Artikel

Artikel

Rahasia Kecukupan dalam Kristus

Posted 07/06/2014 | 12:06

Pembacaan Alkitab: Flp. 4:10‑13


Dalam Filipi pasal 1, Kristus adalah kehidupan yang kita perhidupkan; dalam pasal 2, Kristus adalah teladan yang kita ikuti; dan dalam pasal 3, Kristus adalah sasaran dan pahala yang kita tun­tut. Sekarang, dalam pasal 4, Kristus adalah rahasia dan kekuatan yang kita nikmati. Dalam melakukan banyak perkara, pertama‑tama kita harus mengetahui rahasianya, dan juga harus ada kekuatan, tenaga, energi untuk melak­sanakannya.

Dalam mengajar orang melakukan suatu perkara, sekalipun perkara yang sepele, pertama‑tama kita harus mengajarkan rahasianya. Misalnya, kita mengajarkan cara  memanggang daging kepada seseorang. Kalau orang itu tidak belajar dulu rahasia memanggang daging, ia akan merusak daging itu; satu sisi terbakar hangus, dan sisi lainnya ma­sih mentah. Demikian pula, mungkin kita sering memperbincangkan Surat Filipi, tetapi tidak mengetahui rahasia untuk mengalami Kristus. Ibaratnya, karena kita tidak mempunyai kunci, maka kita tidak dapat membuka pintu pengalaman akan Kristus. Dalam Filipi pasal 4 kita mempunyai raha­sia dan kekuatan. Di satu aspek, Paulus berkata, "Aku te­lah belajar rahasianya." (ayat 12 Tl.); di aspek lain, ia berkata, "Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (ayat 13).

Dalam Filipi 4:11 Paulus berkata, "Kukatakan ini bukan­lah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukup­kan diri dalam segala keadaan." Ungkapan "mencukupkan diri" menunjukkan bahwa Paulus telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Dalam ayat 12 Paulus melanjutkan, "Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam se­tiap keadaan dan dalam segala hal, aku telah belajar rahasianya; baik dalam keadaan kenyang, maupun dalam ke­adaan lapar, baik dalam keadaan berkelimpahan maupun dalam keadaan berkekurangan" (Tl.). Setelah Paulus ber­tobat kepada Kristus, di suatu aspek, ia dibawa masuk ke dalam hidup gereja. Ini berarti ia telah belajar rahasia un­tuk menikmati Kristus, bagaimana mengambil Kristus se­bagai hayat, bagaimana memperhidupkan Kristus, bagaimana memperbesar Kristus, bagaimana mendapatkan Kristus, dan bagaimana menempuh hidup gereja. Hal‑hal itu adalah prinsip‑prinsip dasar hidup gereja.

Berdasarkan Filipi 4:10‑13 Paulus menerapkan rahasia yang telah ia pelajari ke dalam lingkungannya di dalam penjara. Sebagai tawanan di Roma, ia berjauhan dengan kaum ber­iman dan gereja yang telah ia dirikan lewat ministrinya. Tidak dapat disangsikan lagi, selama pemenjaraannya, ia menderita baik secara jasmani maupun jiwani. Ia sangat membutuhkan suplai materi. Sungguh tidak mudah bagi­nya berada di penjara dalam keadaan sedemikian.

Menurut catatan Perjanjian Baru, ketika Paulus ber­pergian ke Eropa demi penunaian ministrinya, gereja di Filipilah yang satu‑satunya memperhatikan kebutuhan ma­teri Paulus. Dalam 4:15 ia berkata, "Kamu sendiri tahu juga, hai orang‑orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, selain kamu tidak ada satu jemaat pun yang mendukung aku dalam pemberian dan penerimaan." Kata "hal" di sini dalam bahasa aslinya mengacu kepada "rekening"; ini me­nunjukkan bahwa pemberian materi dari kaum beriman Filipi kepada rasul membukakan suatu rekening antara mereka dengan rasul. Kaum ber­iman Filipi berkali‑kali mengirimkan "deposito" ke dalam rekening ini. Dalam ayat 16 Paulus mengingatkan mereka, "Karena di Tesalonika pun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku." Dalam ayat 17 Paulus sekali lagi menunjukkan rekening yang dibuka kaum beriman dengannya. "Tetapi bukan pemberian itu yang kucari, me­lainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu."

Ketika Paulus berada dalam penjara, ia mempunyai kebutuhan jasmani tertentu. Karena Paulus masih sebagai manusia, ia mengharapkan orang‑orang Filipi mengingatnya. Tetapi suplai mereka terhenti untuk sejang­ka waktu. Ini tersirat dalam perkataan Paulus dalam ayat 10:"Aku sangat bersukacita dalam Tuhan bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesem­patan bagimu." Istilah "bertumbuh kembali" dalam ba­hasa aslinya berarti "bertunas dan berbunga". Untuk se­jangka waktu pikiran atau perhatian orang Filipi terhadap Paulus memang telah terhenti, bahkan mungkin menjadi layu. Tetapi ketika Paulus menulis ayat ini, musim dingin telah lewat, dan musim semi telah tiba. Dia kini dapat ber­kata bahwa pikiran mereka terhadapnya berbunga kembali. Paulus sangat baik dalam mengatakan, "Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu."

