Artikel

Artikel

Pemaduan Berdoa dengan Menyanyi

Posted 18/03/2013 | 12:03

Setelah seseorang percaya Tuhan, ia perlu belajar menyanyi. Dalam Alkitab ada nubuat, sejarah, doktrin, ajaran, dan perintah. Dalam Alkitab juga ada nyanyian (kidung). Nyanyian merupakan pengutaraan yang paling lembut dan halus dari perasaan manusia. Bahkan perasaan manusia berdoa di hadirat Allah pun tidak sehalus dan selembut menyanyi di hadirat Allah. Allah menghendaki kita semua memiliki perasaan yang halus dan lembut, karena itulah di dalam Alkitab Allah memberi kita bermacam-macam nyanyian, bahkan banyak nyanyian. Bukan hanya Mazmur, Kidung Agung, Ratapan, malahan kadang-kadang di tengah-tengah sejarah dan perintah, diselingi beberapa nyanyian (Kel. 15:1-18; Ul. 32:1-43). Di dalam Surat-surat Kiriman Paulus yang mengandung begitu banyak doktrin, juga disisipi nyanyian-nyanyian (Rm. 11:33-36; 1 Tim. 3:16 dan lain-lain). Kesemuanya itu memperlihatkan kepada kita bahwa Allah menghendaki umat-Nya mempunyai perasaan yang halus dan lembut.

Allah menghendaki kita menyanyi di saat mengalami kesusahan, memuji di tengah-tengah penderitaan, memuja nama Allah, karena semua itu adalah pertanda adanya perasaan yang halus. Allah ingin membimbing anak-anak-Nya menempuh jalan yang semakin lama semakin lunak, halus, dan lembut, semakin seperti nyanyian.

Sebuah nyanyian harus tepat dalam kebenaran, mempunyai konstruksi nyanyian, dan bisa membuat penyanyinya menjamah realitas rohani, menjamah apa yang terkandung di dalam syair-syairnya. Nyanyian dapat kita nyanyikan ke tiga arah yang berbeda. (a) Diarahkan kepada Allah:  Ini merupakan bagian nyanyian yang paling utama. Yang terkenal di antaranya adalah Mazmur 51, yang merupakan doa yang ditujukan kepada Allah. Semua nyanyian puji-pujian, nyanyian ucapan syukur, nyanyian doa ditujukan kepada Allah. (b) Diarahkan kepada Manusia: Contohnya Mazmur 37 dan 133. Nyanyian jenis ini adakalanya memberikan doktrin, adakalanya mendorong orang datang kepada Allah. Semua nyanyian Injil, nyanyian anjuran, mengarah kepada manusia. (c) Diarahkan kepada Diri Sendiri: Mazmur 103 dan 121 adalah contoh yang baik sekali. Nyanyian macam ini merupakan persekutuan antara aku dengan jiwaku, perundingan antara aku dengan hatiku, pembicaraan antara aku dengan diriku. Setiap orang yang mengenal Allah, sudah tentu belajar bersekutu dengan hatinya sendiri. Aku menyanyi kepada diriku, aku berseru pada diriku, aku memanggil diriku, aku menggugah diriku. Nyanyian seperti ini, pada akhirnya selalu menggiring orang ke hadapan Allah. Orang bersekutu dengan hatinya sendiri, akhirnya selalu berubah menjadi persekutuan dengan Allah.

Nyanyian orang Kristen membuat kita memiliki perasaan rohani yang halus. Bila kita bisa dengan perasaan yang lembut menghampiri Allah, niscaya kita dapat lebih akrab bersekutu dengan Allah. Kita tahu bahwa pujian di surga lebih banyak daripada doa di bumi. Berdoa itu akan berlalu, namun di alam abadi akan penuh puji-pujian.

Sumber: Yayasan Perpustakaan Injil, Menyanyi, Watchman Nee.
 


Fitur komentar ditutup.