Artikel

Artikel

Apa itu Doa?

Posted 18/10/2012 | 12:10


Pertama-tama kita akan menanyakan:

Mengapa kita harus berdoa? Apa gunanya berdoa? 

Mengapa Allah yang Mahatahu dan Mahakuasa harus menunggu kita berdoa baru melakukan pekerjaan-Nya?

Kalau Dia tahu segalanya, untuk apa kita harus memberi tahu Dia? (Flp. 4:6).

Kalau Dia mampu, mengapa tidak langsung mengerjakan saja?

Mengapa Ia memerlukan doa kita?

Mengapa hanya orang yang meminta kepada-Nya baru bisa menerima, orang yang mencari baru bisa mendapat, orang yang mengetuk pintu baru bisa masuk? (Mat. 7:7).

Mengapa Allah berkata, "Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa" (Yak. 4:2)?

Apakah doa berlawanan dengan kehendak Allah? Bagaimana hubungan doa dengan kebenaran?

Kalau "membuka pintu" adalah kehendak Allah, mengapa Allah harus menunggu kita mengetuk pintu baru membuka pintu?

Mengapa Dia tidak menurut kehendak-Nya sendiri, membuka pintu untuk kita tanpa perlu kita mengetahui?

Dia itu Mahatahu. Kalau Dia tahu kita perlu pintu yang terbuka, mengapa harus menunggu kita mengetuk pintu baru membuka pintu?

Kalau pintu itu seharusnya terbuka dan Allah menghendaki ada pintu yang terbuka, dan kalau Allah tahu kita memerlukan pintu yang terbuka, mengapa Dia tidak langsung saja membuka pintu?

Mengapa kita perlu mengetuk pintu? Sebenarnya mengetuk pintu memberi Allah kemudahan apa?

Kalau kehendak Allah adalah membuka pintu, dan Ia menghendaki pintu itu terbuka; apakah kalau kita tidak mengetuk pintu, Allah tidak akan membuka pintu?

Mengapa Dia rela membiarkan kehendak-Nya dan kebenaran-Nya tertunda, tidak terlaksana, hanya karena menunggu kita berdoa?

Mengapa Dia mau membiarkan kehendak-Nya membuka pintu terbatas oleh perilaku kita yang tidak mengetuk pintu?

Apakah Allah benar-benar Mahakuasa?

Kalau benar, mengapa Dia tidak bisa membuka pintu sendiri, mengapa harus menunggu kita mengetuk baru membuka pintu?

Apakah Allah benar-benar bisa merampungkan kehendak-Nya sendiri?

Kalau bisa, mengapa membuka pintu (yang adalah kehendak-Nya) harus diatur oleh pengetukan pintu (doa) kita?

Setelah kita mengajukan beberapa pertanyaan ini, kita akan nampak bahwa berdoa memang satu misteri yang besar. Di sini kita dapat melihat satu prinsip pekerjaan Allah, yaitu umat Allah harus berdoa, kemudian barulah Allah mau bangkit bekerja. Kehendak Allah tergenap oleh doa dari orang-orang yang menjadi milik-Nya. Doa kaum beriman merampungkan kehendak Allah. Allah tidak mau merampungkan kehendak-Nya sendirian. Ia baru merampungkan kehendak-Nya bila umat-Nya menyatakan simpati kepada-Nya dalam doa. Jadi, berdoa tidak lain adalah satu kerja sama kaum beriman dengan Allah. Berdoa adalah bersatunya kehendak kaum beriman dengan kehendak Allah. Doa kaum beriman di bumi, hanya menyatakan kehendak Allah di surga.

Doa bukan mengutarakan keinginan nafsu kita, supaya Allah mengalah kepada seruan kita, lalu memenuhi keinginan pribadi kita.

Doa bukan memaksa Allah mengubah kehendak-Nya, untuk melakukan apa yang Dia tidak mau lakukan.

Doa tidak lain pengucapan kehendak Allah dari mulut kaum beriman, permohonan kaum beriman di hadapan Allah agar Dia menggenapkan kehendak-Nya.

"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga." (Matius 18:18). Kita sangat hafal kedua kalimat ini; tetapi kedua kalimat ini ditujukan kepada berdoa. Sebab itu ayat selanjutnya mengatakan, "Lagi pula Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari antara kamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga" (Mat. 18:19).