Terhentinya untuk sementara suplai materi dari orang-­orang Filipi adalah kuasa pengaturan Allah. Tidak adanya suplai ketika itu bagi Paulus merupakan saat‑saat ujian, yaitu saat‑saat ia mengalami kekurangan. Ketika Epafroditus, datang dengan suplai, sudah pasti sejumlah de­posito yang besar telah masuk ke dalam rekening surgawi, dan itulah saat‑saat Paulus menikmati kelimpahan. Karena itu, dalam ayat 12 ia dapat berkata, "Aku tahu apa itu ke­kurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan." Ia tahu ba­gaimana mengalami kemiskinan dan berada dalam keadaan rendah, dan ia pun tahu bagaimana hidup dengan berke­limpahan. Paulus tahu bahwa keadaannya dapat segera berubah lagi, maka ia berkata bahwa ia tidak saja tahu apa itu berkekurangan dan apa itu berkelimpahan, tetapi juga tahu apa itu berkelimpahan dan kembali berkekurangan lagi.

Keadaan sekitar kita selalu diatur oleh kedaulatan Allah. Adakalanya pengaturan kedaulatan­-Nya menaruh kita dalam, situasi rendah, dan adakalanya Ia menaruh kita dalam keadaan yang cukup baik. Paulus pa­ham, sekalipun suplai telah datang dari gereja di Filipi, ke­adaan sekitarnya tetap berada dalam tangan Allah. Dalam pengaturan kedaulatan Allah, gereja di Filipi sampai kini belum juga mengirimkan suplai. Boleh jadi mereka berniat mengirimkan pemberian kepadanya, tetapi ketika Epafroditus ingin datang baru mereka beroleh kesempatan. Ketika ke­sempatan itu tiba, maka kaum beriman Filipi mengutus orang membawakan kiriman itu kepada Paulus. Suplai itu membawanya keluar dari keadaan rendah, kekurangan, dan kehinaan, serta meletakkannya di puncak. Namun, ia tidak mengetahui hal tersebut dapat bertahan berapa lama. Te­tapi ia yakin bahwa ia tahu apa itu kekurangan dan apa itu kelimpahan, bagaimana dalam keadaan berkelimpahan dan bagaimana dalam keadaan berkekurangan. Ia telah be­lajar rahasianya; ia telah menyelami prinsip‑prinsip dasar Kristus dan gereja.

Dalam ayat 13 kita temukan satu prinsip dasar yang berkaitan dengan rahasia kecukupan rasul di dalam Kristus: "Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Paulus adalah seorang yang di dalam Kristus (2 Kor. 12:2), dan ia damba ditemukan orang lain di dalam Kristus. Kini ia menyatakan bahwa ia dapat melakukan segala hal di dalam Dia, Kristus yang memberi kekuatan kepadanya. Ini merupakan kata penutup yang al­muhit mengenai pengalamannya akan Kristus. Ketika Tuhan menyinggung kesatuan kita yang organik dengan‑Nya da­lam Yohanes 15:5, Ia berkata, "Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa‑apa." Di sini Paulus mengatakan­nya dari segi positifnya.

Sudahkah Anda nampak rahasia ini? Sudahkah Anda memiliki rahasia ini? Keadaan sekitar kita mungkin ber­ubah. Dalam keadaan tertentu mungkin kita berkelimpah­an, dan dalam keadaan lain mungkin kita berkekurangan. Tetapi entah kita berkelimpahan atau berkekurangan, ke­nikmatan akan Tuhan adalah sama. Boleh jadi Paulus menik­mati Kristus lebih banyak pada saat ia dalam berkekurang­an daripada saat ia berkelimpahan. Mungkin ia menikmati Kristus lebih banyak ketika ia miskin daripada ketika ia kaya.

Jika kita telah belajar rahasia itu, kita akan menge­tahui bagaimana mengatasi kekhawatiran. Bila Anda dalam keadaan miskin, tidak perlu Anda merasa khawatir atau cemas. Tuhan tetap dekat, Dia akan memperhatikan Anda. Pada dasarnya, kita memang suka khawatir dan resah; baik orang kaya maupun orang miskin, sama saja. Orang-­orang yang miskin memiliki kekhawatirannya sendiri, orang-­orang yang kaya juga memiliki kekhawatirannya sendiri. Hanya orang‑orang yang dalam pengalaman benar‑benar di dalam Kristus dan yang secara batiniah diperkuat oleh‑Nya barulah tidak perlu khawatir atau resah.

Menurut pengaturan kedaulatan Tuhan, kita perlu naik atau turun, agar kita dapat mengalami Kristus. Kita patut berte­rima kasih kepada Tuhan karena lembah yang melaluinya Ia memimpin kita. Tetapi bersama lembah‑lembah itu ada pula bukit‑bukit. Kehidupan kristiani bukanlah dataran yang luas, melainkan tanah yang berbukit‑bukit dan berlembah-lembah. Melalui bukit‑bukit dan lembah‑lembah inilah kita mengalami Kristus.