

Posted 24/01/2015 | 12:01

Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. (1 Korintus 12:13)

 

Di sinilah letak pentingnya kelahiran kembali: Bukan pertobatan yang membuat kita menjadi bagian dari gereja; bukan pengakuan dosa yang membuat kita menjadi bagian dari gereja; juga bukan percaya yang membuat kita menjadi bagian dari gereja, melainkan Kristus menaruh hayat-Nya ke dalam kita, inilah yang membuat kita menjadi bagian dari gereja. Dasar kita menjadi bagian dari gereja adalah kelahiran baru kita. Karena Kristus telah memberikan diri-Nya kepada kita, maka kita perlu hidup dan berperilaku menurut hayat Kristus ini. Allah tidak dapat melakukan lebih daripada ini untuk kita. Ia telah memberikan Putra-Nya kepada kita, sehingga kita semua dapat menikmati hayat Kristus. Walaupun kita hanya bejana tanah liat, namun ada harta mustika di dalam diri kita. Karena itu, tidak ada sesuatu apa pun yang dapat menggoncangkan kita. Jika kita berperilaku menurut diri kita sendiri, kita ada di luar gereja. Segala sesuatu selain bagian dari Kristus yang ada di dalam diri kita, bukanlah gereja; itu hanyalah diri kita sendiri. Jika kita bekerja menurut diri kita sendiri, kita tidak mengerjakan pekerjaan Allah. Kita harus bertanya kepada diri kita sendiri: berdasarkan apa dan dari sumber mana kita melayani Tuhan, melakukan pekerjaan-Nya, menuntut hal-hal rohani, dan menempuh jalan rohani? Segala sesuatu yang kita lakukan berdasarkan Kristus atau diri kita sendiri? Jika kita melakukan segala sesuatu berdasarkan Kristus, kita dapat merampungkan tujuan Allah. Jika kita melakukan segala sesuatu berdasarkan diri sendiri, sekalipun kita dapat melakukannya dengan baik, itu hanyalah yang bumiah, tidak dapat merampungkan kehendak kekal Allah.

Kehendak kekal Allah ialah ingin mendapatkan seorang manusia. Manusia ini adalah manusia “korporat” yang berasal dari Kristus, yaitu gereja. Gereja bukanlah beberapa orang Kristen yang berkumpul dengan beberapa orang Kristen lainnya. Gereja bukanlah banyaknya “orang”; gereja adalah hayat. Gereja menjadi gereja, hanya karena ada banyak orang yang semuanya memiliki hayat yang sama, memiliki Kristus yang sama. Anda memiliki satu bagian Kristus, ia memiliki satu bagian Kristus, dan kita masing-masing memiliki satu bagian Kristus. Jika semua bagian Kristus ini disatukan, jadilah gereja. Kita harus memperhatikan bahwa manusia yang diinginkan Allah bukanlah manusia-manusia individual. Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan; laki-laki itu tunggal, perempuan itu juga tunggal. Demikian juga, Kristus itu tunggal, gereja juga tunggal. Dalam pandangan Allah, hanya ada satu Kristus dan satu gereja. Kelak kita akan nampak bahwa di alam maut hanya ada satu manusia, dan di surga juga hanya ada satu manusia; tidak ada manusia ketiga. Dalam pandangan Allah, Ia hanya melihat dua manusia di dunia ini. Satu Korintus 15 menyatakan kepada kita bahwa Adam adalah manusia yang pertama, dan Kristus adalah manusia yang terakhir. Tidak ada yang lain. Tubuh Kristus, sama seperti Hawa, hanya satu, bukan banyak!

Karena itu, walaupun kita telah memiliki hayat Allah di dalam diri kita, Allah masih perlu bekerja di dalam kita untuk menghancurkan individualisme kita. Allah harus menghancurkan pemikiran bahwa “aku sendiri sudah cukup”. Kita harus menjadi satu dengan semua anak Allah lainnya. Hanya ada satu Hawa; demikian juga hanya ada satu Tubuh Kristus. Semua anak Allah, yang ikut berbagian dalam hayat Kristus, bukanlah banyak individu laki-laki dan perempuan, melainkan harus menjadi satu manusia. Allah harus menghancurkan individualisme kita. Ia harus meremukkan kita hari demi hari sampai kita mengenal hayat Tubuh.

Betapa banyaknya orang yang berpikir bahwa mereka dapat menjadi orang-orang Kristen yang hidup sendiri! Tetapi sebenarnya, Allah tidak bisa membiarkannya menjadi orang Kristen individual. Banyak kali doa-doa mereka yang individualistis tidak didengar, pembacaan Alkitab mereka secara pribadi tidak memperoleh terang, pencarian kehendak Allah pun tidak terjawab. Keadaan ini memerlukan mereka berkata kepada saudara atau saudari lainnya, “Aku tidak dapat menyelesaikan masalah ini sendirian, dapatkah kalian menolong aku?” Begitu dua orang berdoa bersama, masalahnya segera jelas. Apa yang tidak dapat dipahaminya sendiri, akan terpahami dengan jelas ketika ia mencari jawabannya dengan saudara lainnya. Sering kali, orang semacam ini masih sombong, mengira bahwa ia dapat melakukannya sendiri, dan baru kali itu saja ia tidak mampu. Ini adalah individualismenya. Dalam gereja, individualisme semacam ini harus diremukkan. Kita harus membiarkan Kristus yang ada di dalam diri kita dan Kristus yang ada di dalam semua orang lainnya, tergabung menjadi satu, demikian menjadilah Tubuh Kristus.


Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, Kudus dan Tak Bercela, Bab 2


Fitur komentar ditutup.