Kutipan di atas menerangkan dengan jelas hubungan doa dengan pekerjaan Allah. Di surga Allah hanya mengikat, dan melepas apa yang diikat dan dilepas oleh umat-Nya di bumi. Banyak hal yang seharusnya diikat-Nya, tetapi Allah tidak mau mengikat sendiri, Dia menghendaki umat-Nya di bumi terlebih dulu mengikatnya, barulah Dia di surga juga mengikatnya. Ada juga banyak hal yang seharusnya dilepaskan-Nya, tetapi Allah tidak mau melepaskannya sendiri, Dia akan menunggu umat-Nya di bumi melepaskannya, barulah Dia di surga melepaskannya bagi mereka. Semua perbuatan di surga terbatas oleh pengaturan di bumi! Semua pergerakan di surga juga terbatas oleh gerakan di bumi! Allah dengan sukarela membiarkan semua pekerjaan-Nya, dikelola oleh umat-Nya. 

Dalam Kitab Yesaya ada satu bagian yang mengatakan hal yang sama, "Beginilah firman TUHAN, Yang Mahakudus, Allah dan Pembentuk Israel: Kamukah yang mengajukan pertanyaan kepada-Ku mengenai anak-anak-Ku (hal-hal yang akan datang -Tl.) . . . atau memberi perintah kepada-Ku mengenai yang dibuat tangan-Ku?" (45:11). Ketika kita membaca sampai di sini, kita harus benar-benar takut kepada Allah, jangan membiarkan daging menyelinap masuk. Allah menghendaki kita, orang-orang yang rendah hati ini memberi perintah kepada-Nya! Pekerjaan-Nya akan terlaksana oleh permohonan kita. 

Tetapi mengapa Allah tidak lebih pagi sedikit mengikatnya?

Kalau kehendak-Nya memang akan mengikat, dan kehendak-Nya memang kekal, mengapa Dia tidak menurut kehendak-Nya, jauh sebelumnya mengikat apa yang seharusnya diikat?

Mengapa Dia mau menunggu bumi mengikat, barulah Dia di surga mengikat?

Apakah kalau di bumi tidak mengikat, lalu di surga Ia tidak akan mengikat?

Apakah kalau di bumi menunda mengikat, lalu di surga juga menunda mengikat?

Mengapa perkara yang sudah lama akan diikat oleh Allah, harus menunggu bumi mengikat baru mengikatnya?

Setelah menjawab pertanyaan semacam itu, orang beriman akan menjadi lebih berguna di tangan Allah. Kita tahu, tujuan Allah menciptakan manusia adalah supaya manusia bersatu dengan diri-Nya, dan menghancurkan Iblis dan pekerjaannya. Manusia memiliki tekad yang bebas, dan Allah berharap manusia mau menyatukan tekadnya dengan Allah, untuk melawan maksud Iblis. Inilah tujuan penciptaan, juga tujuan penebusan.

Kalau Umat Allah tidak bersimpati kepada Allah, tidak menundukkan tekadnya, kalau tidak dalam doa menyatakan kesehatiannya kepada Allah, Allah lebih baik menunda, lebih baik tidak bekerja, Dia tidak mau bekerja sendirian. Meskipun Dia bergairah untuk kehendak-Nya sendiri, tetapi kalau anak-anak-Nya melupakan kehendak-Nya, tidak bersimpati kepada-Nya, tidak bekerja sama dengan-Nya, Dia lebih baik untuk sementara waktu membiarkan Iblis meraja lela melakukan kejahatan. O! Kalau anak-anak Allah tidak dingin seperti sekarang, kalau anak-anak Allah bersedia mau menghentikan dirinya sendiri, lebih mau tunduk di bawah kehendak Allah, lebih memperhatikan kemuliaan-Nya, memelihara firman Allah, apa yang akan digenapkan oleh kehendak kekal Allah untuk zaman ini, pasti lebih cepat tergenap, gereja pasti tidak sekacau seperti sekarang ini, orang dosa pasti tidak sekeras seperti sekarang ini, kedatangan Tuhan Yesus pasti akan lebih cepat lagi, Kerajaan Surga juga akan lebih cepat datang, Iblis dan tentaranya akan lebih cepat masuk ke dalam jurang maut, dan pengenalan terhadap TUHAN akan lebih cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia. O! Surga terlalu terbatas oleh bumi! Saudara-saudara, Allah begitu percaya kepada kita, apakah kita juga demikian percaya kepada-Nya?

