Artikel

Artikel

Doa Syafaat-Menurut Wahyu Allah

Posted 29/08/2013 | 12:08

Doa Syafaat yang Mulia

Penyebutan syafaat yang pertama dengan jelas dalam Alkitab adalah dalam Kejadian 18, di mana kita melihat bahwa Abraham adalah pendoa syafaat yang pertama. Dalam pasal ini kita tidak hanya mempunyai cerita tentang doa syafaat tetapi wahyu yang jelas tentang prinsip dasar doa syafaat. Doa syafaat adalah hal yang besar dalam Alkitab. Tanpa itu rencana kekal Allah tidak dapat dirampungkan. Ministri Kristus yang mulia hari ini sebagai Imam Besar kita yang rajani dan ilahi adalah ministri doa syafaat. Roma 8:34 dan Ibrani 7:25 memberi tahu kita bahwa Kristus sedang berdoa syafaat bagi kita. Karena perkara doa syafaat ini sangat penting, kita harus mencurahkan diri kita untuk hal itu, khususnya mempertimbangkan prinsip doa syafaat.

Menurut Wahyu Allah

Prinsip dasar yang pertama tentang doa syafaat adalah bahwa itu harus menurut wahyu Allah (Kej. 18:17, 20-21). Doa syafaat yang terhitung di mata Allah adalah yang menurut wahyu-Nya. Ini berarti bahwa doa syafaat yang tepat bukan dimulai oleh kita tetapi dimulai oleh Allah dalam wahyu-Nya. Ini dengan jelas digambarkan dalam Kejadian 18. Abraham tidak bangun pagi-pagi memikirkan Lot dan lalu berdoa kepada Yang bertakhta di surga mengenai Lot. Tidak, ketika Abraham sedang duduk di pintu kemahnya untuk berteduh di hari yang panas, Allah mendatanginya dalam rupa manusia. Abraham tidak mengenali sama sekali bahwa itu adalah TUHAN Allah yang mengunjunginya. Abraham akhirnya menyadari bahwa Dia adalah Allah. Namun Abraham tidak takut; ia sangat penuh perhentian, bercakap-cakap dengan Allah sebagai teman yang intim. Percakapan ini pasti berlangsung selama beberapa jam. Ketika Allah dan kedua malaikat hendak pergi, Abraham tidak memberi salam selamat tinggal tetapi menemani mereka di jalan, mungkin berjalan dengan mereka sampai jarak tertentu. Di sini kita melihat bahwa Allah kita tidak hanya Allah yang mengasihi, tetapi juga Allah yang menguji. Meskipun Dia mengasihi kita dan mengetahui segalanya, Dia sering menguji kita. Dia mengenal hati kita, bagian diri kita yang paling dalam, tetapi Dia sering tidak berkata apa-apa. Dengan menguji, Dia menunjukkan apa yang ada dalam diri kita.

Apakah tujuan Allah mendatangi Abraham dalam Kejadian 18? Dia pasti tidak datang untuk makan; juga tidak datang untuk menegaskan janji-Nya mengenai kelahiran anak Sara. Allah mengunjungi Abraham karena Dia sedang mencari seorang pendoa syafaat. Di takhta-Nya di surga, Allah telah memutuskan untuk melaksanakan penghakiman-Nya terhadap kota Sodom yang jahat. Tetapi Allah tidak pernah melupakan salah seorang umat-Nya, Lot, ada di kota itu. Lot bahkan tidak menyadari bahwa ia harus diselamatkan dari Sodom. Apakah yang bisa Allah lakukan? Dia harus mencari seseorang yang berdoa syafaat bagi Lot. Tanpa seorang pendoa syafaat untuk berdoa syafaat bagi umat-Nya, Allah tidak bisa melakukan apa-apa. Allah memiliki prinsip ilahi-Nya. Salah satunya adalah bahwa tanpa doa syafaat Dia tidak bisa menyelamatkan seorangpun. Keselamatan setiap orang Kristen telah dirampungkan melalui doa syafaat. 

Ketika Allah mengunjungi Abraham, Abraham menyambut Dia, menyediakan air dan melayankan makanan yang baik untuk-Nya. Meskipun Allah berbicara kepada Abraham selama waktu makan, Allah masih menyembunyikan tujuan kedatangan-Nya. Hanya ketika Allah bangkit dan berjalan meninggalkan kemah, dan Abraham menemani dan mengantar Dia dan kedua malaikat di jalan, barulah Allah memberi tahu Abraham akan maksud-Nya.

Saat Abraham terus menerus di hadapan Allah, bahkan ketika kedua malaikat meninggalkan Sodom, tinggal tetap di hadapan-Nya (18:22), Allah terbuka kepadanya. Allah tidak terbuka kepada Abraham secara langsung, tetapi secara tersirat. Meskipun Allah tidak mengatakan apa-apa tentang Lot, maksud-Nya dalam membicarakan Sodom adalah mengenai Lot. Kedua teman ini membicarakan Lot, tetapi tak satupun di antara mereka menyebut namanya. Mereka membicarakan Lot secara misterius, secara tersirat. Abraham mengetahui bahwa Allah memikirkan Lot, dan ia berdoa syafaat bagi Lot tanpa menyebut namanya, namun Allah mengetahui maksud Abraham seperti Abraham mengetahui maksud Allah.

Doa syafaat yang mulia yang dibuat Abraham dalam Kejadian 18 bukanlah doa dari manusia di bumi kepada Allah di surga; itu adalah percakapan insani di antara dua teman…Doa syafaat adalah pembicaraan yang intim dengan Allah menurut pengungkapan hasrat hati-Nya. Ini adalah prinsip doa syafaat yang pertama. 

Untuk memenuhi prinsip dasar doa syafaat yang pertama–bahwa itu seharusnya menurut wahyu yang intim dari hasrat hati Allah–kita perlu melewati proses yang panjang. Kita perlu ditanggulangi, disunat dan diakhiri. Kita akan siap untuk persekutuan yang intim dengan Allah… Ketika kita memiliki persekutuan dengan Allah seperti ini, kita tidak memiliki perasaan bahwa kita sedang berbicara dengan Allah yang Maha Besar, tetapi dengan seorang manusia. Ini adalah makna doa syafaat yang menurut wahyu Allah. Doa syafaat ini selalu intim, misterius dan secara tersirat.

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, Pelajaran Hayat Kejadian, Bab 51, Witness Lee.


Fitur komentar ditutup.