Artikel

Artikel

Memperhidupkan Kristus Melalui Dijenuhi dengan Firman Hayat-Nya

Posted 26/07/2014 | 12:07

Pembacaan Alkitab: Flp. 1:19‑21; 2:12‑16; Kol. 3:16; Ef. 5:18‑19; 6:17‑18


Menurut ekonomi Allah yang diwahyukan dalam Per­janjian Baru, sasaran kehidupan orang Kristen ialah mem­perhidupkan Kristus. Agar hal ini dapat terwujud, dalam Efesus 3, Paulus berdoa supaya Bapa me­nguatkan kita dengan Roh dalam manusia batiniah kita, agar Kristus dapat berumah di dalam hati kita. Pertama‑tama Kristus tinggal di dalam kita, kemudian Dia hidup di dalam kita, dan selanjutnya Dia menetap, berumah di dalam selu­ruh manusia batiniah kita. Melalui jalan demikian kita dapat memperhidupkan Kristus.

Karena kita tidak mudah memberikan kesempatan ke­pada Tuhan untuk berumah di dalam hati kita, maka Paulus merasa perlu berdoa supaya Bapa menguatkan kita dalam manusia batiniah kita oleh Roh itu, supaya Kristus dapat berumah di dalam hati kita. Ketika kita menerima Tuhan Yesus, Dia masuk ke dalam roh kita, dan kini Dia hidup di dalam roh ini. Pada mulanya, kita bahkan tidak memberikan kebebasan kepada Tuhan untuk hidup di dalam roh kita. Kita hanya mengizinkan Dia ting­gal di situ. Tetapi lambat laun kita memberi‑Nya kesem­patan untuk hidup dalam roh kita. Namun, kita tetap tidak mau memberi‑Nya jalan masuk yang leluasa ke dalam manusia batiniah kita. Itulah sebabnya manusia batiniah kita, roh kita yang dilahirkan kembali perlu dikuatkan. Ke­mudian, Kristus dapat berumah dalam hati kita. Dia tidak hanya tinggal di dalam kita dan hidup di dalam kita, me­lainkan menyebar ke dalam setiap bagian dari manusia ba­tiniah kita dan menetap di situ.

Penting sekali kita memahami bahwa Kristus seharus­nya subyektif bagi kita dalam pengalaman kita. Dia tinggal di dalam kita, Dia hidup di dalam kita, dan Dia ingin beru­mah di dalam kita untuk menetap dalam seluruh manusia batiniah kita. Dalam Galatia 4:19 Paulus berkata, "Hai anak‑anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus terbentuk di dalam kamu" (Tl.). Kristus ter­bentuk di dalam kita berarti Dia tinggal, hidup, menetap dan kemudian meresapi tiap bagian diri kita.

Sebagai orang Kristen, ukuran Kristus yang ada dalam batin kita masing‑masing tidak sama. Ada orang yang memberi Kristus kedudukan yang lebih banyak, ada juga yang memberi‑Nya ruang yang sempit untuk Dia bertum­buh di dalamnya. Tidak diragukan, ukuran Kristus dalam Paulus memang penuh. Ini berarti Kristus telah terbentuk sepenuhnya di dalam dirinya. Dalam Filipi 1:21 Paulus bah­kan dapat mengumumkan, "Bagiku hidup adalah Kristus." Kristus telah tergarap ke dalam Paulus dan telah benar­benar menjadi susunannya. Karena itu, Paulus adalah orang yang seluruhnya tersusun dari Kristus. Itulah sebabnya ia dapat berkata bahwa baginya hidup adalah Kristus.

Ketika Paulus menulis Surat Filipi, ia, telah menjadi orang yang percaya kepada Kristus hampir tiga puluh ta­hun lamanya. Selama tahun‑tahun itu Kristus banyak tergarap ke dalam manusia batiniahnya. Paulus memakan Kristus dan menikmati Dia terus-menerus. Akhirnya, sete­lah ia tersusun dari Kristus, ia menjadi manusia‑Kristus. Selaku manusia yang tersusun dari Kristus, ia dapat ber­saksi, "Bagiku hidup adalah Kristus." Hari ini kita pun seharusnya menjadi penerus kesaksi­an Paulus. Di sini kita sekarang memperhidupkan Kristus, mengalami Kristus menggarapkan diri‑Nya ke dalam kita, hingga pikiran, emosi, dan tekad kita disusun oleh‑Nya.