Sebenarnya bagaimana mengikat apa yang akan diikat oleh Allah? Bagaimana melepaskan apa yang akan dilepaskan oleh Allah? Tuhan Yesus menjawab, melalui "sepakat meminta". Inilah makna berdoa; dan inilah doa Tubuh. Titik tertinggi kerja sama kita dengan Allah adalah sepakat meminta, atau bersehati meminta, Allah merampungkan apa yang hendak Allah rampungkan. Doa menyatakan kita mau kehendak Allah. Doa berarti, tekad kita berdiri di pihak Allah. Selain itu tidak ada doa yang sejati.

Hari ini ada berapa banyak doa yang untuk menyatakan kehendak Allah? 

Ada berapa banyak doa yang sepenuhnya melupakan diri sendiri, tetapi hanya mau kehendak Allah tergenapi?

Ada berapa banyak orang beriman yang benar-benar dalam doa bekerja sama dengan Allah?

Ada berapa banyak orang beriman setiap hari di hadapan Allah menyatakan semua maksud hati Allah kepada-Nya, dan menuangkan hatinya untuk memohon kepada Allah, mendesak Allah merampungkan kehendak Allah yang ia ketahui?

Sadarilah, hati yang egoistis tidak lebih sedikit dalam doa daripada di dalam perkara yang lain! Permintaan kita sendiri begitu banyak! Ego kita, kedambaan kita, rencana kita, ketamakan kita juga begitu banyak! Karena memiliki begitu banyak perkara yang milik diri sendiri, sulit mengharapkan kita bisa sepenuhnya melupakan diri sendiri dalam doa, dan hanya mencari kehendak Allah. Menyangkal diri harus dilakukan dalam perkara apa pun dan menyangkal diri dalam doa sama pentingnya dengan menyangkal diri dalam tindak tanduk. Kita harus tahu: Kita, orang-orang yang beroleh selamat, seharusnya hidup untuk Tuhan yang mati dan bangkit bagi kita. Sebab itu, selanjutnya kita seharusnya sepenuhnya hidup bagi Dia, tidak menyisakan sesuatu untuk diri kita. Dalam kehidupan konsekrasi kita, doa seharusnya juga dipersembahkan kepada Tuhan.

Ada satu kesalahan yang besar dan umum, menganggap doa tidak lain adalah untuk menyatakan keperluan kita; mengira doa tidak lain adalah seruan kita terhadap Allah untuk minta tolong saja. Tidak banyak yang menyadari bahwa doa adalah minta Allah memenuhi keperluan-Nya. Kita seharusnya mengetahui, maksud semula Allah bukanlah agar kaum beriman merampungkan kehendak mereka melalui doa. Allah akan menggenapkan tujuan-Nya melalui doa kaum beriman. Ini bukan berarti kaum beriman tidak seharusnya berdoa mohon Allah memenuhi keperluannya, tetapi kaum beriman harus terlebih dulu nampak makna dan prinsip doa.

Setiap kali kaum beriman ada kekurangan; mereka harus terlebih dulu bertanya, apakah kekurangan ini mempengaruhi Allah. Apakah Allah menghendaki mereka mengalami kekurangan yang demikian ini? Atau kehendak Allah akan menyuplai mereka? Kita seharusnya tidak berdoa untuk keperluan diri sendiri. Di alam semesta hanya ada satu macam doa yang sah, hanya ada satu doa yang diperkenan Allah, yaitu doa yang memohon Allah menggenapkan kehendak-Nya. Keperluan kita harus tenggelam dalam kehendak Allah. Begitu kita nampak maksud Allah terhadap keperluan kita, kita harus segera melepaskan keperluan kita, untuk memohon Allah merampungkan kehendak-Nya. Tindakan langsung memohon Allah memenuhi keperluan kita (apapun keperluan itu), bukanlah doa yang paling tinggi. Semua doa yang dipanjatkan untuk keperluan pribadi, hanya boleh dipanjatkan secara tidak langsung sementara seseorang mohon kehendak Allah digenapi. Inilah rahasia doa, inilah rahasia kemenangan doa.

alam zaman-zaman yang lalu, entah berapa banyak perkara yang dapat Allah kerjakan, juga yang Allah senang lakukan, tetapi karena anak-anak Allah tidak bekerja sama dengan-Nya, Ia tidak melakukannya. Yang gagal bukan Allah, melainkan umat-Nya. Kalau kita melihat kembali seumur hidup kita, kita akan nampak cerita yang sama. Asal kita memiliki iman yang lebih besar, doa yang lebih banyak, hayat kita pasti tidak begini. Yang Allah tuntut hari ini adalah anak-anak Allah mau bersatu dengan kehendak-Nya, dan melalui doa memproklamirkan kesatuan itu. Tidak pernah ada satu orang beriman yang pernah sepenuhnya mengalami kesuksesan bersatu mutlak dengan kehendak Allah.

Ada seorang hamba Allah berkata baik sekali, "Doa adalah rel pekerjaan Allah." Sebagaimana rel itu penting bagi kereta api, begitu juga doa sangat penting terhadap pekerjaan Allah. Kereta api memiliki kekuatan yang sangat besar, dalam satu hari bisa melaju seribu kilometer; tetapi kalau tidak ada rel, selangkah pun ia tidak dapat bergerak. Begitu bergerak langsung terbenam ke dalam tanah. Kereta api bisa saja mencapai tempat mana pun, tetapi tidak bisa pergi ke tempat yang tidak ada rel. Inilah hubungan doa dengan pekerjaan Allah. Kita tidak perlu dengan teliti menjelaskannya, semua sudah mengetahui maksud perumpamaan ini. Memang, Allah memiliki kekuatan yang sangat besar, pekerjaan-Nya tidak bisa terhalang oleh siapa pun; tetapi kalau Anda dan saya tidak mau bekerja sama dengan Allah dalam doa atau tidak mempersiapkan jalan bagi Allah melalui doa, tidak dengan segala doa dan permohonan berdoa kepada Allah, supaya Allah mempunyai kemungkinan lebih banyak bergerak, Allah tidak mau bekerja dan tidak bisa bekerja. Orang-orang yang sepenuhnya mempersembahkan diri kepada Allah, seharusnya memperhatikan apakah diri mereka setiap hari membatasi Allah.

Sebab itu, pekerjaan kita yang paling penting adalah membuka jalan bagi Allah. Tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting daripada ini. Sebab itu doa kita yang sehati dengan Allah, harus lebih banyak daripada dulu. Marilah kita berdoa dengan lebih tuntas lagi -- berdoa dari segala arah -- supaya kehendak Allah bisa menjangkau ke semua penjuru. Aktivitas kita di tengah-tengah masyarakat memang penting, tetapi di depan Allah, dengan doa bekerja sama dengan Allah, lebih penting daripada semuanya.

Berdoa bukan mengubah hati Allah. Mengira Allah itu keras hati dan kita harus dengan berdoa bergumul dengan-Nya, supaya Dia taat kepada kita, lalu mengubah keputusan-Nya, ini adalah kesalahan yang paling besar. Semua doa yang tidak menuruti kehendak Allah, sama sekali tidak berguna. Karena kehendak Allah terhambat oleh manusia atau setan, sebab itu kita di hadapan Allah (sepertinya bergumul dengan Allah), meminta Dia melaksanakan kehendak-Nya, dan agar kehendak-Nya (yang telah Ia tetapkan) tidak mengalami gangguan. Sebab itu, kalau kita tidak benar-benar mengetahui kehendak Allah itu apa, kita tidak bisa memiliki doa yang bekerja sama dengan Allah.

Saudara-saudara yang terkasih, doa yang bersimpati kepada Allah lebih penting daripada berbuat apa pun. Dia hanya bisa menggarap perkara yang mendapatkan simpati dari anak-anak-Nya bersama dengan-Nya. Dia tidak mau bekerja di tempat yang tidak ada doa, yang tidak ada penyatuan tekad umat-Nya bersama-Nya. Doa dengan penyatuan tekad, barulah doa yang sejati. Mendapatkan jawaban doa bukanlah tujuan yang paling utama. Doa adalah untuk bersatu dengan kehendak Allah, supaya Allah dapat bekerja. Bila tekad kita bersatu dengan Allah, meskipun permohonan kita sering salah dan tidak dikabulkan, tetapi Allah telah mendapatkan keuntungan, sebab Dia bisa melakukan pekerjaan-Nya karena simpati kita terhadap-Nya.

Sumber: Watchman Nee, Doa itu apa?


Fitur komentar ditutup.