Seperti apakah seorang yang memperbesar dan memperhidupkan Kristus itu? Filipi 2:15-16 mengatakan, "Supaya kamu tidak beraib dan tidak bernoda, sebagai anak‑anak Allah yang tidak bercela di tengah‑tengah orang yang jahat dan sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil menyatakan fir­man hayat" (Tl.). Bercahaya seperti bintang‑bintang berarti memperbesar Kristus. Menyatakan firman hayat berarti menyajikan firman itu kepada orang, melayankan kepada orang, bahkan menerapkannya kepada orang. Ini adalah melayan­kan Kristus kepada orang lain, atau menyajikan Kristus kepada orang lain. Apakah yang Anda layankan kepada keluarga, kerabat, tetangga, teman kuliah, sahabat, atau teman sekelas Anda? Apakah yang Anda sajikan kepada mereka? Jawaban Anda seharusnya: Aku melayankan, menyajikan, dan menerapkan Kristus kepada mereka dalam situasi mereka. Inilah artinya menyatakan firman hayat. Firman hayat sebenarnya adalah ekspresi Kristus yang hidup. Bercahaya seperti bintang‑bintang ber­arti memperbesar Kristus, dan menyatakan firman hidup berarti memperhidupkan Kristus.

Sejak kita di­lahirkan, kita sudah berangsur‑angsur disusun oleh kebu­dayaan. Kebudayaan telah terinfus ke dalam kita melalui keluarga dan masyarakat kita. Akhirnya, kebudayaan yang terinfus ke dalam kita menjadi susunan kita. Dengan otomatis kita hidup menurut kebudayaan yang telah tersusun ke dalam kita. Kita juga memperhidupkan apa yang telah terinfus ke dalam kita. Anak‑anak hidup menurut apa yang telah diinfuskan ke dalam mereka oleh orang tua mereka. Sekarang, karena telah diselamatkan, kita tidak seharus­nya memperhidupkan kebudayaan.

Tetapi, bagai­mana kita dapat memperhidupkan Kristus? Untuk memperhidupkan Kristus pertama‑tama kita harus menerima firman hayat ke dalam diri kita, disusun olehnya, dan menjenuhi kita. Fir­man yang menjenuhi kita akan berangsur‑angsur menggantikan kebudayaan yang telah terinfus ke dalam kita. Semakin kita terinfus dengan firman, kita akan semakin ditransfor­masi. Dengan spontan pikiran, kasih, keinginan, dan perca­kapan kita akan menjadi Kristus. Akhirnya kita tidak memperhidupkan kebudayaan, melainkan memperhidupkan Kristus. Satu‑satunya cara untuk memperhidupkan Kristus ialah dijenuhi dengan firman hayat‑Nya. Firman hayat yang terinfus ke dalam kita akan mengikis bersih segala unsur kebudayaan dan menjadi susunan baru dalam manusia batiniah kita. Dengan demikianlah kita akan memperhidupkan Kristus.

Mengenai hal‑hal yang menjadi keperluan kehidupan, yang penting bukan mengerti, tetapi menerima. Kita mung­kin tidak banyak mengerti tentang air yang kita minum dan tentang makanan yang kita makan, tetapi bagaimana­ pun kita perlu minum dan makan. Melalui makan dan minum, kita akan menerima apa yang kita perlukan untuk mempertahankan hidup. Demikian pula, kita perlu mene­rima firman ke dalam kita melalui memakannya. Ya, kita memang dapat memakan firman dengan membacanya se­cara tepat. Lagi pula, dari pengalaman kita mengetahui bahwa kita dapat menerima firman sebagai makanan melalui mendoabacakannya. Tetapi sekarang kita harus maju ke depan dan mengetahui tidak ada jalan yang lebih baik untuk menerima firman itu daripada menyanyikan firman. Semakin kita menyanyikan dan memazmurkan firman Allah, firman itu akan semakin meresap ke dalam lubuk diri kita dan menjenuhi kita. Bila kita mau menggunakan sedikit waktu saja untuk menyanyikan firman, kita akan merasa diri kita dipenuhi dan dijenuhi oleh firman dari da­lam. Dengan demikian, kita akan memperhidupkan Kristus dengan spontan.

Ketika unsur Kristus telah terinfus ke dalam kita melalui kita menyanyikan dan memazmurkan firman, kita akan dengan spontan dan otomatis memperhidupkan Kristus. Adakalanya kita mungkin membaca firman tanpa unsur Kristus yang terinfus ke dalam kita. Tetapi ketika kita me­nyanyikan dan memazmurkan firman, kita akan dijenuhi dengan unsur ilahi yang terkandung dalam firman dan yang disampaikan kepada kita melalui firman. Semakin kita menyanyikan dan memazmurkan firman, kita akan memberikan kesempatan kepada firman untuk lebih banyak menghuni kita, membenam kita, dan menjenuhi kita de­ngan unsur ilahi. Kemudian, kita akan tersusun dengan unsur Kristus. Dengan otomatis kita akan menjadi apa yang kita makan, serta menyatakan apa yang telah kita serap. Inilah jalan kita memperhidupkan Kristus.